Bidikutama.com – Digabungnya toilet perempuan dan laki-laki di lantai 2 Gedung A Kampus Pakupatan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) memicu keresahan mahasiswa. Anggota Satuan Petugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Untirta, Nanah Sujanah, sampaikan akan menginvestigasi lebih lanjut terkait hal ini. (14/3)
Menurut Nanah, perlu dilakukan investigasi terlebih dahulu oleh tim Satgas PPKS Untirta untuk memastikan kebenaran kondisi toilet yang dikeluhkan mahasiswa.
“Nanti kita lihat dulu ke sana. Kalau memang iya, berarti ini kita harus benahi. Harus lebih baik. Tidak boleh tetap seperti itu. Karena salah satu (bentuk) pencegahan adalah meminimalisir pertemuan antara mahasiswa dengan mahasiswi apalagi di tempat yang sensitif,” ungkapnya.
Sebelumnya Nanah juga mengaku telah berkomunikasi dengan Kepala Biro (Kabiro) Kepala Biro (Kabiro) Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan melalui telepon.
Jika setelah dilakukan investigasi nantinya terbukti kondisi yang dikeluhkan oleh para mahasiswa, Nanah memastikan tim Satgas PPKS Untirta akan segera melakukan tindakan dalam bentuk pelaporan ke pimpinan dan bersama-sama menindaklanjuti untuk memisahkan toilet laki-laki dan perempuan.
Jika setelah dilakukan investigasi nantinya terbukti kondisi yang dikeluhkan oleh para mahasiswa, Nanah memastikan tim Satgas PPKS Untirta akan segera melakukan tindakan dalam bentuk pelaporan ke pimpinan dan bersama-sama menindaklanjuti untuk memisahkan toilet laki-laki dan perempuan.
“Jangan sampai sebelum diperbaiki terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Nanti ada imbauan dan permintaan dari tim Satgas kepada yang berwenang, seperti sarana prasarana, Kabiro atau rumah tangga yang terkait dengan kewenangan itu,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Hukum (FH), Sindy Nur Fitriyani ikut bersuara. Ia menyayangkan kondisi toilet perempuan dan laki-laki di Gedung A yang belum dipisah.
“Menurut saya kenyamanan dan keamanan di toilet itu penting, tetapi karena masih dicampurnya toilet ini membuat kenyamanan dan keamanan terutama bagi perempuan jadi berkurang,” ujar Sindy.
Sindy menyampaikan sarannya sebagai mahasiswa Untirta yang menempati gedung tersebut.
“Lebih baik Untirta atau dari pihak fakultas segera memisahkan antara kamar mandi wanita dan laki-laki, demi kenyamanan dan keamanan bersama. Karena kami punya privasi masing masing,” tutupnya.
Reporter : Dea/BU
Penulis : Annisa M, Shelvi/BU
Editor : Tebi/BU