Bidikutama.com – Mahasiswa disabilitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) keluhkan kurangnya perhatian serta fasilitas yang memadai dari pihak kampus. Fasilitas yang kurang memadai serta kepekaan dosen dinilai cukup menghambat kegiatan belajar mengajar. Sabtu (28/04)
Mahasiswa disabilitas Untirta Program Studi (Prodi) Pendidikan Khusus , Putri Indah dirinya sudah beberapa kali mengeluhkan kurangnya fasilitas penunjang bagi dirinya. Sebagai penyandang tuli ia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan temannya terutama ketika mengerjakan tugas kelompok.
Indah bukannya diam saja, ia sempat mengeluhkan hal tersebut kepada pihak kampus. Tapi, respon yang didapat hanyalah janji untuk segera menyediakan fasilitas khusus bagi mahasiswa disabilitas.
“(Saya kesulitan ketika) anggota kelompok tidak memberi arahan, sementara saya hanya yang kesulitan,” kata Putri.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Khusus lainnya, Triyani Alamia Kinanti mengeluhkan hal serupa. Ia merasa beberapa dosen kurang memahami bahwa dirinya merupakan penyandang tuli.
Saat masa perkuliahan daring saja contohmya, Triyani mengaku kesulitan memahami materi perkuliahan yang dipaparkan dosen. Dirinya juga merasa ada diskriminasi kepada dirinya di lingkup mahasiswa.
“Mereka suka mendiskriminasikan dengan saya, mereka suka mengerjakan tugas seperti word, ppt, mereka memaksakan saya mencari artikel, sedangkan saya kesulitan,” imbuhnya.
Triyani juga mengungkapkan kebutuhannya sebagai mahasiswa disabilitas sebagai penyandang tuli membutuhkan akses Juru Bahasa Isyarat (JBI) untuk mempermudah apa yang disampaikan oleh orang lain.
“Saya membutuhkan hanya akses Juru Bahasa Isyarat (JBI),” ujarnya
Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan terkait listening pada tes toefl untuk di tiadakan pada persyaratan sidang skripsi nanti untuk penyandang disabilitas tuli.
“Saya ingin tes toefl tidak dipakai dengan listening bagi penyandang disabilitas tuli,” ungkapnya.
Triyani berharap Untirta kedepannya bisa lebih ramah disabilitas dengan hadirnya fasilitas penunjang serta kepekaan mahasiswa dan dosen terhadap penyandang disabilitas.
“Saya ingin Untirta ramah disabilitas seperti Universitas Brawijaya, kampus inklusif terbaik nomor 1,” harap Triyani.
Dihubungi terpisah, Wakil Rektor Bidang Akademik, Rusmana mengatakan pihaknya telah memberikan fasilitas dan perhatian penuh kepada mahasiswa disabilitas. Hal itu ditandai hadirnya Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling (UPA BK) Untirta sebagai sarana bimbingan untuk mahasiswa Untirta.
“Dengan dibukanya berbagai prodi termasuk prodi berkebutuhan khusus, Untirta berkomitmen melayani mahasiswa, setiap mahasiswa di prodi apa pun,” jelas Rusmana.
Apabila masih ada mahasiswa disabilitas yang merasa kurang diperhatikan, Rusmana menyarankan agar yang yang bersangkutan berkomunikasi kepada UPA BK.
“Sebaiknya mahasiswa tersebut minta bantuan ke UPA Bimbingan dan Konseling (UPA-BK) untuk melakukan bimbingan dan konseling,” ungkapnya.
Reporter : Nadira/BU
Penulis : Natasya/BU
Editor : Ardhilah/BU