Bidikutama.com – Belakangan ini sedang ramai diperbincangkan ucapan dari salah seorang politisi sekaligus Bakal Calon Presiden (Bacalon) Indonesia periode mendatang, Ganjar Pranowo yang menimbulkan kontroversi karena dianggap telah menghina profesi Master of Ceremony (MC) dan Jurnalis. Indikasi penghinaan tersebut terjadi pada saat pelaksanaan acara “3 Bacapres Bicara Gagasan” yang diadakan oleh salah satu jurnalis kondang, Najwa Shihab, pada Selasa (19/9) minggu lalu. (26/9)
Politisi sekaligus Bacapres tersebut mengatakan bahwa “Sepuluh besar lulusan terbaik itu jadi dosen, iya dong masa jadi MC?,” ucapnya.
Mendengar sindiran dari Bacapres tersebut, Jurnalis tersebut lantas meluruskan profesi yang ia Jalani, Ia mengatakan, profesinya adalah seorang Jurnalis.
“Siapa Mas, MC? Saya Jurnalis bukan MC,” ujar seorang Jurnalis. Lalu Bacapres tersebut kembali merespon “Bukan? jurnalis lah kalau begitu,” katanya.
Hal tersebut tentu melukai perasaan profesi Jurnalis di seluruh mancanegara yang mendengar sindiran tersebut, karena sejatinya jurnalis merupakan bagian dari pilar demokrasi yang menjadi jembatan bagi masyarakat karena mereka membantu masyarakat untuk tetap terinformasi tentang peristiwa-peristiwa penting di dunia, memberikan wawasan tentang isu-isu sosial dan politik, dan mengawasi tindakan pemerintah serta institusi lainnya.
Padahal profesi Jurnalis memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan kebenaran dan kualitas informasi yang disampaikan kepada publik. Tugas utama seorang jurnalis adalah melaporkan peristiwa-peristiwa aktual, menganalisis isu-isu penting, dan menyajikan informasi kepada khalayak melalui berbagai media, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan platform digital.
Kalau kita melihat para pendiri bangsa kita yang pastinya lulusan kampus terbaik dunia, kebanyakan dari mereka adalah seorang jurnalis. Ada beberapa tokoh penting di Indonesia yang pada masa lalu pernah menjadi jurnalis sebelum memasuki dunia politik atau pemerintahan. Berikut beberapa di antaranya:
- Soekarno: Presiden pertama Indonesia atau Bapak Proklamator Kemerdekaan kita. Beliau dikenal sebagai seorang jurnalis sebelum menjadi pemimpin negara. Dia pernah bekerja sebagai editor untuk beberapa surat kabar, seperti “Matahari” dan “Pemandangan.” Bahkan beliau pernah menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred). Dalam tulisan-tulisannya di surat kabar, selain menggunakan nama asli, sejauh yang berhasil diketahui Soekarno menggunakan nama pena; Bima dan Soemini.
- Mohammad Hatta: Bung Hatta adalah Wakil Presiden pertama Indonesia sekaligus Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Sebelum terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, Bung Hatta juga aktif sebagai jurnalis dan penulis di beberapa surat kabar.
- Adam Malik: Siapa yang tidak kenal dengan sosok terkenal H Adam Malik Batubara yang lebih dikenal dengan Adam Malik. Dia merupakan seorang Jurnalis terkenal yang aktif berpolitik (politikus Indonesia ternama) dan menjadi Mentri Luar Negeri di era Presiden Soeharto. Dia juga pernah menjadi Ketua DPR pada tahun 1966 – 1978 . Posisi terbesar ia adalah pada era Presiden Republik Indonesia Soeharto adalah menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia pada tahun 1978 – 1983.
- Sutomo: Sutomo, yang lebih dikenal sebagai Bung Tomo, beliau adalah seorang jurnalis yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia dikenal karena peran pentingnya dalam Pertempuran Surabaya selama Revolusi Nasional Indonesia. Bung Tomo saat muda lebih banyak berkecimpung dalam bidang kewartawanan. Ia pernah menjadi jurnalis lepas untuk harian Soeara Oemoem, harian berbahasa Jawa Ekspres, mingguan Pembela Rakyat, dan majalah Poestaka Timoer.
- Ki Hajar Dewantara: Siapa yang tidak kenal dengan beliau ini? Beliau merupakan bapak pendidikan nasional kita. Ki Hajar Dewantara diketahui pernah menjadi seorang jurnalis. Selain menjadi seorang pendidik yang memainkan peran penting dalam perkembangan pendidikan di Indonesia, Ki Hajar Dewantara juga aktif sebagai jurnalis.
Hal tersebut dibuktikan pada tahun 1912, Ki Hajar Dewantara mendirikan surat kabar yang diberi nama “Midden Java Courant.” Surat kabar ini merupakan salah satu upayanya untuk memajukan pendidikan dan menyuarakan gagasan-gagasan reformasi pendidikan di Indonesia. Melalui tulisan-tulisannya dalam surat kabar tersebut, ia mempromosikan konsep pendidikan yang lebih modern, demokratis, dan inklusif.
Sebagai seorang jurnalis, Ki Hajar Dewantara menggunakan media massa untuk menyebarkan ide-ide pendidikan dan sosialnya, yang pada akhirnya membantu membentuk pandangan masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia.
Itu baru beberapa Pahlawan Bangsa yang diketahui adalah seorang jurnalis juga, masih banyak lagi para pendiri bangsa kita yang menjadi jurnalis. Oleh karena itu profesi Jurnalis bukanlah profesi yang dapat diremehkan karena bukan lagi lulusan 10 besar terbaik yang menjadi seorang Jurnalis, tetapi pahlawan dan pendiri bangsa kita pun adalah seorang Jurnalis.
Penulis : Hariansyah/BU
Editor : Uswa/BU