Bidikutama.com – Sejumlah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merasa terganggu atas proyek renovasi Laboratorium Bimbingan dan Konseling (BK) dan Pendidikan Seni Pertunjukan Kampus C Untirta yang belum kunjung rampung. (14/2)
Akibat hal ini, banyak Mahasiswa FKIP yang mengaku kebingungan akan perubahan-perubahan jadwal sebagai akibat dari bentroknya penggunaan ruang kelas lintas jurusan.
Dea Berlian selaku mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengungkapkan kerugian yang Mahasiswa FKIP rasakan akibat perubahan jadwal yang diterapkan.
“Karena bentrok, salah satu pihak jurusan gagal kuliah. Terus kalau ada jadwal bentrok kan bisa menyebabkan jadwal berubah, seperti misalkan yang seharusnya hari Jumat maju jadi hari Selasa, itu sangat mempersulit kami sebagai mahasiswa, harus bikin tugas buru-buru atau deadline, cukup menyita waktu dan tenaga, apalagi kalau tugasnya berupa bikin produk atau tugas-tugas yang membutuhkan waktu cukup lama, kan itu menyulitkan,” tuturnya saat diwawancarai oleh Tim Bidik Utama.
Sama halnya dengan Ketua Umum (Ketum) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) BK, Gagah Gilang Purnama, yang angkat bicara mengenai keresahannya akan proyek yang tak kunjung usai. Dirinya mengatakan bahwa proyek renovasi memakan waktu yang sangat lama.
“Renovasi itu dimulai di akhir Desember sampai sekarang sudah pertengahan Februari. Itu sudah memakan waktu sebulan-dua bulan gak beres-beres, padahal cuma ningkatin atap, tapi sulitnya bukan main lamanya, dampaknya kerasa banget,” keluhnya.
Dengan diadakannya renovasi ini, diharapkan agar renovasi secepatnya dirampungkan supaya tidak ada lagi bentrok-bentrok jadwal perkuliahan lintas jurusan.
“Harapannya untuk para petinggi, para birokrat, atuh mangga secepatnya dibereskan, diselesaikan. Karena kita juga pasti butuh lab, itu kan tempat kita belajar, konseling, dan praktikum di situ. Segera diselesaikanlah, jangan kita mengambil hak orang lain, mengambil kelas orang lain. Kasian juga kan kita rebutan bangku. Padahal pembayaran UKT di sini harusnya sebandinglah dengan apa yang kita dapatkan. Secepat mungkin selesaikan pembangunannya,” harap Gagah.
Selain mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM), tak sedikit barang-barang tergeletak di depan ruang kelas. Hal serupa dikatakan oleh Ajeng Aini Qalbina, Ketum Himpunan Mahasiswa Pendidikan Seni Pertunjukan (Hima Seni), yang menyebut banyak aset dari jurusannya yang tergeletak sembarangan.
“Kalau barang yang berceceran sangat jelas kita pun kecewa, tiba-tiba lukisan, alat musik tradisi, sound, artistik teater, semuanya disimpen ngasal, apalagi tadinya alat musik tradisi mau disimpen di pelataran gedung, dan akhirnya debat lah antara Ketua Umum Hima Seni 2019 dengan Pak Mamat,” ujarnya.
Mamat selaku salah satu Staf Office Boy (OB) Kampus C turut menanggapi hal tersebut. Mamat mengaku bahwa tindakan tersebut dilakukan atas intruksi dari atasan. “Saya sebagai staf gak mungkin melakukan suatu hal tanpa adanya intruksi dari pimpinan, tapi segala sesuatu ada miskomunikasi atau gimana, namanya manusia kan,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa proyek renovasi akan rampung dalam 10 hari ke depan, dengan catatan apabila tidak ada halangan.
Reporter: Caca, Ratu/BU
Penulis: Aira, Amanda/BU
Editor: Rara/BU