Bidikutama.com – Himpunan Mahasiswa (Hima) Ilmu Pemerintahan (IP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) kembali menyelenggarakan Program Lesehan Pintar (Proletar), kemarin. Pada Proletar Jilid IV ini, topik yang dibahas adalah polemik vaksinasi Covid-19 di Indonesia. (5/2)
Hadir sebagai salah satu pembicara, Ketua Front Mahasiswa Nasional (FMN) Ranting Untirta, Heri Fransisco. Ia menyebut, polemik vaksinasi tak hanya terjadi di Indonesia.
“Polemik (vaksinasi) tidak hanya bagi negara Indonesia, tetapi juga negara-negara di dunia. Yang terpenting untuk kita lihat adalah pengalaman SDM yang kita punya,” terang Heri.
Heri menilai, Indonesia sebenarnya mampu untuk memproduksi vaksin sendiri, asalkan mendapat dukungan biaya dari pemerintah.
“Sebenarnya mampu-mampu saja (memproduksi vaksin) kalau memang dibiayai oleh pemerintah. Namun, pemerintah hanya ingin instan-instan saja,” pungkasnya.
Dosen IP Untirta, Dian Hikmawan, yang juga merupakan pembicara, mengatakan bahwa polemik yang terjadi saat ini ialah terkait pendistribusian vaksin.
“Polemiknya sekarang adalah terkait pendistribusian vaksin. Apalagi, Indonesia saat ini notabenenya merupakan negara yang berkembang,” jelasnya.
Jika ada efek samping dari vaksin, tutur Dian, sudah tentu yang bertanggung jawab adalah si pembuat vaksin tersebut.
Selain Heri dan Dian, Wakil Ketua Dewan Perkawilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Turidi Susanto, turut dihadirkan sebagai pembicara.
Penulis : Aira/BU
Editor : Rara/BU