Bidikutama.com – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menanggapi pernyataan Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan, Pengembangan Karir, dan Hubungan Alumni, Suherna, soal organisasi mahasiswa (ormawa) yang tidak mempermasalahkan besaran subsidi pulsa pada audiensi daring, Selasa (19/5). Menurut mereka, Suherna telah mengeluarkan pernyataan yang keliru. (23/5)
Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KBM yang hadir dalam audiensi, Yassirni Bilhikam, mengaku sangat kecewa karena diklaim sepakat dengan besaran subsidi pulsa.
“(Kecewa) bangetlah, masa dibilang sepakat,” kata Sekretaris Kabinet (Sekab) BEM KBM kepada Tim Bidik Utama.
Dirinya juga menyebut, ormawa seakan-akan hanya diberikan ruang saja, namun laporan lapangan yang disampaikan kepada rektorat tidak dijadikan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan.
“Kita seakan-akan cuman dikasih ruang, tapi hasil laporan kita enggak jadi pertimbangan dalam menetapkan kebijakan,” ujarnya.
Ketua BEM Fakultas Hukum (FH), Muhammad Fauzan, menuturkan bahwa rektorat selalu mengatakan tidak mampu memberikan subsidi lebih, yang pada akhirnya membuat besaran subsidi mentok di angka Rp 50.000 per bulan.
“Kalau dibilang mempermasalahkan mah kita (pasti) mempermasalahkan,” tandas mahasiswa yang akrab disapa Ojan ini.
Daripada pembahasan kenaikan besaran subsidi pulsa tak berujung, sambung Ojan, ormawa kemudian beralih untuk membahas mekanisme penyaluran subsidi.
“Nah daripada capek di situ-situ saja pembahasannya, kita gencarin di mekanisme penyalurannya,” imbuhnya.
“Kita kasih opsi buat kerja sama dengan semua provider, dan di situ (audiensi -red) Pak Suherna bilang ‘Saya juga setuju kalau gitu’. Nah pas dilempar ke rektorat, ya mereka malah bilang pembenaran-pembenaran,” tutup Ojan.
Sementara Ketua BEM Fakultas Pertanian (Faperta), Muhamad Rezqy, meminta agar rektorat memberikan transparansi informasi batas kemampuan mereka jika memang hanya mampu memsubsidi Rp 50.000 per bulan.
“Kalau kampus menganggap Rp 50.000 merupakan kemampuan dari pihak kampus, seharusnya mereka memberikan informasi batas kemampuan mereka agar kita tidak terus menerus menaruh rasa curiga,” ujarnya.
“Dan sebenarnya mahasiswa pun akan mengerti, jika rektorat transparan memberikan batas kemampuannya,” sambung Rezqy.
Penulis : Rara/BU
Editor : Thoby/BU