Bidikutama.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pendidikan Merdeka (Apem) melakukan aksi memperingati Hari Pelajar Internasional, Rabu (17/11) dengan titik aksi Alun-alun kota Serang. Sebanyak 10 tuntutan pun disuarakan, salah satunya terkait Program Kampus Merdeka.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu massa aksi asal Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA-PP) Komisariat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Arief Geofalin.
“Untuk apa aja yang dituntut, mungkin yang pertama itu ada tolak liberalisasi privatisasi dan komersialisasi terhadap pendidikan, wujudkan pendidikan yang demokratis ilmiah dan mengabdi kepada rakyat,
tolak Kampus Merdeka, cabut Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, cabut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hentikan represifitas terhadap gerakan mahasiswa,
kawal Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi nomor 30 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, sahkan rancangan undang-undang penghapusan kekerasan seksual, tolak skema komersialisasi pendidikan, serta tolak skema uang pangkal dan uang kuliah Tunggal,” jelas Arief.
Adapun Arief menyebutkan bahwa aksi ini bertujuan sebagai suatu gerakan massa yang apik dalam melawan rezim yang menindas terhadap pendidikan.
“Intinya saya berharap bahwa hari ini gerakan yang kita bangun untuk melakukan peringatan hari pelajar sedunia menjadi tonggak awal perjuangan gerakan massa di Banten gitu khususnya di Untirta,” lanjutnya.
Selain itu, Presiden Mahasiswa (Presma) Untirta, Attabieq Fahmi, menerangkan bahwa Apem ini melibatkan beberapa organisasi salah satunya Badan EKsekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Untirta.
“Adapun organisasi yang bergabung itu ada BEM KBM Untirta, BEM Fakultas Hukum Untirta, BEM Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta, SAPMA PP Untirta, Sekolah Mahasiswa Progresif (Sempro), Sekolah Gerakan Pemuda Mahasiswa Indonesia (SGMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Untirta, dan Front Aksi Mahasiswi(FAM),” terang Attabieq.
Ia berharap momentum ini dapat menjadi refleksi atas keresahan dan problematika yang ada di ranah pendidikan.
“Serta apa yang menjadi tanggung jawab negara dan hak warga negara bisa dipenuhi,” tutup Presma Untirta.
Reporter : Nabil/BU
Penulis : Resti/BU
Editor : Hafidzha/BU