Bidikutama.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan acara Pameran Budaya dengan tema “Pendidikan dan Kebudayaan sebagai gerakan pencerdasan generasi berkarakter pancasila” di depan Laboratorium (Lab) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, Rabu (26/4). Acara ini diadakan untuk memperingati hari Kartini dan menyambut hari Pendidikan pada 2 Mei mendatang.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa Untirta bahwa pada tanggal 2 Mei akan diperingati hari Pendidikan. Sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan harus mampu dan mau mengenang acara hari pendidikan ini, tidak hanya untuk memperingati tetapi juga harus memaknai hari pendidikan secara luas. Dengan cara lebih giat dalam menempuh pendidikan, banyak orang yang berlomba-lomba berkuliah untuk mendapatkan gelar semata, banyak orang-orang yang tidak memaknai di setiap proses menempuh pendidikan, hal ini harus di buang jauh-jauh.
“Dengan adanya panggung budaya ini juga supaya mahasiswa menjadi sadar bahwa pendidikan saat ini sudah jauh dari tujuan pendidikan yang sebenarnya. Karena melihat pendidikan saat ini sangat jauh dari tujuan pendidikan maupun pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, bahwa pendidikan adalah hak bagi seluruh warga Negara.” tutur Yogi Sabarudinubara selaku Ketua pelaksana.
Selain panggung budaya juga terdapat beberapa rangkaian acara lainnya seperti diskusi tentang keperempuanan dan diskusi publik. Selain itu, terdapat kegiatan penyaluran bakat mahasiswa yaitu dengan mengadakan berbagai perlombaan seperti lomba desain poster, lomba puisi, dan lomba essay dengan bertemakan pendidikan. Dari poster-poster yang di tampilkan dalam acara berisiskan tentang kritikan mengenai sistem pendidikan yang kini semakin memburuk, seperti kini pendidikan di komersilkan dan yang tak sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Selain itu terdapat penampilan dari beberapa UKM, salah satunya penampilan dari UKM kafe ide.
Yogi berharap pendidikan saat ini dapat kembali pada tujuan awalnya, pendidikan menjadi hak sebagai warga Negara, banyak contoh kasus mengenai masalah pendidikan, misalnya biaya pendidikan yang terlalu mahal sehingga tak seluruh warga Negara dapat mengenyam pendidikan dengan layak, dari hal tersebut harus bekerja sama dengan pemerintah untuk meringankan biaya pendidikan bagi warga Negara yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata. Layaknya pada masa penjajahan Belanda menciptakan pendidikan hanya untuk menjadikan warga Indonesia sebagai pegawai upah murah, kini harus benar-benar di hilangkan dari sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia.
Fatih Ridwan selaku ketua HMJ PBI, sekaligus pengisi acara dalam pembacaan puisi berpendapat “sangat penting, karena acara panggung budaya ini sangat jarang di buka untuk mahasiswa, untuk yang hadir dalam acara terbilang sedikit, namun jika dilakukan secara rutin pasti lebih banyak yang minta. Walaupun acara ini sangat sederhana dan santai namun memiliki esensi yang luar biasa.” Tutupnya.
Reporter: Nv, Ulf, Uw, Hn/BU
Editor: Megah/BU