Bidikutama.com – Pesta demokrasi nyatanya tidak hanya dihelat dalam suatu negara saja. Bagi kampus, yang kerap disebut “miniatur negara”, pesta demokrasi merupakan hajat besar yang wajib digelar tiap tahunnya. Di kalangan civitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, hajat ini diberi nama Pemira (Pemilihan Raya). Ini bertujuan untuk mencari pemimpin-pemimpin baru untuk periode selanjutnya.
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui calon-calon pemimpin baru, diantaranya pendaftaran calon, penyerahan berkas, verifikasi berkas, kampanye, debat, sampai pemungutan suara. Tahapan ini dimulai sejak awal Desember sampai pengumpulan suara pada 22 Desember 2015.
Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Untirta dibentuk sebagai lembaga independen yang mengawasi jalannya Pemira. KPUM ini dibentuk di setiap Fakultas dengan tujuan efisiensi dalam pelaksanaan tugas di Fakultas masing-masing. KPUM bertugas untuk mengawal dan mengawasi serta menyukseskan Pemira mulai dari pra, hari pelaksanaan, sampai pasca Pemira.
Kamis (17/11), KPUM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar debat visi dan misi calon Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) periode 2016-2017 yang terdiri dari dua pasang calon untuk Ketua BEM FEB, satu pasang calon untuk HMJ Akuntansi dan HMJ Ekonomi Pembangunan (Himepta), dan dua pasang calon untuk ketua HMJ Manajemen.
Diketahui Aklamasi di HMJ Akuntansi, disebabkan karena musyawarah mahasiswa yang telah diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan akuntansi untuk memilih satu calon yang berkompeten untuk mempimpin di periode selanjutnya, yaitu Wanda Nur Abdullah dengan pasangannya Triananda Wibisono.
Sekali tiga uang dengan HMJ Akuntansi, Himepta juga mengalami aklamasi namun dengan sebab dan alasan yang berbeda. Pada awalnya ada dua pasang calon yang akan bertarung. Namun karena satu dan lain hal, calon lawan mencabut berkas hingga menyisakan calon tunggal yaitu Moch. Rizal Ramadhan dengan pasangan Yudha Dwi Taruna.
Sementara di HMJ Manajemen akan terjadi pertarungan yang sangat sengit di antara pasangan Muhammad Rizwan – Muhammad Yulianto dan Ibnu – Muhammad Tofan. Kedua pasangan ini memiliki keunggulan yang ditawarkan masing-masing pasangan.
Untuk pencalonan ketua BEM FEB sendiri, terdapat dua pasang calon yang akan bertarung. Pasangan nomor satu yaitu Wijaya – Neng Dilah melawan pasangan nomor dua yakni pasangan Arizky – Azzam.
Debat visi misi berjalan teratur dan lancar walau sempat sedikit ada kendala akan terundurnya waktu pelaksanaan acara ini akibat hujan yang diakui sendiri oleh Ketua KPUM FEB. “Kendala sampai sekarang sih cuma tadi sempat hujan aja, jadi sedikit terlambat untuk mulai acara debatnya,” tutur Muhammad Hilmy.
Debat ini bertujuan untuk memaparkan visi dan misi bagi calon-calon yang akan menjabat agar mahasiswa mengetahui visi misi calon yang akan dipilihnya, dan untuk mempengaruhi seluruh mahasiswa FEB agar ikut berpartisipasi penuh dalam penyelenggaraan Pemira nanti.
Animo mahasiswa dalam menyambut Pesta Demokrasi di lingkungan kampus dirasakan dari awal pendaftaran sampai acara debat. Antusiasme sangat besar ditunjukkan oleh banyaknya calon yang mendaftar. Euphoria tidak hanya diberikan oleh calon-calon pasangan saja, tetapi juga oleh mahasiswa yang mendukung pasangan-pasangan tersebut.
Mereka menyebutnya sebagai tim sukses, yang tugasnya mengumpulkan massa dan menyatukan suara untuk pasangan-pasangan yang dipilihnya. Seperti yang dikutip dari calon pasangan Moch. Rizal – Yudha yang menyebut tim kemenangan bagi tim sukses mereka. “Kalo kita sebutnya bukan tim sukses, tapi tim kemenangan. Tugasnya untuk memuluskan rencana kita ke depannya. Baik itu administrasi juga nanti saat Pemira. Tim ini tersusun atas Koordinator Tim Kemenangan, lalu Ketua Angkatan Tim Kemenangan, lalu dibagi lagi kepada penanggung jawab di setiap kelas,” tutup Yudha selaku calon wakil ketua Himepta. (Aulia/BU)