• Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kamis, 12 Juni 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
SUBSCRIBE
BidikUtama.com
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
BidikUtama.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Beranda Akademik Opini

Maraknya Kekerasan dalam Dunia Pendidikan Indonesia

3 Apr. 2020
pada Opini
0
Maraknya Kekerasan dalam Dunia Pendidikan Indonesia

Ilustrasi kekerasan. (Foto: lindungianak.com)

894
DILIHAT
Bagikan

Bidikutama.com – Dewasa ini sering kita dengar banyak kasus tindak kekerasan yang terjadi di dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh beberapa oknum guru dan siswa, yang mana hal tersebut bisa mencederai citra pendidikan sendiri. Tindakan kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang kita semua inginkan karena seharusnya dunia pendidikan diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat secara edukatif.

Namun pada kenyataannya saat ini marak sekali kita dengar banyaknya kasus yang terekspos ke media tentang kekerasan dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh oknum guru kepada siswa maupun oleh oknum siswa kepada guru. Di tengah-tengah budaya masyarakat Indonesia saat ini, hukuman yang melibatkan fisik dalam pendidikan di Indonesia dianggap wajar dan tidak menjadi masalah seperti yang sering terjadi dalam sekolah-sekolah kedinasan. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh senior pada para juniornya, dan tak ayal hal itu juga menyebabkan korban jiwa. Kegiatan OSPEK juga sering kali menjadi ajang para senior untuk menunjukan kekuasaannya, ditambah dengan acara bentak-bentakan yang dilakukan kepada para juniornya dengan dalih untuk melatih mental dan menjaga ketertiban selama acara berlangsung. Padahal kekerasan tidak selalu dapat menyelesaikan masalah, justru kekerasan lebih sering menimbulkan masalah baru yang akhirnya menjadi tradisi dari satu angkatan ke angkatan lainnya, dan sering digunakan sebagai ajang balas dendam.

Ada beberapa contoh kasus kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan, seperti yang terjadi pada tahun 2017 di salah satu sekolah yang ada di Kota Rangkasbitung, seorang guru melayangkan penghapus white board kepada salah satu siswanya sambil mengucapkan kata-kata kasar yang seharusnya tidak boleh diucapkan oleh seorang guru, yang mana sosok seorang guru ini adalah sosok yang digugu dan ditiru. Sangat disayangkan ketika hal ini dilakukan oleh seorang guru yang masih berada di lingkungan sekolah tersebut.

Lalu pada tahun 2019 kemarin, terjadi kasus pembunuhan di salah satu SMK di Kota Manado yang dilakukan oleh salah satu siswa terhadap gurunya, dan penyebab pembunuhannya hanya karena siswa tersebut tidak terima ditegur gurunya ketika sedang merokok. Di Jakarta Timur, seorang guru tega memukuli salah satu siswanya yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD), hingga menyebabkan memar di bagian mata kanannya. Di Bekasi, seorang guru memukuli sejumlah siswanya hanya karena mereka tidak memakai ikat pinggang.

Kasus di atas hanya merupakan segelintir kecil dari kasus kekerasan yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal itu mungkin saja terjadi karena kekerasan dalam dunia pendidikan memang sudah ada sejak dulu, namun yang membedakan hanya cara melakukan dan publikasinya saja. Ditambah sistem pendidikan di Indonesia yang cenderung hanya mementingkan aspek kognitif atau pengetahuannya saja, tetapi mengabaikan aspek afektifnya, padahal aspek afektif itu tidak kalah pentingnya dengan aspek kognitif.

Siswa dituntut untuk memiliki nilai yang bagus dalam setiap mata pelajarannya dan mayoritas guru yang mengajar di sekolah tidak memedulikan proses yang dilalui siswanya sehingga membuat banyak siswa untuk melakukan segala cara demi mendapatkan nilai yang bagus di setiap mata pelajarannya. Hal inilah yang kemudian memicu banyaknya kasus kekerasan di dalam dunia pendidikan, karena siswa hanya dituntut untuk mendapatkan nilai yang sempurna tanpa diajarkan bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua, serta bagaimana cara menghormati guru dan teman sebayanya. Padahal seperti yang kita tahu bahwa mereka adalah calon-calon penerus bangsa ini.

