Bidikutama.com – Indonesia sedang mangalami krisis kesehatan, darutat bencana nasional. Ada leading sektor yang harus didahulukan. Saat pandemi ini, kita banyak mengekspos kecacatan dari sebuah negara, baik kebijakan hingga penanggulan.
Hal ini disampaikan salah seorang yang tergabung dalam aliansi Geger Banten, Ahmad Maulana, saat menjadi narasumber pada acara yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Hima IP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Dalam acara bertajuk Program Lesehan Pintar (Proletar) Jilid II bertemakan “Carut Marut Kebijakan Pemerintah dalam Menangani Pandemi Covid-19” ini, Ahmad menyebut, pemerintah tidak serius tangani Covid-19.
“Pemerintah seolah-olah menghadapi pandemi, yang penting tidak semakin meluas, yang penting diobatin. Sembuh atau tidak tergantung imunitas masing-masing,” ujar Ahmad.
Penyelamatan kebutuhan hidup, akses masyarakat terhadap masyarakat belum jadi prioritas dan mengetuk hati yang punya kekuasaan. Mau tidak mau, kita harus belajar dari kesuksesan penanganan pandemi negara luar.
“Kesimpulannya, ketidakseriusan dari pemerintah dan ketidaksiapan juga kita yang tidak mau belajar dari sejarah menjadi pokok masalah dalam carut-marutnya pandemi.
Kedua, ancaman nyata daripada pandemi Covid-19 itu benar-benar nyata secara medis,” pungkasnya.
Narasumber lain, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta, Ikhsan Ahmad, juga menyampaikan bahwa masyarakat jangan sampai menerima informasi mentah-mentah dari pemerintah.
“Satu kesalahan fatal yang kita alami yaitu kita panik akhirnya kita dimanfaatkan dalam kondisi seperti ini,” kata Ikhsan.
Ikhsan menilai bahwa komunikasi antara pemerintah dan masyarakat saat ini tidak sinkron. Pemerintah lebih sering berkomunikasi dengan buzzer dibandingkan dengan masyarakat.
“Kalo pemerintah gabisa diharapkan, sudahlah mundur, daripada menjadi beban masyarakat. Dan nyatanya ini ‘gayung bersambut’ atau suara nasional,” imbuhnya.
Reporter: Obi/BU
Penulis: Hafidzha/BU
Editor: Rara/BU