Bidikutama.com – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melakukan pemeriksaan skrining dan tes urin terhadap mahasiswa baru program Diploma dan Sarjana Tahun Akademik (TA) 2024/2025 sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Diketahui bahwa mahasiswa baru merasa kebingungan karena diharuskan membuat Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) saat pelaksanaan tes urin tanpa adanya informasi sebelumnya. Minggu (21/7)
Pemeriksaan skrining dan tes urin ini dilakukan dalam tiga gelombang, yaitu gelombang pertama pada tanggal 5-7 Juni dan 10-11 Juni 2024, gelombang kedua pada tanggal 8-11 Juli dan 15-18 Juli 2024, dan gelombang ketiga pada tanggal 5-9 Agustus 2024. Dari dua gelombang yang telah dilaksanakan, sejumlah mahasiswa baru mengaku bingung karena setelah melakukan tes urin, pihak bank BNI mengharuskan mereka untuk membuat KTM yang terhubung dengan akun bank. Dengan kata lain, mahasiswa baru harus membuka rekening baru. Padahal, hal tersebut belum pernah diinformasikan secara resmi oleh pihak kampus.
Hikmah Tussyahiroh, Maba Progran Studi (Prodi) Pendidikan Non Formal, merasa jika pembuatan rekening ini terkesan memaksa.
“Menurut saya sedikit memaksa, setelah selesai prosedur tes urin, saya diminta untuk membuat rekening, katanya untuk pembuatan KTM dan harus di waktu itu juga. Tapi, kata kakak tingkat pembuatan KTM itu nanti juga akan dibuatkan oleh kampusnya, jadi saya mau nolak, mau pulang tapi tidak diperbolehkan sama pihak BNI yang ada di situ,” ujar Hikmah.
Menurut Hikmah hal ini sangat disayangkan, dan diharapkan untuk kedepannya agar tidak terulang kembali.
“Kaget, karena tidak ada arahan untuk pembuatan KTM di info resmi Untirta, dan harapan saya semoga tidak ada kejadian seperti lagi di lain waktu.” harapnya.
Berbeda dengan Hikmah, Ferdi Maba Prodi Teknik Kimia, mengatakan jika ini bukanlah pemaksaan, hanya saja membuat bingung karena tidak ada sosialisasi sebelumnya.
“Menurut saya ini bukan pemaksaan, soalnya satpam bilang yang sempat saja. Berarti kalau ga dibuat ktm pada saat itu juga tidak apa-apa. Yang buat saya bingung itu suruh daftar di aplikasi, kok KTM sama akun BNI gitu. Karena banyak yang ga bisa saya ke bank saja kemarin,” jelas Ferdi.
Ferdi berharap untuk kedepannya pihak kampus dapat lebih mempersiapkan hal-hal seperti ini dan melakukan sosialisasi terlebih dahulu.
“Kalau semisal pada saat tes urin itu dijelaskan terlebih dahulu, jangan langsung disuruh ke petugas,” ujar Ferdi.
Sementara itu, Sohib, Satuan Pengaman (Satpam) BNI Sindangsari, mengatakan jika yang dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tes urin ditujukan untuk mempermudah mahasiswa dalam banyak hal.
“KTM ini Mempermudah mahasiswa untuk mengakses banyak hal, seperti mau ke Perpustakaan untuk UAS (Ujian Akhir Semester) dan lain-lain. Kalau sudah tahu kan pasti dibutuhkan dan untuk order juga harus membutuhkan rekening pribadi dulu, katanya.” ucap Sohib.
Sohib juga menambahkan hal ini dilakukan demi kebaikan bersama, agar kedepannya semua mahasiswa mempunyai KTM secara merata.
“Biar mempercepat proses pembuatan juga. Kan sebelumnya banyak yang angkatan 2023 belum punya KTM dan 2024 biar rata semuanya punya KTM,” tutup Sohib.
Reporter : Norma, Nadira/BU
Penulis : Nisa Ananda/BU
Editor : Annisa M/BU