Bidikutama.com – Minggu ini merupakan minggu kedua di semester ganjil dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Beberapa hari ke belakang, banyak diperbincangkan mengenai keberatan mahasiswa untuk kuliah daring, karena keterbatasan data internet dan jaringan. Namun, setelah sekarang ada solusinya, platform yang akan kita akses, Sarana Pembelajaran Daring (Spada) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), malah sedikit bermasalah.
Sebetulnya, tidak ada perubahan yang signifikan. Hanya saja ada sebuah kebijakan baru, dimana mahasiswa dianggap melakukan presensi di Spada kalau mengunduh materi perkuliahan.
Mungkin, tujuannya agar mahasiswa menjadi lebih produktif dan belajar dengan sungguh-sungguh. Saya rasa itu tujuan yang sangat bagus, hanya saja tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai.
Seharusnya juga, kita bercermin pada semester sebelumnya, yang mana ada dosen yang sengaja memberi keringanan untuk mengirimkan tugas melalui post-el milik pribadinya.
Bahkan, masih banyak yang menggunakan aplikasi Google Meet saat Spada tidak bisa diakses. Saya rasa 2 kasus tersebut sudah cukup untuk dijadikan bahan evaluasi. Apalagi, sekarang ditambah kehadiran mahasiswa baru (maba), yang otomatis membuat pengguna Spada bertambah banyak.
Kondisi di lapangan dan yang saya rasakan adalah kesulitan untuk mengakses. Jangankan untuk mengunduh materi dan mempelajarinya, untuk masuk ke Spada-nya saja susah. Lalu, bagaimana dengan aktivitas yang menjadi bahan presensi?
Saya berharap, semoga ke depannya tidak ada lagi ada hal seperti ini. Mahasiswa tidak absen karena tidak bisa masuk, kemudian mahasiswa tidak bisa mengunduh materi di waktu yang ditentukan. Intinya Spada yang bebas hambatan.
Terlebih lagi, saya rasa yang dirugikan itu bukan hanya mahasiswa, tapi dosen juga. Kalau terlambatnya unggah materi karena demikian, artinya kesulitan akses Spada sangatlah berdampak bagi sivitas akademika.
Terima kasih. Hidup Mahasiswa!
Penulis : Yovi/BU
Editor : Thoby/BU