Bidikutama.com – Sejumlah Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), melakukan aksi di tengah acara diskusi publik Dies Natalis Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) yang ke-20 tahun, pada Sabtu (10/6) lalu bertempat di Auditorium gedung Fisip, Kampus Sindangsari. (13/6)
Aksi ini dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Untirta Movement Community (UMC). Sekretaris Jendral (Sekjen) UMC, Oki mengungkapkan alasan di balik aksi tersebut adalah bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam menanggulangi permasalahan di Banten.
“Alasannya cukup sebatas kemarahan dan kekecewaan terhadap kinerja Pemprov Banten dalam menanggulangi problem-problem di Banten, seperti angka pengangguran yang menempati peringkat satu, angka putus sekolah menjulang tinggi, beli mobil pajero ambulans padahal di daerah terpencil sana ada seorang ibu yang ditandu karena akses jalannya belum memadai, ” ujar Oki.
Oki juga menyampaikan tuntunan mahasiswa terhadap Pemprov Banten agar bisa segera mengatasi isu yang dibawa oleh pada aksi tersebut.
“Meningkatkan fasilitas, akses pendidikan, dan mengentaskan pengangguran di provinsi Banten, serta bisa segera menyelesaikan sengketa agraria dan kerusakan lingkungan yang ada di Banten,”
Aksi tersebut berjalan selama 10 menit sebelum akhirnya dibubarkan oleh panitia setempat.
Belum usai Oki mengungkapkan terdapat langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh mahasiswa Untirta terkait aksi ini.
“Langkah selanjutnya adalah mengkonsolidasikan isu yang dibawa dengan kawan-kawan mahasiswa lainnya agar bisa merasakan juga hal tersebut dan ikut menyuarakannya,” ujarnya.
Ia berharap terhadap aksi protes yang telah mereka lakukan dapat didengar oleh pejabat publik.
“Harapannya adalah dari beberapa isu yang disampaikan dalam aksi protes tersebut bisa didengar dan dilihat oleh para pejabat Banten dalam acara tersebut.
Ketua BEM Fisip, Rosad Ali, menanggapi terkait aksi protes ini, ia menilai aksi protes tersebut merupakan hal yang biasa terjadi.
“Terkait aksi protes yang terjadi sebenarnya sudah menjadi hal biasa ya yang dilakukan oleh mahasiswa, dan itu mungkin aspirasi yang ingin disampaikan kepada pejabat publik yang hadir di kegiatan tersebut, namun hal itu sedikit membuat acara chaos dan itu diluar dugaan kita civitas Fisip,” ujarnya
Wakil Ketua Dies Natalis Fisip, Ipah Ema Jumiati, menanggapi bahwa kejadian aksi tersebut diluar perkiraan Panitia dan Civitas Fisip, namun sudah bisa ditangani dengan baik
“Kemarin mahasiswa yang melakukan aksi itu di luar perkiraan kita, namun kita berupaya untuk bisa memaklumi dan memastikan kondisinya itu tetap aman dan tidak mengganggu para pihak yang terlibat dalam pengisi acara tersebut, jadi semuanya sudah w ditangani dengan baik,” ujarnya.
Ipah menilai bahwa aksi tersebut kurang tepat disampaikan dalam acara diskusi publik beberapa waktu lalu, dan seharusnya bisa dikomunikasikan dengan baik agar pertanyaan dapat disampaikan secara sopan.
“Kalau dibilang tepat atau tidak tepat ya kurang tepat. Cuma karena sudah terjadi ya kita jadi berfokus pada penanganannya saja karenakan sudah terjadi di luar perkiraan kita, hanya memang baiknya meskinya tidak harus terjadi, ya karena kan meskinya kalau mereka mau hadir itu di konfirmasi begitu, bahwa akan ada apa, pertanyaan seperti apa, yang akan disampaikan sehingga nanti bisa menyampaikannya dengan lebih sopan. Kalaupun memaksa ya kita carikan solusinya, mereka tidak ada komunikasi ke panitia nya,” ujarnya.
Reporter : Aleda, Kirana/BU
Penulis : Alvina/BU
Editor : Uswa/BU