Bidikutama.com – Media sosial saat ini berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat. Tidak hanya remaja dan dewasa, anak-anak kini sudah banyak yang menggunakan media sosial dan penggunaan sosial media di kalangan peserta didik juga semakin marak, banyak peserta didik yang sudah terampil dalam menggunakan gadget, bahkan tidak jarang di antaranya memiliki akun media sosial. Minggu (6/4)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, lebih dari 67% peserta didik umur 5-24 tahun di Indonesia menggunakan internet untuk media sosial dan angka ini selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti hiburan, memperluas pertemanan, membantu berkomunikasi dan berinteraksi, serta pandangan tidak bermain media sosial dianggap kurang update atau bahkan tidak gaul.
Penggunaan media sosial memiliki banyak dampak positif bagi pendidikan seperti sumber pengetahuan dan informasi yang cepat dan mudah diakses. Namun penggunaan media sosial yang tidak bijak dapat menimbulkan permasalahan, khususnya bagi peserta didik terhadap prestasi belajarnya.
Kecanduan, malas belajar, meniru hal negatif, dan sering mengakses hal-hal di luar dari materi pembelajaran. Hal ini tidak hanya mempengaruhi prestasi belajar peserta didik tetapi juga sikap dan kebiasaannya. Oleh karena itu penting untuk bijak dalam menggunakan media sosial.
Media sosial lebih sering diakses oleh peserta didik karena beberapa faktor. Salah satunya adalah untuk hiburan, banyak peserta didik menggunakan media sosial untuk mengisi waktu luangnya untuk menghibur diri. Selain itu media sosial juga digunakan untuk berinteraksi jarak jauh, berbagi cerita, serta memperluas pertemanan. Sebuah studi dalam Journal of Disaster Recovery and Business Continuity (2020) mengatakan bahwa motif yang mempengaruhi penggunaan media sosial diantarnya, kebutuhan masyarakat untuk bertemu orang baru, untuk berbagi dan mencari informasi, untuk berbagi media, untuk menjaga hubungan, untuk terhubung dengan dunia, untuk menghibur diri, dan untuk berdiskusi.
Proses belajar mengajar dengan metode e-learning akan lebih mudah jika melibatkan media sosial. Selain itu, media sosial juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif (Sidharta. J. 2023). Penggunaan media sosial sama halnya dengan mengombinasikan pembelajaran konvensional dengan digital, di mana integrasi komunikasi yang baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang baru (Sidharta. J. 2023). Sidharta. J. (2023) juga mengatakan bahwa metode belajar dengan menggunakan sosial media sebagai media pembelajaran membuat kegiatan belajar lebih mudah dan tidak membosankan. Peserta didik juga dapat belajar dengan kreatif dan mandiri, sehingga meningkatkan kualitas diri mereka yang pada akhirnya mendukung peningkatan mutu pendidikan.
Media sosial membuat proses belajar jadi lebih praktis, menyenangkan dan tidak membosankan. Peserta didik bisa memanfaatkan sebagai sumber informasi saat mengalami kesulitan dalam belajar. Selain itu, media sosial juga menjadi tempat komunikasi yang efektif antara peserta didik dan guru, bahkan antara orang tua dan guru, untuk berdiskusi tentang pelajaran.
Informasi di media sosial yang selalu diperbarui membuat peserta didik bisa lebih cepat mendapatkan wawasan baru. Tidak hanya itu, mereka juga bisa menganalisis informasi yang diperoleh, sehingga kemampuan berpikir kritis pun semakin terasah.
Media sosial bisa berdampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Jika peserta didik lebih banyak menggunakan hanya untuk hiburan, mereka bisa jadi kecanduan dan sulit lepas dari layar, terutama jika terbiasa bermalas-malasan. Lebih parah lagi, jika media sosial dimanfaatkan untuk hal negatif seperti menyebarkan hoaks, mengakses konten tidak pantas, atau meniru perilaku buruk, hal ini bisa mempengaruhi kebiasaan belajar, sikap, dan lingkungan pergaulan mereka. Akibatnya, fokus belajar terganggu dan prestasi pun menurun.
Media sosial memiliki banyak manfaat bagi peserta didik maupun dunia pendidikan, mulai dari tempat belajar, sumber informasi, alat komunikasi, hingga penghubung antara manusia dengan dunia. Namun, menggunakan media sosial yang terus menerus dan tidak bijak dapat membuat peserta didik menjadi malas dalam belajar.
Oleh karena itu, penting peran guru dan orang tua untuk mendampingi dan memonitoring peserta didik dalam menggunakan media sosial. Selain itu, penting menggunakan media sosial dengan bijak, dengan memanfaatkan media sosial untuk kegiatan yang positif. Dengan penggunaan yang bijak media sosial dapat membuat peserta didik lebih cerdas dan berwawasan luas.
Penulis : Najwa Kaila Silfany/Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika
Editor : Raffa/BU