Bidikutama.com – Beberapa hari ini Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo sedang menjadi sorotan warganet karena dianggap meremehkan pekerjaan jurnalis dan Master of Ceremony (MC). Perkataan tersebut dilontarkannya saat acara Mata Najwa yang berlangsung di Universitas Gajah Mada. (19/9).
Di pertengahan diskusi, Ganjar sempat menyinggung tentang Najwa yang termasuk 10 besar lulusan terbaik. Menurutnya lebih baik mengambil peran sebagai dosen universitas bukan sebagai MC.
Dosen Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Mia Dwiana memberikan tanggapan bahwa ucapan Ganjar hanya opini karena dalam realitasnya lulusan terbaik ingin mendapatkan penghasilan besar dibanding profesi jurnalis.
“Realitasnya memang demikian, karena lulusan terbaik ingin mendapat penghasilan besar sementara jurnalis penghasilannya jauh di bawah. Tetapi kalau bilang 10 lulusan terbaik harus jadi dosen, menurut saya itu hanya opini Mas Ganjar yang melihat dosen itu sebagai orang pintar,” ujarnya.
Mia juga menilai bahwa statement Ganjar akan menurunkan daya elektabilitasnya sebagai Bacalon Presiden karena akan banyak orang yang memanfaatkan situasi ini.
“Potongan statement yang ‘digoreng’ menjadi ‘kerupuk yang renyah’ akan menjadi sumber energi bagi lawan politik Ganjar serta orang-orang yang senang memanfaatkan situasi. Jadi, ini akan menurunkan elektabilitas kalau di survey,” ucapnya.
Ditanya perihal perbandingan profesi dosen atau jurnalis, Mia sebagai mantan jurnalis yang sekarang menjadi dosen, mengaku tidak bisa dibandingkan karena tidak apple to apple.
“Kalau menurut saya sih gak bisa dibandingkan. Kalau disuruh milih lagi jadi dosen atau wartawan? Saya pilih wartawan yang nyambi jadi dosen,” ungkapnya.
Fitri Ratna, mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta, mengatakan bahwa ucapan Ganjar tersebut tidak akan menurunkan elektabilitas dari pendukungnya, tetapi akan mempengaruhi mereka yang dari awal belum memilih.
“Menurut gue enggak ada efek kalau ke masyarakat umur tua tapi kalau ke masyarakat umur muda bikin image Ganjar rusak karena mereka lebih melek media sosial. Cuman buat perusakan citra menuju pemilu yah lumayan sih topik ini kalo digoreng terus,” ujarnya.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya, Fatma, mengatakan statement Ganjar meremehkan profesi jurnalis sangat tidak baik.
“Menurut gue engggak baik karena jurnalis juga mengabdikan dirinya untuk negara bahkan dalam penyampaian pendapat Ganjar kelihatan meremehkan mulai dari intonasi dan mimik suara,” tuturnya.
Fatma menilai seharusnya Ganjar memberikan sikap dan respons yang baik terhadap pilihan setiap individu yang menjadi lulusan terbaik.
“Pilihan yang diambil tiap individu yang menjadi lulusan terbaik gak harus jadi dosen karena baik dosen atau jurnalis sama-sama memberikan ilmu kepada masyarakat,” tutupnya.
Untuk diketahui, mengutip dari Republika.com, polemik ini telah diklarifikasi langsung oleh Jurnalis Senior Najwa Shihab soal potongan video bacapres Ganjar Pranowo yang seolah menyenggol profesi wartawan dalam program Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut Najwa, Ganjar saat itu berbicara tentang pentingnya dunia pendidikan di Indonesia.
“Jadi bukan soal tersinggung, biasa saja, agar tidak ke mana-mana. Pernyataan Ganjar Pranowo maksudnya tentang pentingnya institusi pendidikan, untuk mendapatkan orang-orang terbaik,” kata Najwa saat dimintai tanggapan.
Reporter : Bayu/BU
Penulis : Ardhillah/BU
Editor : Tebi/BU