Bidikutama.com – Fakultas Teknik (FT) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang sebelumnya siap meramaikan Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (Pemira) setelah absen selama 2 tahun kini kembali memutuskan untuk mengosongkan suara. (19/12)
Saat ditemui Tim Bidik Utama, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPUM) FT, Abdul Fathir mengatakan bahwa kurangnya koordinasi dari KPUM Universitas terhadap KPUM FT menjadi salah satu faktor penyebabnya.
“Karena meninjau proses mekanisme kampanye maupun pemilihan tersebut, banyak sekali terjadi kekurangan. Jika dilihat dari kampanye di FT sendiri dapat dikatakan kurang, karena hanya sebatas pemaparan visi misi saja. Karena yang seharusnya FT juga mengalami masa-masa kampanye serta euforia yang ada,” ungkapnya.
Dirinya pun turut menjelaskan bagaimana akhirnya FT kembali mengosongkan suara di Pemira tahun ini. Dia menjelaskan kronologis hingga akhirnya memutuskan untuk kembali mengosongkan suara, karena tidak adanya kejelasan dari kepanitian KPUM Universitas.
Hal yang pertama adalah pada Selasa (17/12), KPUM FT dijanjikan logistik pemilihan (bilik maupun surat suara) sudah sampai di KPUM FT pada pukul 23.00 WIB, sedangkan sisanya akan menyusul di keesokan harinya, yakni Rabu (18/12). Namun, logistik yang dijanjikan tersebut datang terlambat pada pukul 01.00 WIB. Adapun mengenai keterlambatan ini tidak ada konfirmasi sebelumnya dari KPUM Universitas.
Hal yang kedua adalah pada Rabu (18/12), di saat KPUM FT ingin membuka Tempat Pemungutan Suara (TPS), ternyata belum adanya konfirmasi KPUM Universitas terkait siapa yang akan hadir ke TPS FT, sementara KPUM Universitas untuk TPS Fakultas Kedokteran (FK) sudah datang.
Fathir juga mengatakan, pihak KPUM Universitas memberikan isyarat jikalau sampai dengan pukul 09.30 WIB belum juga membuka TPS, maka TPS diminta untuk tidak dibuka. “KPUM Universitas sebelumnya juga sempat mengeluarkan statement bahwa jika sampai pukul 09.30 (WIB) KPUM FT belum membuka suara, (maka) diminta untuk ditutup saja,” pungkasnya.
Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ruito Sitanggang selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FT, dimana tidak adanya sosialisasi soal Pemira ke FT. Menurutnya, KPUM Universitas hanya sekedar mengundang untuk agenda penyampaian visi misi, dan setelahnya tidak ada lagi tindak lanjutan.
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT, Rafli Nur Muhammad, mengaku bahwa FT tidak berkeinginan untuk mengosongkan suara, akan tetapi karena adanya permasalahn teknis dalam pelaksanaan Pemira ini, maka KPUM FT tidak membuka TPS.
Tsabit Akmalsyah Fikri, mahasiswa Teknik Sipil, memberikan pendapatnya terkait Pemira tahun ini. Ia menyayangkan Pemira di FT yang tidak terlaksana, padahal menurutnya ajang Pemira dapat dijadikan sebagai pembelajaran proses demokrasi.
“Sebagai mahasiswa baru, saya kaget. Seharunya ajang Pemira ini bisa dijadikan awal pembelajaran demokrasi, tetapi malah seperti ini. Saya kurang mengetahui alasannya, entah karena kurang koordinasi, ataupun apa. Sangat disayangkan FT nol suara,” imbuh mahasiswa angkatan 2019 itu.
Reporter: Yovi/BU
Penulis : Alma, Ana/BU
Editor: Thoby/BU