• Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Rabu, 10 Agustus 2022
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
SUBSCRIBE
BidikUtama.com
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
BidikUtama.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Beranda Akademik Opini

Budaya Lebaran dalam Dimensi Pangan

25 Mei. 2020
pada Opini
0
Budaya Lebaran dalam Dimensi Pangan

(Foto: nytimes.com)

107
DILIHAT
Bagikan

Bidikutama.com – Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah/2020. Minal Aidzin Walfaidzin. Seperti kita ketahui dan pada umumnya selain menjadi ajang silaturahmi, Hari Raya Idul Fitri juga memiliki dimensi sosial lain, yakni menjadi tempat dimana meja makan terisi penuh oleh berbagai hidangan pada beberapa rumah tangga. Hidangan tersebut disajikan sebagai bentuk rasa syukur, serta menjadi penghormatan juga bagi beberapa orang lain yang akan datang untuk sekadar silaturahmi.

Sekilas hal tersebut tidaklah janggal, dan memang semestinya begitu. Namun terkadang ada budaya yang biasa tertinggal dalam diri beberapa orang, yaitu membuang makanan yang masih tersisa. Bagi sebagian orang ini hal yang biasa, namun bagi beberapa yang lain ternyata hal ini bisa menyakiti hati mereka.

Menurut laporan New York Times, ada beberapa negara di Benua Afrika yang sudah masuk ke dalam zona rawan pangan, terlebih lagi saat di-lockdown seperti ini. Di Nairobi dan Kenya, orang-orang yang putus asa untuk makan menyerbu pembagian tepung dan minyak goreng secara brutal akibat dari putus asa kurangnya makanan pada mereka. Insiden ini menyebabkan banyak orang luka dan bahkan dua orang tewas.

Di India, ribuan pekerja mengantre setiap dua kali dalam sehari untuk sepotong roti dan sayuran matang agar tidak kelaparan. Bahkan, rumah tangga miskin di seluruh Coloumbia menggantungkan pakaian merah dan bendera dari jendela dan balkon mereka. Hal tersebut dilakukannya sebagai simbol bahwa mereka lapar.

Masalah pangan di dunia memang selalu menjadi masalah serius setiap waktunya. Sebelum ada Coronavirus saja, dalam laporan Organisasi Pertanian dan Pangan Dunia (FAO) sudah ada 135 juta orang kelaparan di dunia. Dan menurut Arif Husain, Chief Economist at the World Programe a United Nations, 265 juta orang diperkirakan bisa terdorong ke ambang kelaparan pada akhir tahun akibat dari Coronavirus.

Kemudian muncul dalam benak sebuah pertanyaan, “Lalu apa hubungannya dengan saya membuang makanan?”. Laporan majalah National Geographic edisi Agustus 2014 mencatat data FAO, sepertiga bahan makanan yang dikonsumsi manusia di seluruh dunia hilang atau terbuang setiap tahun. Angka 1,3 juta metrik ton yang hilang cukup untuk memenuhi pangan tiga miliar orang.

Artinya setiap sedikit saja yang kita buang jika terakumulatif, jumlahnya akan dapat memenuhi 1/3 pangan dunia. Bayangkan saja, saat ada 135 juta orang kelaparan di luar sana, kita justru menyisakan banyak makanan di meja makan kita dan memilih untuk membuangnya. Betapa hal tersebut tidak menyakiti hati mereka?

Bahkan, Paus Fransiskus mengecam budaya membuang makanan di tengah dunia yang kian konsumeristis dan mengatakan mereka yang membuang makanan sama dengan mencuri makanan orang-orang miskin. Lebih tegas lagi, dalam Islam juga diajarkan hal serupa untuk tidak membuang-buang makanan kita, “Sesungguhnya Allah membenci kalian karena 3 hal: “kata-katanya” (berita dusta), menyia-nyiakan harta, dan banyak meminta.” (HR.Bukhari). Karena makanan juga merupakan harta yang Tuhan berikan kepada umat muslim, menyia-nyiakan harta juga berarti membuang makanan.

Namun bukan berarti kita tidak boleh menyajikan makanan dalam jumlah besar saat hari raya, boleh saja. Tapi alangkah baiknya jika ada di antara kita yang masih membuang makanan dalam kondisi layak saat hari raya, sebaiknya kita sama-sama ubah kebiasaan tersebut. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk kita sendiri, sebagai mahkluk individu yang taat pada Tuhan, dan sebagai mahkluk sosial yang peduli terhadap kemanusiaan.

