Bidikutama.com – Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) keluhkan perlakuan petugas satuan pengamanan (Satpam) yang melarang mahasiswa untuk berkegiatan di kampus pada hari libur. Hal tersebut dianggap menyulitkan para mahasiswa yang aktif dalam kegiatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Selasa (14/5).
Mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya ini, mengaku merasa terganggu terhadap perlakuan oknum satpam yang kurang pantas.
“Jujur agak menyebalkan ya, Apalagi akhir-akhir ini banyak lomba dan memang harus stay di sekretariat untuk menyusun berkas lombanya, dan itu bisa setiap hari dan bahkan sampai malem” jelasnya.
Ia juga mengaku sering mendapat perlakuan tidak pantas dari petugas Satpam, seperti pintu sekretariat yang diketuk secara tidak sopan, hingga kalimat teguran yang sering kali terdengar ketus.
“Kehadiran mereka kadang justru jadi gangguan buat kita, beberapa oknum satpam kalau gedor sekretariat juga tidak ada ramah-ramahnya benar-benar seperti preman, bahkan ketika yang ranahnya memang untuk akademik seperti lomba pun mereka tidak percaya, mereka melihat itu hanya alibi mahasiswa saja,” ungkapnya.
Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Ruben, mengungkapkan para pengurus BEM FEB terhalang masuk wilayah kampus karena dianggap belum melakukan konfirmasi kepada petugas Satpam.
“Untuk menuju ke tempat Rapat Kerja, kami mengadakan titik kumpul di kampus Untirta Pakupatan agar semua pengurus berangkat bareng-bareng dan juga briefing. Lalu ketika beberapa dari temen-temen pengurus BEM FEB sudah sampai sempat dilarang untuk masuk oleh Satpam karena (dianggap) tidak ada konfirmasi soal kegiatannya,” jelas Ruben.
Keluhan lain datang dari Wakil Ketua BEM Fakultas Pertanian (Faperta), Irfan, menurutnya dengan adanya larangan aktivitas di hari libur dapat menghambat kegiatan Ormawa dalam mempersiapkan program kerja.
“Oknum petugas Satpam meninggikan nada suara terkadang terjadi. Terutama pada saat kita lagi memperjuangkan hak kita untuk bisaa masuk kampus, tentunya kami sebagai mahasiswa seakan bingung tentang hal itu. Kenapa mereka yang menjalankan tugas tapi saat ditanya, mereka hanya menjalankan tugasnya,” ujar Irfan.
Selaras dengan Irfan, salah satu mahasiswa anggota UKM-Fakultas Tirtayasa Moot Court Comunity (TMCC) yang tidak mau disebutkan namanya, mengungkapkan hal ini merupakan hak mahasiswa atau Ormawa atas penggunaan fasilitas di kampus maupun hanya sekedar berkumpul di wilayah kampus.
“Saya selaku anggota ataupun pengurus UKM saat ada satpam yang melarang aktivitas pada saat weekend sedikit kecewa sih, karena bagaimanapun kita seorang mahasiswa ataupun Ormawa semisal ada kegiatan yang memerlukan fasilitas di kampus ataupun sekedar kumpul di wilayah kampus itu kan merupakan fasilitas kampus dan mahasiswa juga berhak mendapatkan fasilitas itu,” ujarnya.
Hal ini juga terjadi kepada mahasiwa lainnya, mahasiswa yang berinisial “F” juga memberikan keluh kesahnya terkait proses akses untuk masuk/pemakaian fasilitas kampus untuk kegiatan yang diadakan pada hari weekand.
“Sebenernya gue sebagai mahasiswa bingung aja sih, senin-jumat kan kita kuliah, otomatis untuk kegiatan organisasi itu bisanya di sabtu dan minggu, tapi kenapa kok susah banget pinjem ruangan di kampus sendiri” ungkapnya
Menurutnya juga penyerahan KTP agar bisa akses masuk di area kampus itu tidak berhak dilakukan oleh oknum Satpam tersebut terlebih dengan perlakuan yang kurang etis kepada mahasiswa seperti mimik wajah/gestur yang seakan tidak sopan.
“Setiap ditanya alasannya apa, jawabnya perintah atasan terus. Saya apresiasi satpam dan OB yang melakukan SOP kerjaannya, tapi ketika saya mau ambil KTP bisa kali ngga perlu genit gestur dan mimik wajahnya. ya. Mau masuk dimarahi, diomelin, ditahan, diminta ktp. Giliran diminta balik KTP-nya lagi malah bersikap kurang pantas” ujarnya
Ia menyampaikan juga harapannya agar dar pihak kampus memberikan akses lebih untuk mahasiswa dan adanya teguran terhadap oknum Satpam yang bersikap kurang etis.
“Harapan saya sih kampus memberikan akses lebih untuk mahasiswa, misalkan tuh kaya perpus sabtu-minggu juga buka, peminjaman ruangan ngga dipersulit, kalo pinjem ruangan ngga perlu bayar karena mahasiswa kuliah untuk dapet ilmu dan pengalaman, kalo dibatasin sana sini gimana caranya mahasiswa dapet ilmu dan pengalaman” Harapnya
Sementara itu, Didik Gunandri, selaku Komandan Regu (Danru) Satpam Untirta Pakupatan menyatakan bahwa mereka hanya bekerja sesuai dengan intruksi dan MoU (Memorandum of Understanding) antara organisasi petugas Satpam dan Universitas.
“Apabila ingin ada kegiatan di hari libur perlu ada surat izin karna menyangkut masalah keamanan, saya kerja sesuai intruksi dari universitas karna yang membuat MoU dari pihak kampus,” ujar Didik.
Terkait penyerahan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai jaminan, Didik menyampaikan kemungkinan adanya kesalahan persepsi oknum Satpam yang bertugas terkait dengan peraturan yang ada.
“Kenapa harus KTP mungkin yang bersangkutan tidak punya KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), kalo ada yang minta nunjukin KTP (lagi) mungkin anggota saya (Satpam) akan saya tegur lagi,” ujar Didik.
Didik juga mengaku tidak memihak mahasiswa maupun anggotanya. Didik menganggap anggota petugas terlalu padat dan banyak mahasiswa yang tidak izin ketika berkegiatan di kampus saat hari libur dan diatas jam 9 malam.
“Kadang mahasiswa suka mengulur-ngulur waktu akhirnya kita perpanjang waktu kerja dan berujung cekcok, soalnya kalau tidak bersikap keras seperti itu, kita juga kena tegur dari pihak fakultas,” ujar Didik.
Menanggapi keluhan mahasiswa terkait pembatasan penggunaan fasilitas kampus pada hari libur, Didik menyampaikan bahwa masalah merupakan wewenang dari pihak Universitas.
“Kita tidak bisa memutuskan kalo ada surat izin dari atas juga ada batasnya dari mulai sampai selesainya jam berapa bukan Satpam yang menentukan tapi dari pihak atas, contohnya yang masalah nobar (nonton bareng) ditolak, Satpam tidak berani mengambil keputusan,” tegas Didik.
Reporter : Hanif, Tiara, Alfin, Rizqy, Ani/BU
Penulis : Nur Adilah/BU
Editor : Annisa M/BU