Bidikutama.com – Dua komunitas mahasiswa di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Rugby Untirta Maroons dan Ratoh Jaroe Untirta tengah mempersiapkan diri menjadi sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). (5/4)
Terkait hal ini, Rifqi Hibatul Wafi selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Untirta mengungkapkan bahwa sesuai dengan UUD dan UU KBM Untirta, setiap mahasiswa yang ingin membentuk UKM harus melalui tahap LSO (Lembaga Semi Otonom) dan mendapat pengesahan dari Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM).
“Dalam UU KBM mengatakan bahwasannya untuk mahasiswa yang ingin membentuk UKM harus memasuki tahap pertama, yaitu tahap LSO di bawah naungan BEM KBM dan harus mendaftarkan diri ke BEM KBM,” jelasnya kepada tim Bidik Utama.
“Dilaporkan kepada DPM, lalu masuk satu tahun kepengurusan LSO tersebut baru DPM boleh mengesahkan UKM tersebut dan dibawa drafnya ke MPM. Jadi untuk memutuskan UKM tersebut sah atau tidaknya menjadi UKM itu adalah MPM, walaupun drafnya disusun oleh DPM,” lanjut mahasiswa yang akrab dipanggil Wafi ini.
Sementara itu, Ketua Rugby Untirta Maroons, Yusuf Kurnia Adji mengatakan bahwa komunitasnya itu akan tetap berusaha menjadi UKM meskipun sekarang masih fokus untuk bisa berada di bawah naungan UKM Olahraga secara legal.
“Yang jelas sekarang kita masih fokus biar dilegalin jadi Cabor di bawah UKM Olahraga karena ga bisa langsung jadi UKM sendiri, tapi harus di bawah UKM Olahraga. Tapi ke depannya kalau sudah dua tahun dan kita sudah memenuhi syarat untuk membuat sebuah UKM, InsyaAllah kita akan jadi UKM sendiri sih biar lebih enak,” terang Yusuf.
Serupa dengan pernyataan Yusuf di atas, Ketua Ratoh Jaroe Untirta, Vidi Pangestu juga menyatakan bahwa ia dan teman-teman Ratoh Jaroe lainnya sedang mengusahakan komunitasnya menjadi UKM di Untirta.
Hanya saja, Vidi dan teman-temannya mengaku bahwa komunitasnya ini mendapat respon yang kurang baik dari pihak BEM KBM. Karena dirasa kurang efektif setelah adanya UKM Pandawa sebagai wadah kesenian mahasiswa.
Padahal menurutnya, antara Ratoh Jaroe dengan Pandawa itu memiliki perbedaan karena Pandawa lebih terfokus pada kesenian Banten, sedangkan Ratoh Jaroe itu kesenian yang berasal dari Aceh.
“Ya niatnya mau mediasi (dengan pihak BEM KBM) sih,” imbuh Vidi saat dimintai langkah selanjutnya terkait respon dari pihak BEM KBM di atas.
Reporter: Feni, Nurus, Suliana/BU
Penulis: Thoby/BU
Editor: Rai/BU