Bidikutama.com – Pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 tinggal menghitung hari. Pengamat asal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Agus Sjafari, menilai bahwa pemilih milenial memiliki jumlah suara yang relatif besar dalam pilkada. (19/11)
“Memang yang pertama kalau pemilih milenial itu terkait dengan jumlah. Jumlah kalangan pemilih milenial atau bisa dibilang juga pemilih pemula itu jumlahnya relatif lebih besar daripada dengan jumlah pemilih yang lain,” ungkapnya, Selasa (17/11).
“Yang lain itu yang dimaksud pemilih yang di atas milenial, kalangan dewasa, itu lebih banyak kalangan milenial, sehingga itu menjadi target,” sambung Agus.
1. Milenial Sumbang Gagasan Baru
Masih kata Agus, pemilih milenial memiliki ide atau gagasan baru, yang diharapkan mampu memberikan sudut pandang baru di bidang pembangunan atau kebijakan bagi pasangan calon (paslon) terpilih.
“Pemilih milenial ini punya ide atau gagasan yang baru, yang diharapkan mampu menyegarkan pembangunan atau kebijakan yang dibuat oleh calon nanti ketika terpilih,” katanya.
2. Milenial Labil Akan Pilihan
Dirinya juga menilai, pemilih milenial memiliki sifat yang labil dalam menentukan pilihannya. Oleh sebab itu, diperlukanlah suatu konsentrasi agar fokus di dalam menentukan pilihan.
“Pemilih milenial itu lebih dinamis dibandingkan dengan pemilih yang lain. Maksudnya begini, memang pemilih milenial itu bisa dikatakan dinamis, dalam arti labil juga, sehingga memang perlu ada konsentrasi untuk memfokusan kepada pemilih milenial itu,” ujar Agus.
3. Milenial Suka Kegaulan-Figur Paslon
Lebih lanjut, Agus juga mengklaim bahwa pemilih milenial menyukai paslon yang bersifat gaul dan memiliki figur tersendiri.
“Figur calon itu memang lebih familiar, lebih dekat dengan kalangan remaja milenial. Ini artinya yang bergaullah, yang mengerti dunia anak-anak muda,” ucapnya.
“Jadi ketika figur itu yang muncul, itu dianggap sangat gaul, dan yang penting dia familiar terhadap teknologi. Kemudian ada program-program yang memang program itu sangat dekat dengan dunia milenial,” pungkasnya.
Program-program yang sangat dekat dengan dunia milenial, lanjut Agus, misalnya yang berkaitan dengan pengembangan seni budaya dan usaha startup.
“Jadi, ada pembinaan atau pelatihan kalangan milenial yang berhubungan dengan bisnis startup, online,” tutup mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta itu.
Diketahui bersama, pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 akan digelar pada 9 Desember 2020.
Keputusan itu diambil saat Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) menggelar rapat kerja dengan sejumlah pihak terkait, Selasa (14/4) lalu.
“Komisi II DPR RI menyetujui usulan pemerintah terhadap penundaan pelaksanaan pemungutan suara pilkada serentak tahun 2020 menjadi tanggal 9 Desember 2020,” ujar Ketua Komisi II DPR, Ahmad Doli Kurnia, dilansir dari CNN Indonesia.
Penulis : Amanda, Bladys/BU
Editor : Rara/BU