• Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Selasa, 9 Agustus 2022
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
SUBSCRIBE
BidikUtama.com
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
BidikUtama.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Beranda Akademik Opini

“Satu Suara untuk Lawan COVID-19”

17 Apr. 2020
pada Opini
6
“Satu Suara untuk Lawan COVID-19”

Ilustrasi Virus Corona (Foto: portonews.com)

852
DILIHAT
Bagikan

Bidikutama.com – COVID-19 yang merupakan kepanjangan dari Corona Virus Disease yang muncul pada 17 November 2019, tepatnya di Kota Wuhan, China, kini menjadi masalah besar yang menghantui banyak negara di dunia dan harus diselesaikan secepatnya. Karena adanya wabah COVID-19 ini membawa dampak buruk terhadap seluruh bidang mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Semakin hari penyebaran virus ini semakin bertambah meskipun berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi wabah yang tengah melanda dunia saat ini. Kasus positif Virus Corona atau COVID-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3). Pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh.

Grafik jumlah kasus positif Virus Corona. (Foto: merdeka.com)

Lalu, solusi apa lagi yang harus ditempuh untuk mengatasi pemasalahan ini? Tentu itu menjadi pertanyaan besar bagi banyak negara di dunia, salah satunya Indonesia.  Saat ini Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan social distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam mengatasi wabah yang tengah melanda dunia saat ini, tetapi langkah ini belum terbukti konkret dalam mengatasi pandemi COVID-19 dan tidak dapat menjamin korban semakin sedikit, sehingga muncullah sebuah pertanyaan besar apakah Indonesia harus melakukan upaya lockdown seperti yang sudah dilakukan oleh berbagai negara di dunia, salah satunya Italia, yang ternyata memang terbukti berhasil mengurangi korban COVID-19 ? Atau mungkinkah lockdown merupakan solusi yang risikonya teramat besar jika dilakukan dan terlalu berlebihan dalam mengatasi masalah ini?

Ilustrasi penyakit tha’un. (Foto: islami.co)

Lockdown memiliki arti yang sama dengan isolasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), isolasi berarti pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk memencilkan manusia dari manusia yang lain. Jika dilihat dari perspektif Islam, sebelumnya sudah pernah ada suatu wabah yang melanda dunia, yakni Tha’un di daerah Amwas dekat Palestina. Wabah ini terjadi pada masa Pemerintahan Umar bin Khattab. Lalu apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab saat itu? Umar memanggil seorang sahabat yang sangat cerdas bernama Amr bin Ash, lalu mereka berdiskusi mengenai wabah yang menyerang bumi Amwas tersebut dan didapatlah dua solusi. Pertama, mengkarantina wilayah Amwas, maksudnya adalah siapapun yang di dalam tidak boleh keluar dan siapapun yang di luar tidak boleh ke dalam, dan yang kedua adalah setiap orang harus berpisah dan tidak boleh ada yang berkumpul. Jelaslah bahwa jika dikaji dari perspektif Islam upaya yang dianjurkan untuk mengatasi suatu wabah yang menimpa salah satu negeri adalah dengan cara melakukan lockdown.

Kutipan Amru bin Al Ash. (Foto: 1cak.com)

Yang menjadi pertanyaan besar adalah, akankah Indonesia mampu jika upaya ini dilakukan untuk mengatasi wabah ganas bernama Corona tersebut? Tentu hal ini harus kita pikirkan bersama. Beberapa alasan pemerintah belum memberlakukan upaya lockdown hingga saat ini salah satunya karena di Indonesia banyak sekali yang bekerja mengandalkan upah harian. “Itu menjadi salah satu kepedulian pemerintah, supaya aktivitas ekonomi tetap berjalan,” tutur Wiku di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020). Alasan yang lain jika lockdown dilakukan oleh pemerintah adalah negara belum mampu membiayai kebutuhan rakyat. Sebenarnya konsep lockdown dalam kajian Islam adalah ketika orang-orang tidak berkeliaran terlebih dahulu dan tetap tinggal di rumah masing-masing. Indonesia mampu melakukan isolasi wilayah apabila masyarakat secara keseluruhan sadar serta mau membantu pemerintah dengan melakukan upaya-upaya lain seperti PSBB yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan melakukan isolasi wilayah tanpa harus ada pembiayaan dari negara. (Bersambung)…

Penulis: Silvani Rizki Amalia (Mahasiswi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Angkatan 2019)
Editor: Thoby/BU

Tag: beritacoronacorona virus diseasecovid19Indonesiajoko widodojokowikoronalockdownmahasiswaopiniopini mahasiswapemerintahpsbbsocial distancingtha'untho'unumar bin khattabvirus corona
KirimBagikanTweetBagikan
Pos Sebelumnya

Logika Perppu Corona

Pos Selanjutnya

Maba FT Keluhkan Sulit Dapat Informasi, Imbas BEM FT Belum Regenerasi?

