Bidikutama.com – Mungkin, menyatakan cinta kepada seseorang yang kita sukai bisa jadi perkara besar. Alasannya macam-macam, ada yang malu mengungkapkan, gengsi, bahkan takut ditolak.
Saya rasa kalau takut ditolak adalah konsekuensi, kita perlu menyadari resiko kalau kita mengutarakan perasaan.
Hanya saja, malu dan gengsi iniloh yang jadi khazanah percintaan diwarnai oleh kesendirian.
Ada beberapa hal yang perlu dipastikan saat kita hendak mengungkapkan perasaan.
1. Pastikan dia lagi jomblo
Mempertanyakan dia lagi jomblo adalah hal yang mendasar bila hendak memulai suatu hubungan. Jangan karena dia balas WhatsApp kita, nge-like foto kita terus merasa nyaman lantas kita baper dan berharap tanpa memperhatikan dia lagi jomblo atau tidak adalah musibah yang luar biasa.
Siapa tau saat dia bales chat kita karena lagi gabut aja, karena chat dia gak dibales-bales sama pacarnya terus ngechat kita, eh kitanya baper.
Memastikan dia lagi jomblo bisa dengan berbagai cara, kalau berani ya mempertanyakan langsung, “saat ini kamu sedang punya pacar atau sedang dekat sama siapa?” atau kalau tidak berani, ya bisa sewa BIN.
Jangan sampai sudah ditahap PD tingkat dewa dan merasa yakin kalau dia bakal menerima kita eh ada yang bilang atau dia baru ngabarin kalau sudah sama yang lain, kan sakitnya tuh didie yeh, di dada pang jerona.
Dipaksa mengikhlaskan sebelum ada ikatan, dan putus sebelum adanya jadian.
“Sebenernya gue menghargai keberanian untuk mengungkapkan ini, tapi sorry, ada hati yang perlu gua jaga. Kita gak bisa lebih, gua ya nyaman aja kaya gini”.
Udah sering jalan, udah sering telponan eh giliran ngungkapin perasaan digagalkan oleh hal yang paling dasar. Ibarat bangun gedung udah tinggi, eh roboh karena fondasi yang gak kokoh.
2. Pastikan dia beres dengan masa lalunya
Saya rasa memastikan dia beres dengan masa lalunya bagian dari hal penting juga dalam memulai suatu hubungan.
Saya teringat cuitan mas @riyansupyans tentang pentingnya mengetahui masa lalu. “sakit kan, makanya jangan terlalu berharap pada orang yang belum selesai dengan masa lalunya“
PDKT sudah ditahap sayang-sayangan, telponan 3 jam bahkan ngirim pap tanpa diminta eh pas di tembak dia menolak karena trauma, belum move on dan lain sebagainya “kita kaya gini aja ya, aku khawatir ada sesuatu yang pernah aku lalui dengan mantan aku, dilalui lagi saat sama kamu” atau “sorry ya, sosok dia belum tergantikan sioalnya” kan kaya apa ya.
Dan yang perlu dihindari saat kita nembak gebetan yang belum beres dengan masa lalunya adalah dia menerima kita karena kita punya sesuatu yang sama dengan mantannya.
Artinya dia menerima kita bukan karena cinta, karena ada kesamaan aja. Kan lebih parah daripada ditolak. Emang enak jadi boneka, berhubungan tapi cintanya sama orang lain?
Dan kalau sampai jadian, bisa jadi kita selalu dibandingkan dengan mantan mantannya “mantan akumah ulang tahun ngasih ini loh, beliin ini loh” emang enak di banding sama pacar, di bandingin sama orang tua dengan anak tetangga aja gak enak, apalagi sama pacar.
3. Pastikan dia menyukai balik
Terakhir, setelah memastikan jomblo dan masa lalunya beres, pastikan dia menyukai balik.
Terpenting dari semua kepastian, ya pastikan dia juga punya perasaan yang sama, pastikan dia juga ada keinginan untuk memiliki kita.
Kadang gebetan kita tu susah ditebak, pandai banget memang menyembunyikan perasaan aslinya sampai-sampai kita kepedean dan salah kaprah, dikira suka ternyata boro-boro.
Salah satu hal yang membuat bingung saat masa-masa pendekatan adalah adanya tarik ulur.
Ada momen dimana kita anggap dia suka sama kita ada juga momen yang membagongkan.
“dia ni bener bener suka gak si sama gua? Apa hanya sekedar menghargai?” kayak layangan aja tarik ulur, selucu itukah hati untuk dimainkan?
Terlepas memastikan dia menyukai baliknya seperti apa, yang penting kita tahu dia juga ingin memiliki kita.
Jangan sampai dia dekat sama kita karena penasaran aja, gabut atau bahkan karena pelampiasan, beuh gila jangan sampai kaya gitu.
Nanti giliran ditembak jawabanya kaya gini
“nanti ya, gue gak bisa jawab hari ini” dan biasanya kalau jawabanya kaya gini ujung-ujungnya mengecewakan.
Atau penolakan yang paling epic “sorry kamu terlalu baik bagiku, kita teman aja ya” halah tai kucing.
Penulis : Yovi/BU
Editor : Hafidzha/BU