Bidikutama.com – Hampir 3 Bulan pasca diresmikannya kampus baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Sindangsari. Peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo pada (4/3).
Untirta banyak dikenali oleh masyarakat khususnya di Banten. Faktanya, kampus baru yang didanai oleh Loan Islam Development Bank sejumlah 56,9 juta US dollar dan berdiri 12 gedung bersama dengan additional work pembangunan gedung student centre, ini terlihat begitu megah dan mewah di Jalan Tirtayasa, Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang.
Walaupun saat ini perkuliahan lebih banyak dilaksanakan secara daring akibat masa pandemi Covid-19, rencananya kampus tersebut akan dijadikan sebagai kampus utama perkuliahan mahasiswa S1 diantaranya, mahasiswa Fakultas Hukum (FH), Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) juga akan menjadi pusat birokrasi kampus.
Di tengah megahnya kampus baru, sudah banyak kegiatan-kegiatan baik akademik maupun non akademik dilaksanakan tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan dari mulai pemindahan akses Rektorat, Dekanat, Pusdainfo, perpustakaan, kegiatan wisuda, kegiatan mahasiswa.
Dan yang baru saja berlangsung yakni Festival Hari Buku Nasional (FHBN) dalam rangka memperingati hari buku nasional yang banyak sekali mendatangkan tokoh-tokoh nasional dari mulai penulis, kedinasan dan kepala daerah. Hal ini semakin dikenalnya kampus baru Untirta oleh masyarakat luas.
Dari 12 gedung yang di bangun di kampus baru Untirta Sindangsari ternyata belum terlihat bangunan yang dikhususkan untuk menjadi Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Sudah menjadi kebutuhan disuatu instansi kampus terkait pengembangan prestasi mahasiswa baik akademik, non akademik dan organisasi mahasiswa.
Nyatanya sampai hari ini masih belum terbukti atas pernyataan rektor saat peresmian kampus baru untuk fokus terhadap pengembangan sumber daya manusia yang sejalan dengan fokus program presiden.
Kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan jika pada akhirnya PKM tetap berada di kampus A Pakupatan. Akses yang jauh dengan kampus utama akan menghambat kegiatan mahasiswa secara birokrasi dan kurang terpantaunya segala kegiatan dekanat dan rektorat kampus.
Ini akan menjadi celah birokrat kampus secara tidak langsung akan menghambat aspirasi mahasiswa bahkan berujung pembungkaman suara mahasiswa akibat jarak yang jauh.
Serta fasilitas PKM yang saat ini berada di Kampus A Pakupatan banyak sekali kerusakan mulai dari atap aula PKM A yang berlubang dan bocor ketika hujan, serta kamar mandi yang rusak dan terkadang air mati.
Keadaan ini sangat tidak ideal jika dikaitkan dengan kampus baru yang megah dan mewah tetapi mahasiswa terhambat dalam pengembangan prestasi juga sulit memberikan aspirasi kepada birokrat kampus.
Penulis : Yoga Rhomana Mahasiswa Teknik Metalurgi 2017
Editor : Rara/BU
Panjang umur perjuangan!