Bidikutama.com – Belakangan media dibuat geger dengan ungkapan Gibran Rakabuming Raka, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 pada acara bertajuk “Diskusi Ekonomi Kreatif Bersama Mas Gibran” (03/12) yang menyatakan bahwa ibu hamil harus memperhatikan kadar asam sulfat untuk mencegah stunting pada anak, yang seharusnya merupakan kadar asam folat. Meskipun penyebutannya mirip, asam sulfat dan asam folat merupakan dua zat kimia yang berbeda. (8/12)
Menyadari kekeliruannya, Gibran juga mengoreksi pernyataannya dan mengatakan bahwa sebenarnya asam folat yang dibutuhkan ibu hamil. “Apa sih kemarin aku nyebutinnya, yodium? Oh, salah ya? Oh oke-oke. Mohon maaf, mohon dikoreksi ya. Ya di sana saya nanya apa? asam folat. Kemaren saya nyebutnya apa, asam sulfat? asam folat. Maaf-maaf ya. Maaf, mohon dikoreksi.” Kata Gibran, saat ditanya wartawan setelah menyelesaikan acara bulu tangkis di GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat (04/12).
Adapun Asam sulfat sendiri merupakan zat kimia dengan rumus kimia H 2 SO 4 yang merupakan asam mineral anorganik kuat. Kegunaan utamanya meliputi pengolahan biji mineral, sintesis kimia, pengolahan air limbah, pengilangan minyak, cairan elektrolit aki, pembersih karat, serta bahan pembuat pupuk dan detergen. Zat kimia ini juga merupakan komponen utama hujan asam yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan udara.
Mengutip dari laman Dosen Pendidikan , asam sulfat memiliki massa molar sebesar 98,08 g/mol yang memiliki penampilan berbentuk cairan higroskopis, berminyak, tak bewarna, dan tak berbau. Asam sulfat juga sering dipanggil dengan nama minyak vitriol. Memiliki titik lebur sebesar 10 °C (283 K) serta titik didih sebesar 337 °C (610 K). Asam ini menghasilkan produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan belerang.
Asam sulfat sangat berbahaya bila terkena jaringan kulit karena sifatnya yang korosif. Resiko utama yang didapat karena sifat asam ini sebagai pendehidrasi akan menimbulkan luka bakar pada jaringan kulit dan penghirupan aerosol asap pada jaringan pernapasan. Meskipun asam sulfat tersebut encer, zat kimia ini akan tetap mampu mendehidrasi jika tetesan asam sulfat dibiarkan dalam waktu lama.
Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, meskipun terdapat risiko edema paru jika kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, paparan kronik aerosol umumnya berupa pengikisan gigi. Penelanan asam sulfat juga dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan subakut yaitu kerusakan pada sumsum tulang belakang.
Langkah yang harus dilakukan jika terkena asam sulfat adalah menyiram bagian tubuh yang terpapar dengan udara yang mengalir selama 10-15 menit untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar untuk mencegah kerusakan sekunder. Jika terpapar pada mata, segera siram mata dengan air hangat selama 20 menit lalu pergi ke dokter. Selain itu, asam sulfat pekat (oleum) bersifat berbahaya, karena akan menghasilkan gas SO 2 yang sangat reaktif jika terhirup yang menyebabkan kerusakan paru-paru, adapun cara pertolongan pertama adalah untuk segera mencari udara segar dan pertolongan medis.
Sementara asam folat adalah salah satu jenis vitamin B (B9) yang penting bagi tubuh manusia, yang memiliki rumus kimia C 19 H 19 N 7 O 6. Menurut para ahli, asam folat memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh, terutama dalam pembentukan sel darah merah dan sintesis DNA. Asam folat juga berperan dalam mencegah cacat tabung saraf pada janin, sehingga sangat penting bagi ibu hamil untuk mengonsumsi asam folat secara cukup. WHO (Word Health Organization), merekomendasikan konsumsi asam folat sebesar 0,4-1 mg per hari untuk orang dewasa, sedangkan kebutuhan asam folat pada wanita usia subur dan ibu hamil sekitar 400-600 mikrogram per hari (0,4-0,6 mg/hari).
Asam folat adalah salah satu gugus yang berperan dalam pembentukan DNA pada proses eritropoesis, yaitu dalam pembentukan eritrosit (butir sel darah merah) dan perkembangan sistem syaraf. Asam folat bersifat mudah rusak akibat pemanasan, ringan, dan tidak stabil dalam larutan asam. Mengutip dari Devianty,2013 Kadar asam folat dalam tubuh dapat diperoleh dari makanan seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, telur, gandum, susu, dan hati sapi. Dampak kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan berbagai penyakit seperti anemia megaloblastik, preeklamsi, menghambat perkembangan janin, serta meningkatkan risiko lahirnya bayi prematur dan cacat.
Mengutip dari laman halo sehat terdapat beberapa manfaat dari konsumsi asam folat pada ibu hamil, antara lain yaitu:
- Membantu Kesehatan Jantung , sam folat akan bekerja sama dengan vitamin B lain untuk menurunkan kadar homosistein dalam darah, dimana kadar yang rendah bisa membuat jantung lebih sehat dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah.
- Menurunkan Resiko Penyakit Gangguan Pendengaran , sama dengan folat akan menurunkan kadar homosistein dalam darah, yang mana sangat baik untuk penderita stroke yang sudah pernah mengalami serangan stroke sebelumnya.
- Melindungi Kesehatan Mata dan Lapisan Makula , sebuah sam folat akan bekerja sama dengan vitamin B6 dan B12 untuk melindungi kesehatan mata dan lapisan makula untuk tubuh termasuk untuk orang usia lanjut. Kerusakan lapisan makula dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan.
- Membantu Menurunkan Resiko Depresi , sebuah sam folat yang cukup akan membantu tubuh dan pikiran bisa bekerja dengan baik. Dikarenakan, asam folat bekerja sama untuk membantu proses kesehatan DNA, sistem saraf , dan kesehatan yang dapat mempengaruhi hormon dan enzim dalam tubuh.
- Menurunkan Resiko Penyakit Kanker , suatu folat yang membantu kesehatan sel tubuh dalam proses penggandaan DNA yang sehat dan mencegah terjadinya penularan sel yang bisa berkembang menjadi kanker. Zat kimia ini terbukti dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker lambung, dan kanker serviks.
Setelah mengetahui apa perbedaan dari asam sulfat dan asam folat, dapat dikatakan bahwa kedua jenis asam tersebut merupakan jenis zat kimia yang sangat berbeda manfaatnya walaupun sama-sama dalam jenis asam. Untuk Sobat Bidik, tetap berhati-hati dalam mengambil informasi yang tersebar saat ini. Usahakan untuk menjadi lebih bijak dalam mengambil informasi dari internet ya!
Sumber : innindonesia
Penulis : Tiara Anisa/BU
Redaksi : Annisa Marsya/BU