Bidikutama.com – Pada era modern yang dipenuhi oleh teknologi, peran kecerdasan buatan (AI) semakin dominan dalam pengembangan sistem pendidikan. Salah satu bidang yang semakin mendapat sorotan adalah penerapan AI dalam pembelajaran kolektif. Tulisan ini akan membahas peran AI dalam membentuk pendidikan masa depan dengan mempertimbangkan pandangan dua tokoh penting, yaitu John Dewey dan Emile Durkheim, serta mengulas manfaat, tantangan, dan implikasi sosial yang melibatkan teknologi ini. (30/10)
John Dewey, seorang filosof pendidikan terkenal, pernah menyatakan, “Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.” Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang berhubungan erat dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penggunaan AI dalam pembelajaran kolektif, konsep Dewey sangat relevan. AI mampu menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih mendekati kehidupan siswa, memungkinkan kolaborasi, dan pembangunan pengetahuan bersama yang lebih bermakna.
Emile Durkheim, seorang tokoh dalam sosiologi, menekankan bahwa pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk struktur sosial masyarakat. Pendidikan kolektif membantu mengintegrasikan individu ke dalam komunitas dan mengajarkan nilai-nilai bersama. Penggunaan AI dalam pembelajaran kolektif mendukung tujuan ini dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan responsif terhadap beragam latar belakang dan budaya. Dalam kata-kata Durkheim, “Pendidikan adalah alat utama pembentukan sosial.”
Namun, penggunaan AI dalam pendidikan kolektif juga memunculkan sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan. Isu privasi menjadi salah satu perhatian utama karena pengumpulan dan analisis data siswa oleh sistem AI dapat menimbulkan risiko terhadap keamanan dan privasi informasi pribadi.
Peraturan yang ketat harus diterapkan untuk melindungi data siswa. Selain itu, peran guru manusia tetap penting, sekaligus menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan AI ke dalam pengajaran. Guru harus memainkan peran yang lebih besar sebagai fasilitator, pemberi motivasi, dan penuntun siswa dalam menghadapi teknologi ini.
Kesimpulannya, penggunaan AI dalam pendidikan kolektif memiliki potensi besar dalam mengubah pendidikan menjadi lebih inklusif dan efisien. Melalui perspektif John Dewey dan Emile Durkheim, perlu dipahami bahwa pendidikan harus selalu mencerminkan kehidupan nyata dan nilai-nilai sosial masyarakat.
Penggunaan AI harus dilakukan dengan bijak dengan memperhatikan isu-isu privasi dan peran guru manusia yang tak tergantikan. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi AI dapat membantu membentuk pendidikan masa depan yang lebih mendalam, inklusif, dan bersifat sosial.
Penulis : Muhamad Ridan Abdillah, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2022, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor : Aleda/BU