Bidikutama.com – Selain sebagai tanda pengenal, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) juga dapat dijadikan sebagai alat transaksi yang penting untuk dimiliki. Namun, saat KTM bermasalah, proses perbaikannya memakan waktu yang lama. Berikut keluh kesah pengalaman mahasiswa/nasabah soal panjangnya proses penggantian KTM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). (12/4)
Sebut saja Bruno (yang tidak ingin disebutkan namanya). Kepada Tim Bidikutama, Bruno membagikan pengalamannya saat melakukan proses penggantian KTM.
“Sebelumnya saya sudah memesan untuk mengganti KTM pada 19 November 2021. Namun, untuk ketiga kalinya (ditahun yang berbeda, yakni 2022) saya bertanya (lagi) mengenai KTM, lagi – lagi pihak Bank (BNI) menjawab bermasalah di kantor pusatnya,” keluh Bruno.
Ia menyebut hingga dibuat kesal oleh pihak BNI. Ketika berada di cabang Cilegon, dirinya mengaku ‘dilempar’ untuk ke BNI Sindangsari atau cabang lainnya, saat di cabang Sindangsari justru ‘dilempar’ kembali ke cabang Cilegon.
“Saya disarankan (untuk) menghubungi BNI Sindangsari atau kantor cabang (yang lain). (Sebelumnya) saya sudah pernah ke kantor cabang tapi ‘dilempar’ lagi ke tempat memesan pertama kali (cabang Cilegon). Kok saya malah ‘dilempar-lempar’, ‘lempar’ ke pusat, ‘lempar’ ke BNI Sindangsari, ‘lempar’ ke BNI Pusat Cilegon. Memangnya saya bola, ‘dilempar-lempar’,” kesal Bruno.
Menurut Bruno, (adanya) pembiaran oleh oknum petugas Bank BNI sangat meresahkan mahasiswa, dimana mereka harus mengeluarkan waktu yang sangat banyak dan berulang-ulang hanya untuk mengganti KTM.
“Setelah ‘dilempar-lempar’ udah tuh dia (pihak Bank BNI) minta kontak saya buat dikomunikasikan dan kalau sudah jadi bisa di kabarin. Padahal waktu order pertama kali Costumer Service (CS) sudah meminta nomor (saya). Berarti selama ini mereka ga simpen nomor saya dong.
Setelah dicek lagi ternyata masih belum jadi dan kesalnya orang yang order bulan Januari 2022 (mahasiswa lain -red) sudah pada jadi, sedangkan saya yang order bulan November 2021 belum jadi juga dan saya malah harus mengajukan ulang, order kembali, mengajukan berkas, kirim foto, dan lainnya,” jelas Bruno.
Bruno berharap, pihak Bank BNI wajib memperbaiki sistem dalam pengurusan penggantian KTM menjadi lebih efektif dan efisien.
“Sebagian besar mahasiswa hanya memiliki waktu luang yang sedikit. Tolonglah dievaluasi. Semoga (saja) pelayanan Bank BNI lebih baik lagi dan tidak ada lagi cerita-cerita buruk yang keluar dari mahasiswa lain, cukup saya aja,” tutup Bruno.
Selain Bruno, Melati (nama samaran), mahasiswa Untirta turut memperoleh pengalaman kurang mengenakkan ketika melakukan proses penggantian KTM.
“CS bilangnya tunggu 14 hari kerja. Udah nunggu sebulan hingga setahun (lamanya) tapi ga jadi-jadi,” tutur Melati.
Melati menambahkan, untuk ketiga kalinya ia memesan penggantian KTM namun ditolak oleh CS.
“Akhirnya saya pesan untuk ketiga kalinya, lalu CS bilang sudah tidak bisa pesan. Kata CS harus menghubungi BNI Sindangsari. Saya kesana (BNI Sindangsari) dan CS BNI yang ada disana bilang kalau pesan KTM itu nanti jadinya di tempat kita pesan atau kalo mau cepat dikonversi saja menjadi ATM biasa,” jelas Melati.
Menurutnya, jika proses penggantian KTM berbelit, lebih baik KTM hanya sebagai tanda pengenal saja.
“Kalau ada problem (mendesak) dan pengurusannya (KTM -red) berbelit, kan (jadi) susah. Soalnya kadang butuh mendesak. Kalau emang berbelit seperti ini mending KTM bentuknya tanda pengenal saja terpisah dari ATM biar kalau ada problem bisa diurus dengan mudah dan cepat,” harap Melati.
Reporter : Adi/BU
Penulis : Kallon/BU
Editor : Resti/BU