Bidikutama.com – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) akan kembali menetapkan Perkuliahan Tatap Muka (PTM) terbatas setelah Ujian Tengah Semester (UTS). Hal ini dituliskan lewat Surat Edaran (SE) nomor B/602/UN43/PK.00.03/2022. (5/4)
Perlu diketahui, sebelumnya Untirta telah mengedarkan surat edaran dengan nomor surat B/92/UN43/PK.00.03/2022 pada tanggal 14 Januari, yang berisi perkuliahan offline sebesar 30% dan 70% online. Namun, kembali gagal dilakukan dengan alasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sesuai dengan surat edaran, nomor T/300/UN43/KP.00.04/2022.
“Kegiatan PTM terbatas ini efektif dilaksanakan setelah kegiatan UTS,” tulis poin kelima SE nomor B/602/UN43/PK.00.03/2022 tentang edaran perkuliahan tatap muka terbatas tersebut.
Pada perkuliahan secara offline ini, jumlah mahasiswa yang hadir pada setiap pertemuannya akan menyesuaikan dengan PPKM level 2, yaitu 50% dari jumlah total mahasiswa.
Irvine Chantyputra, mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) berharap kegiatan tatap muka untuk segera direalisasikan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan.
“Karena kalau jurusan saya sendiri itu lebih banyak prakteknya yang mana itu menjadi softskill. Jadi saya harap ini tidak hanya rencana sih, semoga aja ya, karna butuh banget yang namanya nge-lab offline ketemu temen – temen, bersosialisasi lah,” ujar Irvine.
Sementara itu, mahasiswa Fakultas Hukum (FH), Muhammad Rafli Seftian, berpendapat bahwa regulasi tentang PTM setelah UTS itu tidak efektif.
“Terlalu tanggung dikarenakan mendekati lebaran juga. Mengadakan PTM di pertengahan pembelajaran seperti ini hasilnya tidak efektif dan mahasiswa akhirnya melakukan PJJ kembali. Lebih baiknya PTM ini dilakukan ketika awal semester (semester selanjutnya –red),” ujar Rafli.
Rafli berharap agar kebijakan dibuat dengan rasionalitas yang masuk akal.
“Cobalah bikin kebijakan yang rasionalitasnya masuk diakal, untuk apa dan apa maksud dari PTM di pertengahan pembelajaran seperti ini? Lebih baik kampus membuat regulasi yang dimana kampus 24 jam buka seperti dulu lagi, dikarenakan mahasiswa butuh ruang diskusi di kampus,” tutupnya.
Reporter : Qonita/BU
Penulis : Hanum/BU
Editor : Putri/BU