BERITA TERKAIT

Pacaran dalam Jaringan: Aneh Tapi Nyata

Pacaran dalam Jaringan: Aneh Tapi Nyata

2 Agu. 2022
21
Mau Ikut Program Kampus Merdeka? Simak Pengalaman Mahasiswa Ini

Mau Ikut Program Kampus Merdeka? Simak Pengalaman Mahasiswa Ini

14 Jul. 2022
104
Pos Selanjutnya
Maba FT Keluhkan Sulit Dapat Informasi, Imbas BEM FT Belum Regenerasi?

Maba FT Keluhkan Sulit Dapat Informasi, Imbas BEM FT Belum Regenerasi?

Komentar 6

  1. Rina Fitriana says:
    2 tahun yang lalu

    Bersama lawan Corona, dengan tetap #DiRumahAja

    Balas
  2. Res says:
    2 tahun yang lalu

    Keren!!! #dirumahajalawankorona

    Balas
  3. Euistiana says:
    2 tahun yang lalu

    Kerennn mari lawan covid 19 dengan tetap #dirumahAja

    Balas
  4. Fahri Fauzi says:
    2 tahun yang lalu

    Best emang geh teh Pani,walau di paksa suruh baca tapi gak nyesel baca ternyata sangat penting dan menambah pengetahuan juga.bersama kita Lawan Corona /covid-19.#dirumahajah

    Balas
  5. Silvani Rizki amalia says:
    2 tahun yang lalu

    Terima kasih teman-teman

    Balas
  6. Cukai says:
    2 tahun yang lalu

    Konten anda tidak layak dipublikasikan😁

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

Nusron Wahid: UU Ciptaker Berdampak Positif untuk Jangka Panjang

Nusron Wahid: UU Ciptaker Berdampak Positif untuk Jangka Panjang

29 Okt. 2020
344
Inilah Kata Pihak Pengelola Lahan Parkir Baru Untirta

Inilah Kata Pihak Pengelola Lahan Parkir Baru Untirta

11 Feb. 2016
42

Berita Populer

Gunakan 2 Kampus Berbeda untuk PTM, Kaprodi Hukum Beberkan Alasan 

Gunakan 2 Kampus Berbeda untuk PTM, Kaprodi Hukum Beberkan Alasan 

6 Agu. 2022
133
Himaguseda Ajak Pemuda dalam Pengabdian di Kampung Wangun

Himaguseda Ajak Pemuda dalam Pengabdian di Kampung Wangun

6 Agu. 2022
131
Semester Tujuh FH Dipastikan Tidak Ada Kuliah Tatap Muka

Semester Tujuh FH Dipastikan Tidak Ada Kuliah Tatap Muka

6 Agu. 2022
70
Skema Perkuliahan Semester Gasal FH Sudah Rampung

Skema Perkuliahan Semester Gasal FH Sudah Rampung

2 Agu. 2022
115
Beri Kontribusi pada Masyarakat, Hima PPKn Gelar Garuda 2022

Beri Kontribusi pada Masyarakat, Hima PPKn Gelar Garuda 2022

6 Agu. 2022
30
Untirta Siap Hadirkan Dua Prodi Baru

Untirta Siap Hadirkan Dua Prodi Baru

7 Mar. 2019
1k

Komentar Terkini

  • Hamzah pada Ormawa Faperta Pasang Bendera Kuning di Depan Gedung Rektorat
  • Dito pada Problematika Karcis Parkir di Kampus FT Untirta
  • Rian ferdiansyah pada Belasan Camaba Diduga Gugur, Ormawa Pasang Spanduk Protes
  • Engkos koswara pada WR II Konfirmasi Adanya Rencana Pembangunan RS Pendidikan
  • Kampus Terbaik di Medan pada Lagi! Mahasiswa Untirta Kembali Jadi Korban Pelecehan Seksual
rekonnekt.studio rekonnekt.studio rekonnekt.studio
IKLAN

BidikUtama.com

Redaksi Bidik Utama menerima karya berupa cerpen, opini, dan resensi. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan asal instansi/Universitas. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke redaksi@bidikutama.com

Kategori

  • Akademik
  • Berita Mahasiswa
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • Karya Mahasiswa
  • Opini
  • Sosok
  • Suara Kita
  • Sudah Tahukah?
  • Tentang Bidik Utama
  • Usaha Mahasiswa
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Rekonnekt Studio

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Rekonnekt Studio