• Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Selasa, 19 Januari 2021
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
SUBSCRIBE
BidikUtama.com
25°c
Kota Serang
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
BidikUtama.com
BerandaAkademikOpini

Peran Pendidikan dalam Menghindari Pergaulan Bebas

olehRedaksi Bidik Utama
19 Apr. 2020
padaOpini
0
Peran Pendidikan dalam Menghindari Pergaulan Bebas

Ilustrasi penolakan terhadap pergaulan bebas. (Foto: sumberpengertian.id)

328
DILIHAT
Bagikan
IKLAN

Bidikutama.com – Generasi muda seharusnya menjadi generasi harapan bangsa. Akan tetapi faktanya, generasi muda di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini. Bangsa Indonesia membutuhkan generasi muda yang cerdas, berkarakter, serta memiliki ambisi yang kuat dalam memajukan bangsa dan mempertahankan kedaulatan negaranya.

Generasi muda merupakan generasi yang mudah terpengaruh akan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Dimana, generasi muda seharusnya mulai belajar memikul tanggung jawab dan mampu berpikir serta bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Namun, generasi muda saat ini kurang sadar akan dirinya sendiri, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan generasi muda yang lebih senang untuk berpergian dengan cuma-cuma daripada berpergian untuk tujuan yang jelas, seperti lebih senang pergi ke mal untuk berbelanja daripada pergi untuk belajar, lebih senang pergi ke tempat bioskop daripada ke museum-museum sejarah. Dari perilaku tersebut, membuat generasi muda lebih senang berperilaku bebas yang semakin tidak terkontrol tingkah lakunya, tidak terarah, dan sulit untuk dikendalikan. Terkadang dari tempat bioskop tersebutlah generasi muda menonton film-film yang tidak selayaknya ditonton, sehingga menyebabkan generasi muda melakukan pergaulan bebas atau bahkan termotivasi untuk terjun pada dunia seks bebas. Selain itu juga, rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia membuat generasi muda kurang akan ilmu pengetahuan tentang bahayanya melakukan pergaulan bebas.

Jika dilihat dari tinjauan sosiologis, pergaulan bebas ini disebabkan oleh tidak berjalan baiknya peranan dan hubungan antara keluarga, sosial, maupun lembaga pendidikan terhadap seorang individu. Sehingga hal ini membuat seorang individu melakukan pergaulan bebas seperti meminum minuman keras, berjudi, mengonsumsi atau mengedarkan narkoba, tawuran, kebut-kebutan di jalan, atau bahkan melakukan hubungan seks bebas. Menurut saya, hal ini terjadi karena ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan pergaulan bebas. Di antaranya yakni rasa ingin tahu yang tinggi, rasa ingin mencoba dan merasakan, banyak mengalami tekanan dalam hidup, kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air, kurangnya ilmu agama sebagai pedoman hidupnya, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, kurangnya ilmu pengetahuan, serta tidak adanya media penyaluran bakat dan hobinya. Faktor-faktor itulah yang membuat generasi muda melakukan pergaulan bebas.

Gunarsa mengatakan, “Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi.” Saya pribadi memandang, pergaulan bebas ini merupakan bentuk pemberontakan seorang individu yang memiliki suatu permasalahan dalam hidupnya agar dapat menarik perhatian banyak orang. Namun hal ini merupakan cara yang salah dan tidak pantas untuk dilakukan. Oleh karena itu, untuk menunjang perkembangan yang optimal pada generasi muda dalam menghindari pergaulan bebas yaitu dengan mendapatkan keberhasilan dalam proses pendidikan dan pengasuhan yang didapatkan, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal.

Proses pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan dan memfasilitasi berbagai potensi yang dimiliki manusia. Sedangkan pengasuhan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang tua, pendidik, dan lingkungan terdekat. Pendidikan dan pengasuhan harus diberikan sesuai dengan usia yang dimiliki dan harus sesuai dengan kebutuhannya. Lingkungan yang memberikan pendidikan dan pengasuhan harus memahami betul bagaimana strategi dan metode pembelajaran dan pendekatan yang tepat. Dalam dunia pendidikan, hal yang perlu dikaji secara mendalam adalah pembentukan karakter, karena karakter merupakan karakteristik dari psikologis yang bisa membimbing untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan menghindari dari pergaulan bebas. Hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan karakter yaitu pemahaman yang baik tentang diri dan lingkungan sekitar, pengamatan langsung, nilai dan norma yang ditanamkan harus jelas dan dipahami, memberikan kesempatan untuk mempraktikkan, dan peran orang tua dengan pendidik harus memiliki kerja sama yang baik dalam mendidik serta mengasuh. Jika hal ini dapat berjalan dengan baik, maka generasi muda dapat menghindari dari pergaulan bebas dan tujuan kehidupan generasi muda dapat berjalan dengan sukses. Ini dikarenakan pengawasan dan perhatian orang tua terhadap anak akan berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku anak, dan proses pendidikan yang baik akan membantu anak memiliki kepribadian yang berkarakter.

