Bidikutama.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyuarakan aspirasi pada Jumat (27/5) di Kampus Untirta Sindangsari terkait adanya komersialisasi pendidikan di Kampus Untirta. Sebanyak 5 tuntutan dialamatkan kepada pihak Rektorat.
Ke-lima tuntutan BEM KBM antara lain:
– Hentikan komersialisasi pendidikan di Untirta dan di seluruh Indonesia
– Hentikan politik praktis di Kampus
– Wujudkan reforma agraria sejati
– Wujudkan pemerataan ekonomi daerah yang berasaskan kebutuhan masyarakat
– Usut tuntas kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu
Ryco Hermawan, Presiden mahasiswa (presma) Untirta mengatakan latar belakang dari aksi tersebut adalah untuk mengklarifikasi adanya kegiatan Organisasi masyarakat (Ormas) di kampus Untirta dengan mengundang pejabat publik se-tingkat Nasional.
“Ada agenda dari salah satu Ormas yang dipimpin oleh pak Suherna dan mengundang pejabat-pejabat publik di tingkatan nasional. Ada Pak Muldoko, Pak Tito, dan Pak Sandiaga Uno.
Kita ingin mengklarifikasi kegiatan itu dalam rangka apa (dan) diperuntukkan untuk siapa,” ujar Ryco.
Ryco menambahkan, selain dari permasalahan tersebut, yang melatarbelakangi aksi juga terkait problematika-problematika yang hingga kini belum terselesaikan.
“Terkait sarana prasarana yang belum bisa di akses dengan mudah oleh mahasiswa, kemudian soal pungutan liar oleh oknum-oknum yang ada di sivitas akademika Untirta yang memang harus kita tindaki secara nyata gitu,
Kemudian juga ada permasalahan mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan juga tadi bahwa kampus bukan tempat kampanye politik praktis,” tambah Ryco.
Hairul Afandi, mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta), berharap tuntutan-tuntutan yang disampaikan dapat terlaksana dengan utuh oleh pihak Rektorat.
“Saya selaku mahasiswa hari ini menunggu janji manis dan juga perkataan-perkataan pihak birokrat untuk melihat apakah kedepannya kami mahasiswa Untirta bisa mendapatkan hak di kampus kita tercinta,” harap Hairul.
Hal serupa diungkapkan oleh Agyan Septian, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip).
“Harapan saya, agar para tenaga ahli pendidik atau bidang akademik untirta lebih konsisten untuk tidak mengomersialisasi pendidikan dan juga pengguna fasilitas kampus para organisasi mahasiswa khususnya internal itu dipermudah tidak dipersulit,” harap Agyan.
Reporter : Bryan/BU
Penulis : Vannesa/BU
Editor : Putri/BU