Bidikutama.com – Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) terkena dampak dari efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) berdasarkan Surat Edaran (SE) No. B/386/UN43/PR.07.04/2025 tentang Efisiensi Anggaran Tahun 2025. Hal ini pun memicu berbagai tanggapan dari para pengurus Ormawa dan UKM yang dinilai dapat menghambat program kerja yang sudah direncanakan. Senin (10/3)
Kebijakan ini menjadi masalah serius yang menimbulkan keresahan dan penolakan karena dapat mengganggu segala bentuk program kerja yang disusun dan mempengaruhi berjalannya kepengurusan organisasi. Para pengurus Ormawa dan UKM pun juga masih mempertanyakan terkait masalah transparasi permasalahan anggaran ini.
Agus Sjafari, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, menyampaikan bahwa Untirta merupakan kampus di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) sehingga hal ini melanjutkan kebijakan nasional yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat sehingga berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengalami efisiensi anggaran.
Ia juga mengungkapkan bahwa efisiensi anggaran untuk Ormawa dan UKM tidak mencapai 73%, melainkan mencapai angka 35%.
“Perlu untuk dicatat ya, efisiensi anggaran bagi Ormawa dan UKM itu tidak sebesar 73%, tetapi kena efisiensi sebesar 35%. Jadi, Ormawa dan UKM masih tetap bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang maksimal dan harapannya tetap bisa ada kegiatan,” ungkap Agus.
Agus mengatakan bahwa efisiensi terhadap ormawa dan UKM tidak mencapai 73% karena sedikitnya anggaran yang dimiliki dan berbagai pertimbangan lainnya. Ia juga menyampaikan sisi positif dari kondisi ini adalah akan munculnya ide dan kreatifitas baru dari kalangan mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bertumpu hanya pada anggaran.
“Jadi kita ambil positifnya saja, siapa tahu dengan kebijakan efisiensi ini nantinya ada cara baru. Ketika dalam kondisi tertekan itu akan punya kemampuan biasanya muncul kreativitas untuk mencari kegiatan yang tidak hanya bertumpu pada anggaran negara,” ucap Agus.
Agus juga berpesan untuk Ormawa dan UKM tidak putus asa dan tetap berkarya meskipun terjadinya efisiensi anggaran sehingga dapat menjadi pemicu untuk lebih kreatif dan memberikan kontribusi yang terbaik.
“Meskipun kebijakan pemerintah sedang melakukan efisiensi anggaran, Ormawa dan UKM jangan putus harapan dan semangat. Terus berkarya dan berikan yang terbaik buat Untirta sehingga ini menjadi pemicu untuk lebih kreatif dalam memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Agus.
Suci Indah Lestari, Wakil Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untirta, mengungkapkan bahwa hal ini menjadi masalah yang serius karena akan mengganggu segala bentuk program kerja yang akan dilangsungkan selama 1 periode dan menjadi tantangan yang sangat besar ketika efisiensi ini diterapkan di Untirta.
Ia juga menyampaikan bahwa para Ormawa dan UKM menolak dengan tegas efisiensi yang mencapai 35% ini karena akan menghalangi ataupun menghambat dalam menjalankan program yang telah disusun.
“Apabila kebijakan ini tetap diterapkan, saya bisa pastikan banyak kecenderungan dari tiap Ormawa dan UKM tidak bisa merealisasikan program kerjanya dengan baik karena terhambat dari anggaran yang diterapkan sampai mencapai angka yang cukup besar,” ucap Suci.
Suci juga berharap agar pihak universitas menyatakan sikap tegas untuk menolak Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 dan dapat mengkaji kembali setiap kebijakan yang akan dikeluarkan dan fokus terhadap target yang dibutuhkan oleh Untirta.
“Harapan saya yaitu kembali mengkaji tiap kebijakan yang dikeluarkan dan memfokuskan target dan kebutuhan Untirta. Saya punya harapan besar rektorat bisa menyatakan sikap dengan tegas untuk menolak tentang Inpres No. 1 Tahun 2025 secara akademis,” harap Suci.
Famitha, Ketua UKM Teater Kafe Ide, menyampaikan adanya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pihak kampus karena dinilai kebijakan tersebut membuat resah di kalangan mahasiswa dan akan berdampak terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa Untirta.
“Tidak setuju, efisiensi sebesar 35% akan mempengaruhi berjalannya kepengurusan organisasi dalam hal dana. Kemarin saja yang tidak ada efisiensi dana cukup sulit untuk cair dan ada beberapa UKM DP 50% tidak turun,” ucap Famitha.
Terakhir, Famitha berharap pihak kampus memberikan solusi terbaik kepada Ormawa dan UKM yang terkena dampaknya. Ia juga berharap adanya transparansi dan dukungan dari pihak kampus kepada seluruh ormawa dan UKM yang ada di lingkungan kampus
“Semoga pihak universitas bisa memberikan solusi yang terbaik kepada para Ormawa dan UKM dari dampak efisiensi anggaran ini dan ada transparansi dari pihak kampus terkait efisiensi anggaran ini. Saya juga berharap pihak universitas bisa memberikan dukungan kepada para Ormawa dan UKM untuk menunjang fasilitas dengan baik,” harap Famitha.
Reporter : Abyan, Nazwa/BU
Penulis : Rida/BU
Editor : Rizqy/BU