Penulis: Opy Trisnawati (Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FKIP Untirta angkatan 2019)
Editor: Rara/BU

Tag: #pendidikanberitaBerita Mahasiswagurukekerasankekerasan pendidikanmahasiswaopiniopini mahasiswaSDsekolahSmaSMP
KirimBagikanTweetBagikan
Pos Sebelumnya

Antisipasi Virus Corona, Untirta Kuliah Daring Sampai Akhir Semester

Pos Selanjutnya

Keajaiban Disney Berlanjut di Onward

BERITA TERKAIT

Ketika Idealisme Tergerus, Mahasiswa Jadi Alat Politik Bayaran

Ketika Idealisme Tergerus, Mahasiswa Jadi Alat Politik Bayaran

8 Jun. 2025
37
Raja Ampat Terancam, Eksploitasi Sumber Daya dan Penantian Keadilan

Raja Ampat Terancam, Eksploitasi Sumber Daya dan Penantian Keadilan

7 Jun. 2025
61
Pos Selanjutnya
Keajaiban Disney Berlanjut di Onward

Keajaiban Disney Berlanjut di Onward

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

Kebijakan Revisi Tempat Tidak Jelas, Kantin FKIP Belum Dapat Beroperasi

Kebijakan Revisi Tempat Tidak Jelas, Kantin FKIP Belum Dapat Beroperasi

4 Jul. 2022
52
Saung Perlawanan Untuk Bela Rakyat

Saung Perlawanan Untuk Bela Rakyat

25 Nov. 2016
15

Berita Populer

Ide Olahan Daging Kurban yang Tahan Lama Untuk Stok Anak Kos

Ide Olahan Daging Kurban yang Tahan Lama Untuk Stok Anak Kos

29 Jun. 2023
205
Raja Ampat Terancam, Eksploitasi Sumber Daya dan Penantian Keadilan

Raja Ampat Terancam, Eksploitasi Sumber Daya dan Penantian Keadilan

7 Jun. 2025
61
Ketika Idealisme Tergerus, Mahasiswa Jadi Alat Politik Bayaran

Ketika Idealisme Tergerus, Mahasiswa Jadi Alat Politik Bayaran

8 Jun. 2025
37
Untirta Umumkan Kalender Akademik TA 2024/2025

Untirta Umumkan Kalender Akademik TA 2024/2025

11 Mei. 2024
6k
Tragedi Kawin

Tragedi Kawin

20 Mei. 2022
1.7k
Dosen Untirta Tak Sengaja Putar Video Tak Senonoh Saat Kelas

Dosen Untirta Tak Sengaja Putar Video Tak Senonoh Saat Kelas

21 Mei. 2025
4.8k

Komentar Terkini

  • Toko Bubuk Minuman pada Kurangi Minuman Manis, Jika Tak Ingin Tua Nanti Menangis
  • rinatha photografer rangkas bitung pada Usai Konferensi Pers, Besok Jawara Datangi Kemendikbud
  • Dwi Arini pada Peran AI dalam Dunia Jurnalistik
  • Abdul kosim pada Meta Luncurkan Fitur Meta AI, Apa Saja Manfaatnya?
  • Arastyo pada KPUM FEB Tetapkan Dua Paslon pada Pemira 2024

BidikUtama.com

Redaksi Bidik Utama menerima karya berupa cerpen, opini, dan resensi. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan asal instansi/Universitas. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke redaksi@bidikutama.com

Kategori

  • Akademik
  • Berita Mahasiswa
  • Cerita Pendek
  • Feature
  • FKIP
  • Hardnews
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • Karya Mahasiswa
  • Opini
  • Puisi
  • Resensi
  • softnews
  • Sosok
  • Suara Kita
  • Sudah Tahukah?
  • Tentang Bidik Utama
  • Usaha Mahasiswa
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. | Awan Studio

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. | Awan Studio