Bidikutama.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) mengungkap Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka semula dirancang luar jaringan (luring). Namun karena kasus Covid-19 yang meningkat, program akan direncanakan hybrid. (25/6)
Hal ini dikonfirmasi Direktor Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Aris Junaidi, melalui siaran langsung Instagram (IG) @ditjen.dikti, Rabu (23/6).
“Kita desain di awal itu kan Covid-19 sudah mulai menurun, jadi kita harapkan memang bisa dilakukan secara luring artinya mahasiswa bisa berpindah ke tempat perguruan tinggi yang dituju.
Skenario kedua apabila nanti memang kondisi Covid-19 yang trennya saat ini sedang meningkat terus tentu akan dipertimbangkan melalui wilayah-wilayah yang memang sudah bisa memulihkan, tentu secara hybrid,” papar Aris.
Dalam siaran bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Pertukaran Mahasiswa Merdeka” itu juga hadir Ketua Sub Kelompok Kerja (Pokja) Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Andi Ilham Makhmud.
Dirinya menyatakan bahwa persyaratan khusus dari program ini, mahasiswa paling tidak memiliki Indeks Prestasi (IP) di atas 2,75. Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi mahasiswa berprestasi.
“Tapi kalau IP tidak sampai 2.75 namun dia memiliki prestasi, baik tingkat internasional, nasional maupun regional, kita siapkan. Prestasi apa itu? Ya prestasi yang dicapai selama dia misalnya berada di perguruan tinggi,” ungkapnya.
Adapun dua dokumen lain yang perlu disiapkan pendaftar.
“Persetujuan dari perguruan tinggi untuk mengikuti mata kuliah yang dipilih dan surat keterangan sehat itu nanti diunggah menjelang pemberangkatan. Sedangkan yang lain fakta integritas prestasi itu sudah bisa diunggah pada saat pendaftaran,” jelas Andi.
Sebagai tambahan, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini juga bisa diikuti oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Reporter: Cantika/BU
Penulis: Aira/BU
Editor: Hafidzha/BU