Bidikutama.com – Menjelang hari raya Idulfitri 1444 H, jasa penukaran uang mulai bermunculan di sepanjang jalan, salah satunya di Jln. Raya Serang, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Pada Minggu (16/4) lalu terlihat puluhan orang berjejer di jalan sambil mengacungkan tangan dan memegang sejumlah uang baru yang nantinya akan ditukarkan oleh masyarakat untuk dijadikan Tunjangan Hari Raya (THR) saat Idulfitri mendatang.
Usaha jasa penukaran uang selalu menjamur di berbagai tempat dan daerah pada saat menjelang hari raya Idulfitri. Biasanya mereka akan menata rapi uang di meja atau kursi berisikan recehan uang kertas baru yang beragam nominalnya. Usaha musiman ini selalu berjejer di pinggir jalan, berharap para pengemudi dan pemudik melihat lalu menukarkannya, biaya jasa penukaran dipatok tarif sebesar 10 persen.
Tidak hanya di Jalan Serang, di beberapa daerah lain pun marak adanya pelaku usaha yang sama. Para penjual jasa penukaran uang ini biasanya mulai menjajakan jasanya pada pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB menjelang magrib. Mereka melakukan hal ini hingga sehari sebelum lebaran tiba.
Alasan para penjual jasa penukar uang melakukan pekerjaan sampingan ini karena menurut mereka mencari pekerjaan saat bulan Ramadan dapat dikatakan susah, oleh karenanya menjajakan jasa sebagai penukar uang baru merupakan peluang usaha yang menjanjikan. Jasa mereka dinilai sangat berguna bagi sebagai alternatif masyarakat yang malas mengantre ke bank untuk menukarkan uang mereka.
Kebanyakan orang menukarkan uang cetakan lama dengan cetakan uang baru bertujuan untuk dibagikan ke sanak saudara atau orang-orang terdekat. Hal ini sudah menjadi tradisi di Indonesia yang biasa dikenal dengan bagi-bagi THR, maka hal tersebut tentu menjadi salah satu keuntungan para penyedia jasa tukar uang.
Keuntungan yang dapat diraup dari jasa penukaran uang ini relatif, biasanya mereka paling banyak mengambil untung Rp 10. 000 sampai Rp 15.000. Kita bisa melihat tarif jasa penukaran uang dari jeni uang itu sendiri, Jika uang lama akan di kenakan tarif jasa sebesar Rp10.000 jika uang baru dikenakan tarif sebesar Rp15.000. Banyak para penjual yang mengakui untuk usaha jasa penukaran uang ini bermodalkan Rp 5.000.000 hingga belasan juta, dan rata-rata penghasilan bersih mereka dari jasa tersebut sekitar 1- 3 juta perhari.
Usaha tersebut membawa keuntungan bagi mereka, karena setiap seseorang ingin menukarkan uang akan dikenakan tarif jasa penukaran. Namun tidak berarti semua penyedia jasa penukaran uang ini meraup keuntungan yang banyak, bisa saja risiko besar yang mereka dapat, seperti kejahatan/perampokan di jalan raya dan berpotensi mendapatkan uang palsu.
Lalu pecahan uang berapa yang paling diminati masyarakat? Dilansir dari kabar6.com, pelaku jasa penukaran uang bernama Tambunan, mengungkapkan jenis pecahan uang yang diminati masyarakat.
“Biasanya pelanggan memilih pecahan Rp 2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu itu yang paling diminati, kalau 20ribu kurang diminati,” jelas Tambunan.
Itulah ulasan jasa penukaran uang yang muncul setiap menjelang nya lebaran. Usaha musiman ini sangat berpotensi memiliki keuntungan dan risiko yang besar bagi para usaha musiman ini. Jasa penukaran uang baru tersebut menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk menukar uang tanpa mengantre di bank, dan mereka gunakan uang tersebut sebagai THR di hari lebaran.
Jadi bagaimana Sobat Bidik, masih dapet THR atau sudah menukar uang baru untuk dibagikan ke ponakan kalian nih?
Penulis : Sadam/BU
Editor : Uswa/BU