Bidikutama.comーDosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Omat Rachmat Hasbullah, memberikan pengobatan ke Kampung Cibeo, Baduy Dalam. Omat beserta tim melakukan tindak operasi kepada seorang anak yang mengalami pembusukan pada kakinya. (29/12)
“Saya dapat laporan dari teman-teman relawan (tim) ada anak (Baduy Dalam) yang patah tulangnya kemudian ya di kampung penanganannya tidak baik sehingga menjadi infeksi sampai 2 tahun, kemudian kakinya kan membusuk gitu,” ungkap dokter spesialis bedah ortopedi Rumah Sakit Sari Asih Serang tersebut.
Omat juga mengatakan bahwa sulit jika pasien harus dibawa ke rumah sakit lantaran kendaraan tidak diperbolehkan masuk ke Baduy Dalam. Tindakan operasi pun dilakukan di Binong Nangerang yang merupakan batas antara Baduy dan Kampung Kebon Cau.
“Mereka punya kearifan lokal untuk tidak bisa naik kendaraan, jadi kita kita upayakan tindakan operasi di dekat situ jadi kita bawa alat (operasi) ke sana,” terangnya.
Dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan (WD) III FK Untirta itu mengungkapkan, bahwa warga Baduy sudah menerima pengobatan modern. Jelasnya, warga Baduy Dalam tidak menolak kemajuan dan hanya menjaga kearifan lokal.
“Ada kearifan lokal yang masih tetap mereka jaga, namun kalau untuk pengobatan mereka sudah menerima obat-obat yang sudah modern,” jelas Omat.
Beliau menerangkan, biaya pengobatan sepenuhnya berasal dari biaya pribadi dan tim relawan. Ada juga dari instansi lain, namun hal itu bersifat umum.
Yang menarik, kakek pasien yang ditolong memberikannya hasil bumi berupa pisang tanduk, gula aren, dan durian sebagai bentuk terima kasih.
“Sebenarnya kita tidak berharap, apalagi baru pertama kali ada dokter bedah yang mau ke Suku Baduy Dalam dan melakukan tindakan operasi. Mereka mungkin mengucapkan terima kasih dengan bentuk seperti itu,” tutur Omat.
Omat mengatakan, saat ini dirinya dan tim sedang dalam progres membangun pos kesehatan desa (Poskesdes) sebagai fasilitas kesehatan (faskes) untuk warga Baduy Dalam.
“Rencananya besok (30/12) saya mau ke situ lagi untuk melihat progres pembangunannya tempat itu. (Baduy Dalam) itu jauh dari puskesmas ya puluhan kilo, harus jalan kaki, dan poskonya pun tidak ada, jadi kita buatkan seperti itu ada beberapa relawan bidan dan perawat, kita minta bantuan untuk standby,” ujar Omat.
Ia berharap, pemerintah sadar bahwa semua warga harus mendapatkan haknya untuk mendapat akses kesehatan yang baik, mudah, dan terjangkau dimana saja.
“Untuk para relawan tetap semangat melayani, jadi bagaimanapun masyarakat di Baduy itu masih tetap saudara kita, tidak bisa melihat sebelah mata. Apalagi untuk tenaga kesehatan, disumpah untuk melayani kemanusiaan,” pungkasnya.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unitrta, pun turut angkat suara. Menurutnya, Dokter Omat telah menjalankan atribut dokter, yakni komunikasi yang baik dan kode etik dokter.
“Mudah-mudahan viralnya Dokter Omat tidak hanya lewat begitu saja cuman momentum sehari dua hari, seminggu dua minggu. Mudah-mudahan bisa banyak yang mengambil hikmahnya,” ujar Fariz.
Sebelumnya, kabar ini juga sempat dibagikan oleh akun Facebook (FB) Muhammad Arif Kirdiat. Hal ini menjadi viral setelah dipublikasikan kembali oleh akun Instagram (IG) @indozone.id pada Minggu (26/12).
Reporter : Brian, Diva/BU
Penulis : Rani/BU
Editor : Hafidzha/BU