Bidikutama.com — Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) berhasil menciptakan produk inovatif bernama “Allitha”, sebuah solusi alami untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Produk ini dikembangkan dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Selasa (28/10)
Salsa Bila Zen, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan IPA sekaligus ketua tim, menjelaskan bahwa ide awal “Allitha” muncul dari hasil riset terhadap permasalahan kesehatan di sekitar kampus. Selain itu berdasarkan hasil riset juga tercatat sekitar 20 orang meninggal dunia akibat DBD pada tahun 2025.
“Dari hasil riset kami, tercatat sekitar 28 orang meninggal dunia akibat DBD pada tahun 2025. Dari situ kami terpikir untuk menciptakan solusi yang bisa membantu masyarakat menghadapi masalah ini,” jelas Salsa.
Produk “Allitha” dikembangkan dengan menggunakan bahan alami seperti bawang putih, serai, dan daun mint. Kombinasi tersebut dinilai mampu berfungsi sebagai pengusir nyamuk yang ramah lingkungan, selain itu bahan alami juga mudah didapat dan tidak mengandung zat kimia berbahaya.
“Kami ingin menciptakan produk pencegah DBD yang efektif tapi tetap aman. Jadi, kami memilih bahan alami yang mudah didapat dan tidak mengandung zat kimia berbahaya,” tambahnya.
Adapun nama “Allitha” sendiri memiliki makna khusus, yang diambil dari singkatan tiga nama latin bahan utamanya, yaitu Allium sativum (bawang putih), Cymbopogon citratus (serai), dan Mentha piperita (daun mint). Dari ketiga nama tersebut lahirlah nama “Allitha” sebagai representasi bahan alami yang digunakan.
“Nama Allitha diambil dari kombinasi nama latin bahan-bahan utamanya,” ujar Salsa.
Sementara itu, Fasya Nurul Fahiya, mahasiswa Pendidikan Biologi, mengungkapkan bahwa produk ini mulai dikembangkan pada Juli 2025, setelah pengumuman resmi terkait PKM. Melalui proses riset dan pengujian intensif, “Allitha” resmi diperkenalkan kepada publik pada akhir September 2025.
“Kalau untuk pengumuman PKM-nya sendiri itu keluar sekitar tanggal 4 Juli 2025, sementara produk Allitha secara resmi launching pada akhir bulan September 2025,” ungkap Fasya.
Saat ini, produk masih dalam tahap pengujian dan validasi. Tim pengembang belum menjual secara luas karena masih menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi halal.
“Kami masih dalam tahap pengajuan izin dan sertifikasi. Setelah semua proses selesai, baru kami akan memperluas jangkauan pemasaran ke masyarakat,” ucap Salsa.
Terakhir, Salsa berharap kehadiran “Allitha” dapat menjadi contoh nyata bahwa solusi terhadap masalah kesehatan seperti DBD dapat ditemukan dari bahan-bahan alami di sekitar kita.
“Kami ingin menunjukkan bahwa solusi terhadap masalah kesehatan seperti DBD bisa datang dari bahan-bahan alami di sekitar kita tanpa harus bergantung pada bahan kimia yang mahal dan beresiko tinggi,” tutupnya.
Reporter: S. Afridatul, Himni A. C. Naya Lestari, Wulan, S. Latifah/MBU
Penulis: Erlinda E/MBU
Editor: Nisa/BU










