Bidikutama.com – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyatakan sikap terkait polemik pembangunan gedung baru Kampus C. Mereka menilai gedung baru masih banyak kekurangan dan terkesan memaksakan. (31/1)
Disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP, Jihad Faiz Azizi, yang sekaligus mewakili KBM FKIP Untirta, Ia menjelaskan pembangunan gedung baru belum mencapai tahap 50%.
“Sebenarnya ada presentasinya untuk bagaimana gedung ini bisa layak ditempati untuk perkuliahan, tapi bisa dilihat pembangunan gedung baru ini belum sampai di tahap 50 persen, tapi kenyataannya sudah ditempati ataupun dipaksakan untuk dijadikan tempat perkuliahan dan ini menjadi polemik yang baru,” ungkapnya.
Jihad juga menyebut, ketegasan pengambilan sikap KBM FKIP Untirta bersama organisasi mahasiswa (ormawa) lainnya tidak bisa bergerak sendiri, tetapi membutuhkan rasa kepedulian dari mahasiswa FKIP sendiri.
Ia pun berharap agar gedung baru secepatnya dirampungkan, serta tuntutan dari mahasiwa difabel tentang dilengkapinya sarana-sarana penunjang mahasiswa difabel segera direalisasikan.
Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKIP, Khusnun A’nillah, melihat permasalahan ini sangat krusial. Ia melihat adanya kekhawatiran dari teman-teman di tengah proses pembangunan. “Ada beberapa runtuhan ataupun hal-hal yang tidak diinginkan itu terjadi,” katanya.
“Kami juga mengharapkan adanya rasa yang sama dari fakultas-fakultas lain demi mewujudkan dan pengoptimalan apa yang dibutuhkan dari setiap mahasiswa Untirta ini,” tambah mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia itu.
Sementara itu, salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Rubi Riski, mengatakan bahwa jurusan Pendidikan Biologi yang awalnya berada di Kampus A dipaksa pindah dikarenakan gedung baru sudah bisa dipakai, tetapi kenyataannya fasilitas masih belum memadai.
“AC tadinya belum ada selama tiga hari, kalau tidak salah mereka belum mendapatkan AC, terus dari akses jalan juga masih becek, seperti tidak ada akses jalan yang memadai, besi juga masih pada keluar,” tuturnya.
“Bagaimana kita mau menciptakan mahasiswa berprestasi kalau dalam segi belajar mengajar aja masih terganggu proses pembangunan,” tutupnya.
Reporter: Dyah, Haerul, Caca, Rara/BU
Penulis: Aira Rara, Risa/BU
Editor: Thoby/BU