Bidikutama.com – Berdasarkan kalender akademik yang telah dirilis, tertera bahwa jadwal kegiatan pengenalan kampus (KPK) akan dilaksanakan pada akhir bulan September. Akan hal tersebut, pihak rektorat mengaku tengah mewacanakan sejumlah teknis pelaksanaannya. (11/6)
Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan, Pengembangan Karir, dan Hubungan Alumni, Suherna, menjelaskan bahwa KPK yang masih dalam tahap perencanaan ini akan dilaksanakan di Kampus Sindangsari, dengan menekankan aturan physical distancing dan protokol-protokol kesehatan.
“Kerjaan KPK itu masih dalam proses perencanaan terkait bagaimana dengan kondisi pandemi ini. Apakah memang per jalur, ini nanti situasi ruangan yang akan dipakai pengenalan (adalah) Kampus Sindangsari,” jelas Suherna saat diwawancarai Tim Bidik Utama.
“Berapa kapasitasnya? Dan tentunya kapasitas per jalur seperti SNMPTN, 900 (maba) kita bagi dua bisa, tapi penekanannya pada bagaimana physical distancing dan protokol kesehatan yang kita lakukan, sehingga nanti penguatan itu dicek kesehatannya, harus jelas kalau rencana nanti akan dilaksanakan di Sindangsari,” sambungnya.
Suherna juga menjelaskan, rencananya pelaksanaan KPK dilakukan dengan membagi mahasiswa secara bertahap sesuai dengan jalur masuk masing-masing.
“Nanti lihat kondisi new normal dan kondisi pandemi dulu. Bapak rencana kalau sudah penerimaan SNMPTN diterima nih, 900 maba ini bisa kita laksanakan per tahap, seperti SNMPTN dulu, nanti SBMPTN, nanti UMM. Harapannya seperti itu karena terkait dengan kondisi ini enggak boleh banyak orang, enggak boleh harus ketemu. Ini kan masih dalam perencanaan, ingin bapak sih seperti itu, tapi dengan protokol kesehatan yang ketat,” ungkapnya.
“Nah kita rencana satu hari gitu, enggak bisa dua hari, dengan kondisi kita harus maklumkan. Itupun baru rencana, takut khawatir ketika kita laksanakan menyalahi protokol kesehatan,” katanya saat ditanya soal pelaksanaan KPK tingkat fakultas dan jurusan.
Suherna juga menambahkan teknis KPK nantinya akan diputuskan oleh Rektor. Selain itu, kebijakan KPK perguruan tinggi lain akan dijadikan referensi bagi Untirta.
“Ini baru konsep-konsep saja, nanti kita bicarakan, nanti Pak Rektor juga yang memutuskan dan juga nanti semualah yang bisa bagaimana kondisi pandemi Covid-19 ini pengenalan kampusnya seperti apa. Nantikan kita given juga, artinya melihat juga perguruan tinggi yang lain,” tutup Suherna.
Menanggapi hal ini, maba jalur masuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) berinisial YS setuju akan KPK yang menerapkan physical distancing. Katanya, lebih baik KPK itu diterapkan dengan physical distancing daripada secara daring.
“Ya kalau menurut aku ya, aku sendiri lebih pilih ospek dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dari pemerintah, ketimbang kita harus ospek online. Menurut aku kayak kurang worth it kalau kita maba harus ospek online karena beberapa dari mereka (maba -red) ada yang tidak punya laptop, apalagi juga bakalan boros kuota,” ujar YS.
“Walaupun enggak ada yang menjamin bakal tertib, tetapi kalau dikasih opsi juga, mungkin lebih banyak pilih ospek dengan menerapkan physical distancing. Selama kita masih mengacu pada protokol kesehatan pemerintah, menurut aku sih akan baik-baik saja, misalnya seperti cek suhu tubuh, menggunakan masker, dan disediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer,” tandasnya.
Reporter : Amanda/BU
Penulis : Aira/BU
Editor : Rara/BU