Bidikutama.com – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Movement Community (UMC) gaungkan tagar #StopBayarUKT melalui unggahan media sosial Instagram (IG) @umcbanten_ berjudul “Rektor Pinokio” pada Selasa (26/12). Dalam unggahannya UMC memberikan tanggapan terhadap klarifikasi Untirta perihal turunnya akreditasi kampus. (29/12).
Ada sejumlah poin yang UMC sampaikan, di antaranya mengkritisi ketidaktahuan kampus terhadap pengaruh Program Studi (Prodi) baru jika dinilai secara otomatis. Pihaknya pun mempertanyakan mengapa tidak mengurus secara manual.
“Udah tahu apa belum ini pihak rektorat kalau kelemahan mekanisme akreditasi otomatis itu ada di penilaian PD Dikti? Prodi-prodi baru yang baru aja terakreditasi kan mempengaruhi penilaiannya sampai-sampai bikin akreditasi Untirta jadi turun ke B. Terus kenapa enggak diurus dari awal secara manual lewat mekanisme Borang (alat untuk mengumpulkan data dan informasi untuk menilai mutu perguruan tinggi -red) atau LED?,” demikian bunyi unggahan tersebut.
UMC juga mempertanyakan kesibukan apa yang sedang diurus oleh kampus, hingga mempertanyakan eksistensi pihak rektorat.
“Lagi sibuk apa sih? Lewat presentasi Nadiem Makarim juga jelas disebutkan jika tiap-tiap PT bisa melakukan reakreditasi kapan saja. Untirta juga sadar kalau PT dan juga Prodi dikasih kesempatan reakreditasi pakai
instrumen lama. Sebenarnya kalau emang enggak diurus, lebih baik minta maaf daripada nyari kambing hitam buat disalah-salahin pak,” tulisnya.
Presiden UMC, Ari menjelaskan akan ada upaya lainnya untuk menanggapi polemik turunnya akreditasi Untirta.
“Ada, UMC akan terus mengawal birokrasi yang carut marut, aksi langsung, aksi media dan aksi kreatif lainnya akan kita galakkan,” ujar Ari.
Ari juga menyampaikan saran dan harapannya terhadap kampus Untirta. Ia juga meminta pihak Rektorat menyampaikan permohonan maaf kepada para mahasiswa Untirta.
“Untirta menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh mahasiswa, memberbaiki birokrasi dan memberikan keterbukaan akses informasi, pihak rektorat berhenti merasa sempurna dan tanpa celah dengan upaya-upaya pencitraan yang dilakukan tapi melupakan persoalan-persoalan kecil. Bukan hanya akreditasi, Kerja Kuliah Mahasiswa (KKM), dan almamater. Lebih dari itu, banyak yang perlu direformasi,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, mahasiswa Ilmu Pemerintahan (IP), Gathan menilai adanya tagar tersebut merupakan bentuk dari kekecewaan mahasiswa dari menurunnya akreditasi kampus.
“Dengan adanya unggahan rektor pinokio dan juga tagar stop bayar UKT ini merupakan bentuk ekspresi kekecewaan kita sebagai mahasiswa Untirta. Apalagi yang kita tadinya masuk dengan akreditasi A kemudian harus lulus dengan akreditasi B,” ujarnya.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Michael Alberto, berharap agar kasus penurunan akreditasi kampus tidak terulang kembali
“Saya hanya berharap pihak rektorat bisa berkaca dari permasalahan ini dan segera membenahinya. Saya harap kasus ini pun dapat dijadikan pembelajaran bagi pihak-pihak seperti jajaran fakultas dan prodi agar mereka juga tidak ‘blunder’ dalam melakukan tugasnya,” harapnya.
Reporter : Putri Purnama, Jihan/BU
Penulis : April/BU
Editor : Alvina/BU