Jika kita tidak mampu menghabiskannya, kita bisa membagikannya dengan tetangga di sekitar kita. Atau lebih baik lagi, jika kita sudah tahu tidak akan habis, seyogianya kita berikan sebagian dari milik kita kepada mereka yang membutuhkan.

Ketua Himagron Untirta 2020, Itmamul Wafa Sidiq.

Penulis : Itmamul Wafa Sidiq (Ketua Himagron Untirta 2020)
Editor : Thoby/BU

Tag: FAOlebaranmahasiswaopiniopini mahasiswaPanganuntirta
KirimBagikanTweetBagikan
Pos Sebelumnya

KBM: Rektorat Keliru soal Ormawa Tidak Mempermasalahkan Besaran Subsidi Pulsa

Pos Selanjutnya

H-7 UAS Daring, Pusdainfo Jamin Kelancaran Akses Spada

BERITA TERKAIT

Pacaran dalam Jaringan: Aneh Tapi Nyata

Pacaran dalam Jaringan: Aneh Tapi Nyata

2 Agu. 2022
21
Mau Ikut Program Kampus Merdeka? Simak Pengalaman Mahasiswa Ini

Mau Ikut Program Kampus Merdeka? Simak Pengalaman Mahasiswa Ini

14 Jul. 2022
107
Pos Selanjutnya
Kepala Pusdainfo Jawab Permintaan Mahasiswa Soal Upgrade Server Spada

H-7 UAS Daring, Pusdainfo Jamin Kelancaran Akses Spada

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

Gelar Halal Bihalal Hybrid, Rektor Untirta Berikan Sambutan

Gelar Halal Bihalal Hybrid, Rektor Untirta Berikan Sambutan

17 Mei. 2021
170
Plt Gurbenur Banten : “Untirta Harus Segera Pindah Ketempat Yang Lebih Besar Lagi”

Plt Gurbenur Banten : “Untirta Harus Segera Pindah Ketempat Yang Lebih Besar Lagi”

1 Okt. 2014
93

Berita Populer

Himaguseda Ajak Pemuda dalam Pengabdian di Kampung Wangun

Himaguseda Ajak Pemuda dalam Pengabdian di Kampung Wangun

6 Agu. 2022
132
Tiga Fakultas Untirta Turut Ikut Skema Perkuliahan Kombinasi

Tiga Fakultas Untirta Turut Ikut Skema Perkuliahan Kombinasi

9 Agu. 2022
119
Gunakan 2 Kampus Berbeda untuk PTM, Kaprodi Hukum Beberkan Alasan 

Gunakan 2 Kampus Berbeda untuk PTM, Kaprodi Hukum Beberkan Alasan 

6 Agu. 2022
146
Semester Tujuh FH Dipastikan Tidak Ada Kuliah Tatap Muka

Semester Tujuh FH Dipastikan Tidak Ada Kuliah Tatap Muka

6 Agu. 2022
71
Beri Kontribusi pada Masyarakat, Hima PPKn Gelar Garuda 2022

Beri Kontribusi pada Masyarakat, Hima PPKn Gelar Garuda 2022

6 Agu. 2022
30
Untirta Lepas 192 Mahasiswa PMM Outbond ke Berbagai Daerah

Untirta Lepas 192 Mahasiswa PMM Outbond ke Berbagai Daerah

8 Agu. 2022
30

Komentar Terkini

  • Hamzah pada Ormawa Faperta Pasang Bendera Kuning di Depan Gedung Rektorat
  • Dito pada Problematika Karcis Parkir di Kampus FT Untirta
  • Rian ferdiansyah pada Belasan Camaba Diduga Gugur, Ormawa Pasang Spanduk Protes
  • Engkos koswara pada WR II Konfirmasi Adanya Rencana Pembangunan RS Pendidikan
  • Kampus Terbaik di Medan pada Lagi! Mahasiswa Untirta Kembali Jadi Korban Pelecehan Seksual
rekonnekt.studio rekonnekt.studio rekonnekt.studio
IKLAN

BidikUtama.com

Redaksi Bidik Utama menerima karya berupa cerpen, opini, dan resensi. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan asal instansi/Universitas. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke redaksi@bidikutama.com

Kategori

  • Akademik
  • Berita Mahasiswa
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • Karya Mahasiswa
  • Opini
  • Sosok
  • Suara Kita
  • Sudah Tahukah?
  • Tentang Bidik Utama
  • Usaha Mahasiswa
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Rekonnekt Studio

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Rekonnekt Studio