Bidikutama.com — Matematika merupakan ilmu pasti yang dipelajari dari sekolah dasar hingga menengah. Meskipun dianggap sulit dan membosankan oleh sebagian, sebenarnya matematika memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendekatan seperti etnomatematika hadir untuk mengintegrasikan nilai budaya ke dalam pembelajaran matematika. (14/2)
Secara bahasa, etnomatematika berasal dari kata “Ethno” yang diartikan sebagai sesuatu yang mengacu pada konteks sosial budaya, seperti budaya masyarakat, kode perilaku, mitos, simbol, dll. “Mathema” diartikan sebagai menjelaskan, mengetahui, melakukan kegiatan, seperti pengkodean, mengukur, dan menyimpulkan dan “Tics” berasal dari kata techne yang berarti teknik. Secara istilah, etnomatematika merupakan antropologi budaya pada matematika dan pendidikan matematika. Salah satu contoh penerapan etnomatematika bisa dilihat dari permainan tradisional.
Berikut ini beberapa permainan tradisional yang di dalamnya mengandung unsur-unsur etnomatematika.
1. Permainan Kelereng
Permainan kelereng adalah permainan tradisional yang sangat popular dan banyak dijumpai di wilayah Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jhenny Windya
Pratiwi dan Heni Pujiastuti yang berjudul “Eksplorasi Etnomatematika pada Permainan Tradisional Kelereng”, ditemukan bahwa terdapat unsur etnomatematika dalam permainan kelereng, yaitu bentuknya yang seperti bola sehingga bisa dijadikan sebagai media pembelajaran materi bangun ruang. arena yang digunakan berbentuk lingkaran sebagai tempat pengumpul kelereng pasangan dan juga untuk menyatukan kelereng pasangan dengan membentuk segitiga dengan jari dapat digunakan sebagai contoh dari materi geometri. Selain itu, untuk menghitung jarak kelereng ke lingkaran menggunakan jengkal tangan dapat digunakan sebagai materi menghitung jarak.
2. Permainan Engklek
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Halimatul Maulida yang berjudul “Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika melalui Permainan Tradisional Engklek”, ditemukan bahwa permainan engklek mengandung beberapa unsur matematika, yaitu unsur materi geometri, bidang permainan engklek yang berbentuk segi empat dan setengah lingkaran ini termasuk dalam materi bangun datar dalam pembelajaran matematika. Perbandingan, saat menggambar petak engklek biasanya terdapat gambar yang lebih besar atau lebih kecil artinya terdapat pengaplikasian konsep perbandingan gambar. Peluang, saat menentukan urutan pemain maka pemain melakukan hompimpa artinya tanpa disengaja pemain tersebut sudah mengaplikasikan konsep peluang.
3. Permainan Congklak
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Citra Demi Karina, Supardi U.S, dan Suparman I.A yang berjudul “Eksplorasi Etnomatematika pada Permainan Tradisional Indonesia Komunitas TGR (Traditional Games Return)”, ditemukan bahwa pada permainan tradisional congklak mengandung unsur operasi hitung dan urutan bilangan. Ketika para pemain memasukkan biji ke dalam lubang biji telah terjadi proses menghitung yang dimana melibatkan dua kemampuan yang berbeda. Pertama, anak harus dapat menghasilkan data standar dari menghitung dengan angka dengan urutan: “satu, dua, tiga empat … dst.” Kedua, pemain harus dapat menghubungkan urutan ini dengan cara satu demi satu pada himpunan yang dihitung. Dengan demikian, permainan congklak selain membantu pemain mengenal bilangan-bilangan asli, pemain dapat berlatih meningkatkan kemampuan berhitungnya.
4. Permainan Layangan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Citra Demi Karina, Supardi U.S, dan Suparman
I.A yang berjudul “Eksplorasi Etnomatematika pada Permainan Tradisional Indonesia Komunitas TGR (Traditional Games Return)”, ditemukan bahwa pada permainan tradisional layangan mengandung unsur bangun datar layang-layang. Bentuk layangannya memiliki unsur matematika, yaitu bangun datar layang-layang. Dengan menggunakan contoh layangan, dapat dibuat soal matematika yang menggunakan konsep trigonometri.
5. Permainan Bekel
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Citra Demi Karina, Supardi U.S, dan Suparman I.A yang berjudul “Eksplorasi Etnomatematika pada Permainan Tradisional Indonesia Komunitas TGR (Traditional Games Return)”, ditemukan bahwa pada permainan tradisional bekel mengandung unsur bangun ruang bola dan operasi hitung. Bola bekel yang berbentuk bola memiliki unsur matematika. Saat permainan, jika terdapat 6 biji bekel, maka setiap kali pemain mengambil biji bekel di lantai, pemain juga menghitung 1, 2, 3, 4, 5, 6 yaitu sudah berapa kali pemain melakukan pengambilan, serta menghitung biji bekel yang diambil saat melakukan pengambilan artinya terdapat pengaplikasian konsep menghitung yang merupakan bagian dari komponen mengenai konsep bilangan.
Dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional tidak hanya untuk menyenangkan, tetapi bisa menjadi media yang efektif untuk belajar matematika pada anak-anak. Dengan permainan tradisional, konsep-konsep matematika dapat disampaikan secara lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak. Oleh karena itu, pendekatan etnomatematika dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam pembelajaran matematika di sekolah terutama untuk media pembelajaran guru supaya pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Penulis : Ulfa Yulia Anggrayni/Mahasiswa Pendidikan Matematika Untirta
Editor : Annisa M/BU