Bidikutama.com – Kaluna, karakter utama dalam film Home Sweet Loan, telah mencuri perhatian netizen akhir-akhir ini di berbagai platform, terutama di TikTok. Perjuangannya sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara yang gigih menabung hingga berhasil mengumpulkan 300 juta rupiah untuk membeli rumah telah menginspirasi banyak orang. Senin (21/10)
Film ini menyajikan cerita yang sangat relatable, terutama bagi generasi muda yang terjebak dalam peran “generasi sandwich,” yaitu harus menopang kebutuhan keluarga sambil tetap mengejar impian pribadi. Dikutip dari iNews.id, film ini diadaptasi dari novel karya Almira Bastari dan mengisahkan perjuangan Kaluna, seorang pegawai swasta biasa, yang berhasil mengatur keuangannya dengan baik melalui pencatatan rapi di spreadsheet serta menerapkan gaya hidup frugal.
Pencapaian Kaluna dalam menabung 300 juta, seperti digambarkan dalam film Home Sweet Loan, menjadi cermin bagi banyak netizen yang merasa kehidupannya bertolak belakang dengan karakter fiksi tersebut. Melalui perjuangannya untuk membeli rumah, Kaluna menggambarkan realitas kaum muda dan “generasi sandwich” yang sering kesulitan menabung akibat tekanan keuangan dan tuntutan gaya hidup.
Konten-konten TikTok yang menyindir kesuksesan Kaluna dalam menabung pun menjadi viral, dengan menggunakan kata-kata lucu seperti, “Kaluna bisa nabung 300 juta karena dia gak…” Sindiran ini mengungkap kesenjangan antara harapan dan realitas hidup yang dialami banyak orang.
Salah satu konten menyebutkan, “Kaluna bisa nabung 300 juta karena dia gak pernah ngerasain jerawatan.” Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar sepele, tetapi bagi mereka yang berjerawat, konten tersebut terasa relatable. Masalah jerawat seringkali membutuhkan perawatan ekstra yang tidak selalu berhasil, sehingga memaksa mereka mengeluarkan banyak uang untuk proses penyembuhannya.
Oleh karena itu, netizen berpendapat bahwa wajar saja Kaluna bisa menabung 300 juta, karena ia tidak mengalami masalah seperti jerawatan dan bisa menghemat lebih banyak uang. Sindiran ini mencerminkan realitas bahwa pengeluaran untuk kebutuhan tak terduga, seperti perawatan kulit, dapat menghambat upaya menabung.
Konten lain menyebutkan, “Kaluna bisa nabung 300 juta karena dia gak dikit-dikit paket, dan gak harus beli baju setiap kali mau pergi cuma buat ngasih makan Instagram aja.” Hal ini sangat relate dengan kondisi anak muda saat ini, di mana media sosial sering digunakan sebagai alat personal branding. Banyak yang rela menghabiskan uang untuk makan di tempat fancy atau membeli pakaian baru demi tampil menarik di mata orang lain. Namun, tidak semua orang mampu melakukan hal tersebut, dan sebagian bahkan merasa harus ‘memaksakan diri’ agar terlihat menawan, meskipun kondisi keuangan mereka tidak mendukung.
Ada juga konten yang menyindir, “Kaluna bisa punya tabungan 300 juta karena dia gak check out Shopee, gak nonton konser, gak ngomong ‘gas’ tiap diajak main, gak fomo beli barang viral, dan gak dikit-dikit self-reward.” Sindiran ini jelas sangat relate dengan kebiasaan anak muda zaman sekarang. Karakter fiksi seperti Kaluna digambarkan berhasil menghindari godaan untuk selalu mengikuti tren—sesuatu yang dianggap hebat, mengingat banyak orang sulit melakukannya.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana karakter fiksi dapat memengaruhi kehidupan nyata. Kisah Kaluna mengajarkan pelajaran penting tentang disiplin finansial dan ketekunan dalam menghadapi tantangan. Untuk mencapai tabungan sebesar 300 juta, seperti yang dilakukan Kaluna, diperlukan pengendalian diri dan pengurangan kebiasaan impulsif, seperti membeli barang baru hanya untuk tampil berbeda.
Namun, perjalanan Kaluna tidak instan—ia juga melalui kesulitan dan perjuangan sebelum akhirnya mencapai tujuannya. Netizen menertawakan diri sendiri karena merasa jauh dari kesuksesan Kaluna, tetapi penting untuk diingat bahwa Kaluna hanyalah karakter fiksi dan pencapaiannya mungkin tidak sepenuhnya realistis. Meski begitu, nilai utama dari ceritanya adalah pentingnya disiplin dan ketekunan dalam mengelola keuangan dan menghadapi rintangan hidup.
Penulis : Dinar/BU
Editor : Ardhilah/BU