Bidikutama.com – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) tengah menerapkan sistem blended learning. Sistem ini disinyalir dapat mengefektifkan proses perkuliahan yang terhambat karena kurang tersedianya ruangan kelas di Kampus C akibat pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sejak 2018. (6/9)
Menanggapi hal ini, Aceng Hasani selaku Dekan FKIP menjelaskan bahwa blended learning tak hanya menjadi solusi alternatif atas permasalahan minimnya ruang kelas, melainkan juga dapat menjadi peluang Untirta guna menerapkan program e-learning yang saat ini sedang diupayakan.
“Di FKIP emang masih kurang kelas itu diakui, kekurangan ini menjadikan dosen kreatif, jangan mengeluh, tetapi kekurangan itu menjadi sebuah tantangan. Nah, tantangan itu kita kelola menjadi sebuah peluang, dosen pada akhirnya juga mau tidak mau bergerak, itu salah satu solusinya,” ujarnya saat ditemui Tim Bidik Utama.
Tak hanya itu, dirinya juga menilai blended learning menghasilkan manfaat lain bagi sivitas akademik Untirta karena proses belajar mengajar kian fleksibel.
“Dalam model ini tak hanya kekurangan kelas itu bisa teratasi, kesibukan mahasiswa (dan) kesibukan dosen itu juga bisa teratasi, yang penting jumlah tatap muka dua kali enam puluh menit itu terlaksana, jadi kita bisa buka materi kapan saja,” tambahnya.
Kendati demikian, Aceng tak lantas menjadikan blended learning sebagai solusi mutlak atas permasalahan ruang kelas. Ia mengungkapkan saat ini FKIP tengah melakukan pembangunan beberapa sarana perkuliahan baru, termasuk penambahan ruang kelas.
“Kita juga tetap mencari solusi untuk menambah ruangan. Itu di sana sedang dibangun tujuh puluh enam ruang di sebelah, kemudian masjid dan sarana olahraga dan seni stadion,” tuturnya.
“Jadi yang ini berjalan itu juga berjalan, terus saya berani menerima prodi-prodi yang baru itu menjadi seangkatan dua kelas, tadinya yang sebelas prodi baru di FKIP seangkatan hanya satu kelas, sekarang dengan cara seperti ini kita berani menerima seangkatan dua kelas,” katanya lagi.
Untuk diketahui, blended learning sendiri merupakan sistem belajar gabungan dari sistem perkuliahan konvensional di ruang kelas dengan sistem perkuliahan daring melalui Sistem Pembelajaran Daring Untirta (SPADA Untirta).
Secara terpisah, Anindya Kartika Aulia yang merupakan mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris menilai blended learning merupakan inovasi terbarukan guna mengoptimalkan proses belajar mengajar.
“Blended learning ini bagus, inovatif banget soalnya di kampusku di Ciwaru itu tuh sebenernya diadakan blended learning sekaligus ngakalin ruangan yang gak cukup buat kuliah tatap muka karena lagi diadakan PPG, jadi ya pinter sih menurut aku Untirta ini ngakalinnya, sekaligus ngikutin jaman sekarang kuliah juga online,” katanya.
“Tapi buat mahasiswanya sebenernya rada susah juga sih, karena ya kita ngerasanya kuliah tatap muka aja belum ngerti apa materinya, apalagi blended learning,” lanjut Anindya.
“Semoga makin lama makin berjalan semaksimal mungkin sih, semoga juga dari segi website-nya bisa ditambah fitur-fitur baru yang lebih canggih, yang bisa menunjang materi pembelajaran,” harap mahasiswi semester V itu.
Reporter: Dila, Ratu, Ubai, Yuan/BU
Penulis: Suli/BU
Editor: Thoby/BU