Bidikutama.com – Rafah, tempat pengungsian 1 juta warga Gaza telah diserang gencar Israel pada minggu malam (26/5). Serangan ini telah menewaskan sedikitnya 45 orang, dan melukai 249 orang lainnya. Selasa (29/5)
Rekaman video yang beredar terlihat api yang bergejolak di gelapnya malam, terdengar teriakan warga yang panik. Terlihat juga upaya sekelompok pemuda yang memadamkan api dengan menarik besi dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran.
Para korban selamat mengatakan bahwa mereka sedang bersiap untuk tidur saat Israel melontarkan serangan di lingkungan mereka, tepatnya Tel Al-Sultan. Kecaman untuk tindakan keji Israel ini pun meningkat, dari banyak kepala negara dunia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia “marah” atas serangan terkini yang dilakukan oleh Israel. “Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina,” katanya di X, dimuat laman Reuters.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan keputusan ICJ harus dihormati.
“Hukum kemanusiaan internasional berlaku untuk semua orang, juga untuk perilaku perang Israel,” ucap Baerbock.
Tidak hanya itu, Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin mengatakan yang dilakukan Israel biadab.
“Selain kelaparan, penolakan untuk memberikan bantuan dalam jumlah yang cukup, apa yang kita saksikan tadi malam adalah hal yang biadab,” kata Martin.
Negara yang berbatasan dengan Rafah, Mesir mengutuk serangan Israel pada Rafah. Negeri itu mengatakan serangan tersebut bahwa pemboman yang dilakukan militer Israel adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk tindakan kejam Israel. Selain itu, Qatar berpendapat bahwa serangan yang terjadi di Rafah dapat menghambat upaya menengahi gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan yang konyol dan mengejutkan. Ia mengatakan bahwa serangan yang menghantam tenda pengungsi di Rafah adalah “kecelakaan tragis”. Ia berkata bahwa pemerintahannya sedang menyelidiki kejadian yang menimpa Rafah.
“Di Rafah, kami mengevakuasi satu juta warga yang tidak terlibat dan, meskipun kami telah berupaya sebaik mungkin, sebuah kecelakaan tragis terjadi kemarin,” kata Netanyahu kepada parlemen Knesset pada Senin (27/5/2024).
“Kami sedang menyelidiki kasus ini dan akan menarik kesimpulan,” tambahnya setelah kementerian kesehatan Gaza melaporkan 45 orang tewas pada serangan Minggu malam yang memicu kobaran hebat di tenda pengungsi itu.
Netanyahu menyuarakan nada yang menantang cemoohan keluarga sandera di Gaza, di waktu yang sama, ia bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan Hamas.
“Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan mutlak di Gaza,” katanya.
Di dalam negeri ia juga menghadapi kecaman dan tekanan karena dianggap tak fokus membebaskan sandera.
Penulis : Saeful/BU
Editor : Alvina/BU