Bidikutama.com – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) memindahkan dua jurusan pada semester genap 2018/2019, yaitu jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ke Kampus C yang berada di Ciwaru Serang Banten. (15/02)
Pemindahan dua jurusan dari Kampus A Untirta Pakupatan, menyebabkan 4 (empat) ruangan kelas yang berada di lantai 2 Gedung CA Ciwaru mengalami penyekatan. Kelas yang awal mulanya terdapat 4 kelas, kini harus menjadi 8 kelas dengan kapasitas perkelas berjumlah 35 sampai 40 mahasiswa. Hal tersebut, berimbas pada kenyamanan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menjadi terbatasnya sarana dan prasana.
Koordinator Sarana dan Prasarana FKIP, Muhammad menjelaskan pembagian kelas dilakukan sebagai cara untuk mengatasi kekurangan kelas akibat pemindahan jurusan dari Kampus A Untirta. Dan menurutnya penyekatan kelas menjadi 2 bagian tidak memiliki dampak buruk dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
“Dengan adanya ruangan sebesar seperti yang kemarin, itu terlihat longgar sekali, jadi mahasiswa bebas mau duduk di sana dan di sini. Dengan adanya penyekatan, kelas tersebut jadi telihat cukup tertib. Dalam satu kelas berisi 35 kursi, dan itu sangat layak jika dibuat dalam satu kelas dengan ukuran seperti itu” ungkapnya.
Beliau juga menambahkan penyekatan kelas tersebut hanya bersifat sementara dikarenakan tanah yang berada di belakang Untirta Kampus C Untirta baru selesai pembebasan serta nantinya akan dilaksanakan pembangunan gedung di tanah tersebut.
Menurut salah satu dosen Bahasa Inggris, Yudi Junardi “penyekatan ruang kelas tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah jumlah mahasiswa dan luas kelas sesuai dan porsinya sehingga dosen dan mahasiswa bisa nyaman dalam proses belajar dan mengajar di kelas”.
Namun menurut Bayu Suta, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mengatakan bahwa penyekatan kelas dapat mengakibatkan ketidakkondusifan dalam belajar dan mengajar serta memperkecil ruang gerak dalam beraktifitas didalam kelas.
“Saya paling tidak setuju jika itu disebut kelas, saya merasa penyekatan tersebut membuat ruang gerak kita terbatas, kadang juga pengap, setidaknya kalau mau disekat ya agak lebar. Mahasiswa kan (ada) 40, ditambah lagi ada kakak tingkat yang kalau mau ikut gabung di mata kuliah kita bikin tambah pengap. Kalau kita ga ada kelas, ya gausah ditambahin dari kampus A itu dan tunggu sampai gedung dan kelas benar benar siap”, ujarnya.
Selain itu, Bayu juga berharap agar masalah sarana dan prasarana ini agar lebih diperjelas, dan tidak perlu dipaksakan untuk memindahkan semua jurusan jika sarana dan prasarana di kampus ciwaru belum sepenuhnya rampung.
Penulis: Rdyh, Srh, Dy/BU
Editor: MM/BU