Bidikutama.com – Tak dapat dipungkiri lagi bahwasannya pandemi Covid-19 sudah sangat lama menyerang negara kita. Tanpa disadari, berbagai anjuran pemerintah yang begitu menekan terhadap semua kalangan masyarakat, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun lansia, justru berdampak pada kemunduran mental.
Dikutip dari Kompasiana, berikut adalah tujuh tanda seseorang mengalami kemunduran mental saat pandemi yang harus diwaspadai oleh Sobat Bidik.
1. Perilaku Regresif
Secara umum, mereka akan mengalami sedikit kemunduran dalam fungsi kita selama masa transisi besar ini. Anak-anak maupun pelajar lebih mudah mengalami kemunduran dalam bersikap dan berperilaku, karena emosi yang berkembang dalam dirinya tidak dapat terkontrol dengan baik.
2. Perubahan Nafsu Makan
Nafsu makan dan tidur seringkali merupakan tanda pertama bahwa segalanya tidak beres. “Nafsu makan anak saya turun drastis, akibat kemalasannya serta kefokusannya dalam bermain gaway,” ungkap salah seorang ibu.
3. Masalah Tidur
Selama tertekan, pola tidur juga dapat berubah. Biasanya masalah ini diakibatkan banyaknya berpikir, sering terbangun di malam hari, atau sering menggunakan gadget untuk bermain. Bahkan, acap kali kita bergadang yang juga dapat menyebabkan kesehatan menurun karena pola tidur yang tidak teratur.
4. Perubahan Suasana Hati
Suasana hati yang terjadi pada mereka bervariasi, seperti ledakan kemarahan, kesedihan, kecemasan, ketidaksabaran, serta kehilangan gairah dalam mengerjakan tugas-tugas. Mereka merasa kesulitan dalam melakukan berbagai hal.
5. Penarikan
Pada umumnya, seseorang yang mengalami kemunduran mental menjadi lebih tertarik menyendiri dan mundur ke kamar mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu sendiri, menikmati kecanggihan teknologi.
6. Keluhan Somatik
Anak-anak dan pelajar mungkin lebih banyak keluhan sakit kepala, sakit perut, dan lebih sedikit energi. Ini alasan nyata, tetapi kemungkinan bukan karena alasan medis, melainkan karena beban pikiran yang mereka miliki.
7. Pemecahan Masalah
Biasanya para pelajar atau mahasiswa mungkin memiiki waktu yang sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan instruksional atau ragu karena mereka dengan cepat teralihkan. Beberapa di antara mereka mungkin mengalami masalah dengan perhatian, konsentrasi, dan pembelajaran baru yang akan berdampak pada pendidikan mereka.
Sehingga, dari berbagai tekanan yang dihadapi, baik anak-anak maupun mahasiswa, di tengah pandemi Covid-19 menyebabkan kerentanan pada kesehatan jiwa dan mental.
Sayangnya, Sobat Bidik, hingga saat ini kesehatan tidak terlalu diperhatikan dan belum menjadi sorotan pemerintah dalam mencegah dampak psikologis dari merebaknya Virus Corona tersebut.
Untuk itu, menjaga kesehatan mental selama pandemi bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga ringan agar tubuh memproduksi hormon endorfin yang dapat meredakan stres, mengurangi rasa khawatir dan memperbaiki mood, mengonsumsi makanan bergizi yang mengandung protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, minerat, dan serat.
Bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh, asupan nutrisi yang cukup juga dapat menjaga kesehatan mental lho, Sobat Bidik.
Kemudian menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok, begadang atau kurang istirahat, dan mengonsumsi minuman beralkohol, karena dapat menggangu kesehatan fisik maupun mental. Lebih bijak dalam memilah informasi, serta menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat.
Penting untuk disadari bahwa Sobat Bidik tidak hanya memperhatikan kesehatan fisik saja, tetapi juga kesehatan mental. Kalau mental terganggu, akhirnya fisik juga tidak dapat berfungsi secara normal.
Untuk itu, mari kita jaga dan pedulikan diri kita agar tetap terjaga kesehatannya, baik kesehatan mental maupun fisik. Karena jika bukan kita yang menjaga, lalu siapa lagi?
Penulis : Umi/MBU
Editor : Thoby/BU