Bidikutama.com – DKI Jakarta sebagai Ibukota Indonesia memiliki daya tarik begitu besar bagi masyarakat. Hal itu karena, terdapat peluang dan kesempatan dari berbagai aspek. Kondisi tersebut menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi. (19/4)
Melansir data dari World Population Review, jumlah penduduk di DKI Jakarta pada tahun 2023 diestimasikan mencapai 11,24 juta jiwa.1 Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2022 jumlah penduduk DKI Jakarta mencapai 10,67 juta jiwa. Permasalahan tersebut menyebabkan Pemerintah memproyeksikan relokasi ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur yang akan diberi nama sebagai Nusantara.
Relokasi ibukota ini akan melepas status Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Artinya, Jakarta akan beralih menjadi pusat ekonomi dan bisnis karena memegang peran penting dalam pembangunan bisnis dan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dengan Jakarta sebagai pusat dan kawasan keuangan seperti Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, perusahaan asuransi, serta perusahaan swasta hingga multinasional.
Berdasarkan data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), jumlah pusat perbelanjaan di Jakarta per 16 Januari 2023 mencapai 96 buah. Jumlah tersebut diantaranya terdiri dari 76 mall dan 20 pusat perdagangan. Bahkan, Jakarta menyumbang 16-17% terhadap perekonomian nasional.
Selain itu, Jakarta mencatatkan total realisasi investasi, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp143 triliun sepanjang 2022, tumbuh 38,4 persen dibandingkan capaian di tahun 2021. Adapun sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi merupakan sektor dengan realisasi investasi PMDN dan PMA terbesar yaitu sebesar Rp38,1 triliun, disusul oleh sektor jasa lainnya dengan total Rp24,6 triliun serta sektor perumahan, industri, dan perkantoran sebesar Rp20.6 triliun.
Dengan pemindahan ibukota, nantinya dapat menyebabkan kegiatan ekonomi di Jakarta terhambat. Permasalahan ini memerlukan upaya dari pembuat kebijakan serta pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi peluang dan mendorong inovasi di sektor potensial Jakarta.
Berkaca pada Tokyo, terdapat banyak gedung perusahaan yang memiliki ketahanan gempa serta sistem listrik darurat untuk memastikan bisnis dapat terus beroperasi saat terjadi bencana. Bahkan, gedung difasilitasi dengan Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE). Selain itu, Tokyo memiliki jaringan transportasi yang sangat memadai, dengan terdapat jaringan kereta api sebanyak 13 jalur kereta bawah tanah.
Meningkatkan aksesibilitas di kota bisnis sangat penting untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, menarik investor, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk secara keseluruhan. Aksesibilitas mengacu kepada kemudahan bagi orang atau barang dalam melakukan mobilisasi atau perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam bidang transportasi, Jakarta dapat dikatakan memiliki akses transportasi yang baik. Hal ini terbukti pada tahun 2021 Jakarta pernah mendapatkan penghargaan Sustainable Transport Award (STA) atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus dikembangkan.
Sebagai upaya meningkatkan akses transportasi umum, pemerintah perlu memperhatikan aspek seperti menyediakan ruang publik yang aman. Artinya, pemerintah harus memastikan bahwa ruang publik, trotoar, dan jalan untuk mengakses transportasi umum dapat diakses oleh masyarakat. Bukan hanya transportasi umum dalam kota, keberadaan bandara dan pelabuhan juga sangat penting untuk memfasilitasi perdagangan internasional.
Dengan terjaminnya konektivitas dari pusat kota ke luar negeri akan semakin menarik perhatian perusahaan multinasional untuk mendirikan bisnis di Jakarta. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan daerah dan negara serta menciptakan reputasi yang baik bagi Jakarta.
Strategi untuk mendorong potensi ekonomi dan bisnis di Jakarta harus didukung dengan adanya lingkungan bisnis yang ramah. Hal tersebut merupakan aspek penting dalam bisnis karena membantu membangun kepercayaan dan loyalitas di antara para pemangku kepentingan dan dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
Pemerintah memiliki peran yang krusial dalam mewujudkan lingkungan bisnis yang ramah. Pemerintah harus membuat regulasi kebijakan dan peraturan yang jelas, konsisten, dan mudah dipahami. Regulasi ini menyangkut perizinan, pemantauan, dan pengawasan bagi dunia bisnis.
Pemerintah juga harus menyediakan layanan publik yang transparan, efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, pemerintah bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan terkait perpajakan yang insentif dan adil.
Menciptakan keadilan dalam perpajakan dalam dunia usaha merupakan proses yang kompleks dan memerlukan keseimbangan dari banyak faktor. Proses ini juga harus mendukung UMKM dengan memberikan keringanan pajak serta memberikan persyaratan yang lebih sederhana sehingga UMKM dapat bersaing dengan perusahaan besar. Bukan hanya itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa perusahaan multinasional yang beroperasi Jakarta membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
Inovasi dalam perekonomian dan bisnis di Jakarta harus terus dikembangkan karena tren bisnis sifatnya dinamis. Artinya, pelaku bisnis dalam hal ini perlu bersikap adaptif dan fleksibel.
Di sisi lain, pemerintah juga bertugas untuk mendorong inovasi melalui penelitian dan pengembangan yang insentif, pembangunan infrastruktur digital, dan kemitraan dengan universitas atau lembaga perdagangan. Untuk itu, perlu ada pembangunan infrastruktur digital dengan jaringan berkecepatan tinggi dan mendukung pekerjaan jarak jauh, perdagangan dan transaksi secara online dan layanan digital lainnya.
Penting untuk menyadari bahwa pembangunan infrastruktur pasti memiliki tantangan. Dalam rangka mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan kolaborasi antar pemangku kepentingan, perbaikan infrastruktur bersifat berkelanjutan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen serta adanya pelaksanaan yang cermat.
Kemampuan Jakarta untuk mengelola kompleksitas peningkatan infrastruktur tetapi tetap mempertahankan identitas budaya dan sejarahnya yang unik akan sangat penting bagi keberhasilan transformasi menjadi kota bisnis internasional. Dengan memanfaatkan investasi pada fasilitas perkotaan, infrastruktur digital, dan konektivitas, kota Jakarta dapat memposisikan dirinya sebagai kota bisnis global.
Penulis : Clarita Yulyana Putri/Mahasiswa Fakultas Hukum
Editor : Ardhilah/BU