Permasalahan pergaulan bebas pada generasi muda, juga dapat diatasi melalui tinjauan secara teologis-sosiologis, yang mengupayakan agar permasalahan ini dapat diatasi dengan baik. Penyelesaian masalah ini menggunakan keterlibatan orang tua secara intensif dalam mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak-anaknya. Pendidikan agama memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberi didikan dan disiplin rohani kepada anak-anak, sehingga anak-anak memiliki pegangan yang kuat dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin berkembang. Pendidikan di sekolah yang dapat membentuk karakter siswa tidak cukup melalui kurikulum saja, namun diperlukan perhatian yang besar terhadap pengembangan aspek afektif dan psikomotorik. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam memberi solusi untuk menyelesaikan pergaulan bebas dengan membentuk lembaga-lembaga khusus yang menangani masalah tersebut.

Jika peranan dan hubungan antara keluarga, sosial, dan lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal dapat berjalan dengan baik, maka pergaulan bebas ini dapat dihindari dan generasi muda pun dapat menjalani kehidupan dengan baik. Sehingga, apabila hal ini terjadi, maka cita-cita dan harapan bangsa pun dapat terwujud.

Penulis: Pipi Amelia (Mahasiswi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta Angkatan 2019)
Editor: Thoby/BU

Tag:#pendidikanberitafree sexmahasiswaopiniopini mahasiswaperan pendidikanpergaulan bebasuntirta
IKLAN

BERITA TERKAIT

Indonesia, Mau Sampai Kapan?

Indonesia, Mau Sampai Kapan?

13 Jan. 2021
109
Mereka Juga Punya Harapan

Mereka Juga Punya Harapan

17 Des. 2020
122
Pos Selanjutnya
Penggunaan dan Pemanfaatan Media Blog untuk Meningkatkan Proses Belajar

Penggunaan dan Pemanfaatan Media Blog untuk Meningkatkan Proses Belajar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN

Rekomendasi

Untirta-Universitas Faletehan Jalin Kerja Sama

Untirta-Universitas Faletehan Jalin Kerja Sama

5 bulan yang lalu
212
Tuntutannya Apa! Keputusannya Apa!

Tuntutannya Apa! Keputusannya Apa!

9 bulan yang lalu
203

Berita Populer

Penyesuaian UKT 50% dan Yatim Piatu Dibuka, Cek Syaratnya

Penyesuaian UKT 50% dan Yatim Piatu Dibuka, Cek Syaratnya

12 Jan. 2021
805
Akses ke Gedung Rektorat Diperketat, Akankah Ada Penutupan Kampus?

Ingat! Perhatikan Hal Ini Sebelum Daftar Penyesuaian UKT

14 Jan. 2021
326
Rektorat Klaim UKT Yatim dan Yatim Piatu Kembali Normal

Ditanya soal Beasiswa BNI, Rektorat Bilang Begini

13 Jan. 2021
236
RUU PKS Kembali Masuk Prolegnas Prioritas, BEM FH Merespons

RUU PKS Kembali Masuk Prolegnas Prioritas, BEM FH Merespons

16 Jan. 2021
174
Sejumlah Mahasiswa Tak Terdata, LPPM Angkat Bicara

Besok, Ribuan Peserta KKM Akan Dilepas

18 Jan. 2021
160
Jawab Keluhan Calon Peserta KKM Tematik, Begini Kata LPPM

Jangan Lupa, Besok Pembekalan Peserta-DPL KKM

12 Jan. 2021
159

Komentar Terkini

  • - pada KKM Dilaksanakan Online, Begini Reaksi Mahasiswa
  • - pada KKM Dilaksanakan Online, Begini Reaksi Mahasiswa
  • Tukang gali kuburan pada Mahasiswa Diminta Akses Siakad setelah Batas Akhir Input Nilai
  • Anonymus pada LPPM soal KKM Mandiri: Tak Boleh Kerahkan Massa!
  • Redaksi Bidik Utama pada UAS Dilaksanakan 21-31 Desember, Batas Input Nilai 8 Januari
IKLAN
IKLAN

BidikUtama.com

Redaksi Bidik Utama menerima karya berupa cerpen, opini, dan resensi. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan asal instansi/Universitas. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke redaksi@bidikutama.com

Kategori

  • Akademik
  • Berita Mahasiswa
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • Opini
  • Sosok
  • Suara Kita
  • Sudah Tahukah?
  • Tentang Bidik Utama
  • Usaha Mahasiswa
Kota Serang, Indonesia
Selasa, 19 Januari, 2021
Humid
25°c
32c24c
Ming
31c24c
Sen
30c24c
Sel
31c24c
Rab
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Bidik Utama 2013-2020. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Awan Studio

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan

© Bidik Utama 2013-2020. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Awan Studio