Bidikutama.com — Tiga mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika (PVTE), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), berhasil menorehkan prestasi dengan masuk dalam jajaran lima inovator terbaik pada ajang Galeri Inovasi Anak Negeri. Rabu (22/10)
Ketiga mahasiswa tersebut, yaitu Aditya Rahman, M. Subhan Aditya, dan Izzal Ihsani, mereka mengusung inovasi berjudul “Sistem Monitoring Pencegahan Bencana Banjir Berbasis IoT”. Inovasi ini merupakan sistem pemantau potensi banjir secara real-time dengan teknologi sensor dan jaringan nirkabel. Ide tersebut muncul dari keprihatinan terhadap kondisi wilayah Kota Cilegon yang kerap terdampak banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya aliran sungai.
Aditya Rahman, salah satu anggota tim, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian yang berhasil diraih setelah melalui proses panjang dan seleksi ketat. Ia menilai bahwa pencapaian ini menjadi bukti kerja keras tim yang dilakukan di tengah padatnya kegiatan akademik.
“Kami tidak menyangka bisa masuk nominasi lima inovator terbaik karena pesertanya cukup banyak,” ujar Aditya.
Ia menjelaskan bahwa proses perancangan ide dilakukan sambil menjalani kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan perkuliahan. Keterbatasan waktu menjadi tantangan utama bagi timnya dalam menyelesaikan inovasi tersebut.
“Kami sempat kesulitan membagi waktu karena kegiatan PLP dan perkuliahan, tapi akhirnya bisa terselesaikan dengan kerja sama tim,” tambahnya.
Selain soal waktu, dukungan dari dosen dan mata kuliah di jurusan PVTE turut memberikan pengaruh besar terhadap ide yang dikembangkan. Menurut Aditya, materi pembelajaran mengenai Internet of Things (IoT) menjadi landasan utama dalam penyusunan konsep alat tersebut.
“Konsep IoT yang kami pelajari sangat membantu hingga bisa dikembangkan menjadi solusi nyata,” jelasnya.
Berbeda dengan Aditya yang lebih banyak terlibat dalam ide dan rancangan sistem, Izzal Ihsani, menceritakan proses teknis pembuatan prototype yang dilakukan dalam waktu singkat. Ia mengaku bahwa tahapan tersebut menjadi salah satu pengalaman paling menantang selama mengikuti kompetisi.
“Kami membuat prototype malam sebelum hari pelaksanaan, tapi syukurnya berjalan lancar saat presentasi,” ujar Izzal.
Meskipun terbatas waktu, Izzal menilai proses tersebut memberikan banyak pelajaran berharga mengenai pengujian alat dan kemampuan memecahkan masalah secara cepat. Ia juga menambahkan bahwa kerja sama tim menjadi kunci keberhasilan dalam menyelesaikan proyek ini.
“Kami berusaha tetap optimis dan saling mendukung, karena yang terpenting bukan hanya hasil, tapi bagaimana kami belajar dari prosesnya,” ungkapnya.
Selain itu, Izzal juga mengajak mahasiswa lain agar berani mengikuti kompetisi dan tidak takut gagal. Menurutnya, keberanian untuk mencoba merupakan langkah awal menuju pengembangan diri dan peningkatan kemampuan berpikir kritis.
“Jangan takut mencoba. Hasil bisa menyusul, yang penting dapat pengalaman,” tutupnya.
Reporter: Tedi, Dinara/BU
Penulis: Nazlah/BU
Editor: Putri Nur/BU










