Bidikutama.com – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), yang terdiri dari elemen-elemen Mahasiswa Untirta mengadakan aksi yang diberi nama Sembilan Tuntutan Mahasiswa (NAWATUMA) didepan Gedung Rektorat Untirta, Rabu (2/5).
Aksi ini diawali dengan diadakannya mimbar bebas yang dilaksanakan oleh masing-masing Fakultas didepan masing-masing Gedung Perkuliahan. Didalam aksi ini, KBM Untirta menyampaikan Sembilan tuntutan. Tuntutan tersebut terdiri dari:
- Menolak Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI)
- Menuntut Transparansi dan menolak hutang atas pembangunan Kampus Sindangsari
- Menolak pungutan liar pada pelayanan akademik sarana dan prasarana
- Menuntut Untirta dalam sistem penetapan dan penggolongan UKT dengan tepat sasaran
- Hapuskan jam malam
- Wujudkan fasilitas kampus yang layak dan memadai
- Wujudkan integritas dan tingkatkan kuantitas tenaga pengajar Untirtaa
- Hentikan kriminalisasi dan diskriminasi terhadap Mahasiswa Untirta
- Wujudkan kebebasan berpendapat dan beraspirasi
Muhammad Fadli, selaku Presiden Mahasiswa (Presma) Untirta mengatakan, “Aksi ini didasari berawal dari keresahan dan ada ketimpangan antara realita di dalam kampus, kita mencoba merumuskan di momentum hari pendidikan nasional ini mencoba untuk mengkritisi pihak-pihak yang membuat kebijakan di kita (kampus), karena imbasnya adalah pihak kampus memberikan kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan Mahasiswa,” tuturnya.
Semakin panasnya suasana aksi yang diwarnai dengan para peserta yang ingin memaksa masuk kedalam Gedung Rektorat, akhirnya Suherna selaku WR 3 memberikan klarifikasinya kepada para peserta aksi. Beliau mengklarifikasikan mengenai Sembilan tuntutan yang menjadi pokok bahasan dalam aksi ini.
“SPIN ini diatur oleh SMMPTN di beberapa Perguruan Tinggi. SPIN ini dipergunakan untuk mengacu Untirta mendapatkan akreditasi A dan untuk Mahasiswa,” ungkap WR 3. Beliau juga menjelaskan bahwa pembangunan Kampus C Ciwaru berasal dari Uang Kuliah Tunggal (UKT), bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk saat ini, KBM Untirta dengan Rektor Untirta sudah membuat nota kesepahaman yang ditandatangi oleh Muhammad Fadli selaku Presma Untirta, Kurnia Nugraha selaku WR 2 dan Suherna selaku WR 3 Untirta.
Ketua Umum English Student Association (ESA), Fathan Mubina mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi suatu bentuk kepedulian bahwa Mahasiswa Untirta tidak apatis dan ini juga menjadi sarana bagi Mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi di hari pendidikan nasional ini. Salah satu peserta aksi, yang biasa disapa Apin berharap “harapan saya, tidak adanya komersialisasi pendidikan, pungli dan spin serta tuntutan dari Mahasiswa didengar oleh Rektorat,” tutupnya.
Penulis : Eln, Meg, Dy/BU
Editor : MM/BU