Bidikutama.com – Pembangunan ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menuai pro dan kontra. Pasalnya, ada yang menyebut bahwa pembangunan hanya mementingkan pihak investor tanpa memperhatikan habitat komodo. (8/11)
Dikutip dari Republika, pengamat pariwisata sekaligus Founder Temannya Wisatawan, Taufan Rahmadi, memberikan kritiknya atas pembangunan ‘Jurassic Park’.
“Jika proyek tersebut terus dilanjutkan, khawatir bisa berdampak pada tercorengnya nama Indonesia di mata dunia lantaran tidak bisa menjaga komodo yang merupakan hewan purba yang merupakan satwa nasional dan juga menjadi satwa yang dilindungi dunia,” kata Taufan.
Ia mengatakan, Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, telah menetapkan bahwa komodo merupakan satwa nasional yang harus didorong upaya perlindungan dan pelestariannya.
Menurut Taufan, pembangunan Geopark di suatu pulau secara terang-terangan bertentangan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Perlu diketahui, Pulau Rinca di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo adalah kawasan konservasi dengan tujuan untuk melindungi satwa langka, komodo, dan ekosistem lainnya yang ada di wilayah tersebut.
Kawasan itu telah ditetapkan sebagai TN Komodo pada tanggal 6 Maret 1980. Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) mengakui komodo sebagai warisan dunia pada tahun 1991.
Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, menanggapi keresahan masyarakat terkait penolakan pembangunan ‘Jurassic Park’.
“Mereka akan intensif melakukan pengecekan, apakah komodo ada di bawah bangunan, sisa-sisa bangunan, dan di bawah truk pengangkut material,” ujarnya, dikutip dari Kompas.
Di sisi lain, penduduk setempat selama dua tahun ini menolak pembangunan ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca. Mereka menganggap tanpa diubah menjadi modern pun, kunjungan wisatawan ke TN Komodo terus naik dari tahun ke tahun.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya, telah menganggarkan Rp 52 miliar untuk menata kawasan Pulau Rinca yang meliputi bangunan pusat informasi, sentra souvenir, kafe, dan toilet publik.
Kemudian, dibangun pula kantor pengelola kawasan, selfie spot, klinik, gudang, ruang terbuka publik, serta penginapan untuk peneliti dan pemandu wisata (ranger).
Area trekking untuk pejalan kaki dan shelter pengunjung didesain melayang atau elevated agar tidak mengganggu lalu lintas komodo.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas dermaga di Pulau Rinca, dibangun sarana dan prasarana pengaman pantai dan dermaga Loh Buaya dengan biaya Rp 56 miliar yang akan dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air pada tahun 2020 ini.
Penulis : Resti/MBU
Editor : Thoby/BU