Bidikutama.com – Aliansi Gerakan Untirta menggelar aksi sebagai salah satu bentuk kritik terhadap pejabat kampus di Kampus Untirta Sindang Sari pada Jumat (13/10). Aksi ini dilakukan lantaran pada usia ke-42 Tahun, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dianggap gagal oleh mahasiswa. (14/10)
Kegagalan ini disuarakan dengan menuntut 15 belas poin penting, yaitu:
- Tolak PTN-BH .
- Menolak pembungkaman ekspresi dalam kampus
- Cabut UU Pendidikan Tinggi No.12 tahun 2012
- Realisasikan anggaran 20% untuk sektor pendidikan
- Hapuskan uang pangkal
- Berikan penggolongan ulang UKT sesuai tingkat kemampuan ekonomi rakyat
- Tolak kurikulum pendidikan yang melayani kepentingan pasar bebas (MBKM)
- Berikan kebebasan berekspresi terhadap pelajar mahasiswa.
- Melawan segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan
- Melawan kekerasan seksual dalam kampus
- Mendukung gerakan-gerakan demokratis perempuan
- Fasilitasi Akses Sarana & Prasarana ( Privatisasi Pendidikan)
- Transparansi Alokasi Anggaran Kampus Untirta Secara Keseluruhan
- Tolak Pungli Di Sekitar Ranah Pendidikan Kampus
- Kampus Yang Ramah Terhadap Disabilitas
Ketua Komite Komisariat Untirta, Hendra Gosana menjelaskan bahwa aksi ini digelar sebagai bentuk kekritisan mahasiswa terhadap apa yang terjadi. Aksi ini tidak hanya digelar semata-mata sebagai peringatan, tetapi juga bentuk penuntutan terhadap visi dan misi Fatah Sulaiman selaku rektor periode 2023 – 2027.
“Kalau misalnya nanti enggak sesuai dengan tuntutan kita, pasti bakal melakukan aksi tambahan,” jelas Hendra.
Ia berharap aksi ini menyadarkan pihak kampus bahwa mahasiswa juga berperan sebagai badan pengamat kebijakan.
“Saya berharap dengan adanya gerakan mahasiswa ini bisa menjadi fungsi pengawasan kepada kampus agar Untirta tidak sewenang-wenang dalam kekuasaan dan tugasnya,” tambahnya.
Salah satu peserta aksi yang juga merupakan Ketua Umum Untirta Movement Community (UMC), Arif menyebut sempat ada aksi pembungkaman oleh pihak keamanan kampus.
“Hati-hati provokasi dari sekuriti kampus, tadi (ada) pembungkaman sebelum kita berangkat,” kata Arif.
Ia ingin mahasiswa bisa melihat keadaan kampus secara objektif. Hal ini merupakan upaya dalam mengevaluasi kinerja pihak rektorat.
“Ya kembali lagi ke visi misi Untirta, mau enggak mau universitas itu menjadi penunjang untuk memperbaiki kehidupan bangsa,” pungkas Arif
Reporter : Arif/BU
Penulis : Aya, Jihan/BU
Editor : Adi/BU