• Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Minggu, 9 November 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
SUBSCRIBE
BidikUtama.com
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
BidikUtama.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Beranda Berita Mahasiswa

Sherly: Ada Empat Faktor Pemicu Radikalisme

25 Mei. 2021
pada Berita Mahasiswa
0
Sherly: Ada Empat Faktor Pemicu Radikalisme

Sherly Annavita Rahmi (Dok. Istimewa)

119
DILIHAT
Bagikan

Bidikutama.com – Radikalisme sering diartikan sebagai pemahaman yang menyimpang. Terminologi tersebut kerap digunakan untuk merujuk pemahaman atau perilaku individu yang telah melakukan perbuatan destruktif mengatasnamakan agama atau etnis tertentu. Lalu sejauh mana kita perlu tahu tentang radikalisme ini?

Motivator sekaligus Influencer, Sherly Annavita, dalam webinar nasional tentang Milenial dalam Pusaran Radikalisme yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurnalistik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menjelaskan bahwa melihat dari siapa saja pihak yang terlibat, mulai dari pelakunya, medianya, dimana, dan terlibatnya nanti ke etnis dan kepercayaan tertentu, setidaknya ada empat faktor pemicu radikalisme.

1. Faktor sosial politik.
2. Faktor kebijakan pemerintah (political will)
3. Faktor media
4. Faktor emosi keagamaan-etnik

Sherly kemudian menyebutkan bahwa media menjadi alat penting untuk membingkai bagaimana publik memandang sesuatu dalam hal ini berkaitan dengan radikalisme itu sendiri.

“Media, mau tidak mau, suka tidak suka ini menjadi salah satu tools penting untuk memframing bagaimana publik melihat segala sesuatu.

terlepas dari sekarang mulai banyak media alternatif seperti sosial media untuk memberitakan, yang artinya siapa saja bisa memberikan informasi,” tutur Sherly.

Faktor lain yang lebih lanjut dibahas Sherly yakni emosi keagamaan-etnik, dimana biasanya perasaan atau emosi ini yang kemudian paling banyak menimbulkan perpecahan. Mereka biasanya akan memanfaatkan kemarahan agama atau etnik tertentu dalam memecah belah.

“Yang paling bisa membuat kemarahan, kekecewaan, kesedihan mainannya adalah dengan feeling adalah dari sudut pandang budaya bangsa atau etnik tertentu. Jika itu bisa disentuh maka otomatis kemarahan itu akan muncul,” ungkapnya.

Radikalisme dan terorisme mengabaikan nilai kemanusian. Dan ini tidak mewakili agama apapun sebutnya.

Sekarang adalah era di mana kita bukan lagi haus informasi melainkan mabuk akan informasi, Sherly menyarankan bahwa sesuatu itu dimulai dari diri kita sendiri. Misalnya saat bergaul, mulai mengikuti kajian cek dulu apakah kajian atau komunitas yang diikuti itu eksklusif atau tidak, tertutup atau tidak, atau mengajarkan yang benar atau tidak.

“Apapun agama kita, apapun keyakinan kita, kita pastikan implementasi dalam kehidupan sehari-hari pemahaman kita terhadap ajaran dari keagamaan kita sesuai dengan konsep besar yang diajarkan.

Bahwa tidak ada agama yang mengajarkan radikalisme, kita semua adalah ambasador dari keyakinan, budaya, etnis kita masing-masing.

Dengan kata lain kita memastikan apa yang kita pelajari sesuai dengan konsep dasar dari agama yang kita pelajari. Perbanyak membaca, mendengar dan jejaring untuk kita jauhi praktik-praktik radikalisme,” kata Sherly.

Ketika ada dari media yang menyebutkan korban dari radikalisme, maka ia adalah yang dikorbankan, ia yang menjadi korban cuci otak atau brainwash seolah-olah menggunakan identitas dari agama tertentu.

Maka sebetulnya yang salah bukanlah agamanya, melainkan implementasi otaknya yang dikritisi. Pada akhirnya radikalisme, terorisme, termasuk ekstremisme itu menimbulkan perpecahan.

“Kalau ada yang kita rindukan sekarang sebagai warga negara Indonesia saat ini adalah persatuan,” ungkap Sherly.

Reporter : Diah, Amiroh/BU
Penulis : Hanum/BU
Editor : Hafidzha/BU

Tag: beritaberita kampusBerita Mahasiswaberita serangberita untirtamahasiswaradikalismewebinar
KirimBagikanTweetBagikan
Pos Sebelumnya

Destinasi Wisata Banten Dibuka Kembali, Mahasiswa Berikan Tanggapan

Pos Selanjutnya

BEM KBM-UKM Universitas akan Dikukuhkan secara Hybrid

BERITA TERKAIT

Mahasiswa Untirta Raih Bronze Award, pada Ajang INVIIC 2025

Mahasiswa Untirta Raih Bronze Award, pada Ajang INVIIC 2025

7 Nov. 2025
10
Ekspresi Gender Mahasiswa Untirta Saat Wisuda Tuai Beragam Tanggapan

Ekspresi Gender Mahasiswa Untirta Saat Wisuda Tuai Beragam Tanggapan

8 Nov. 2025
94
Pos Selanjutnya
BEM KBM-UKM Universitas akan Dikukuhkan secara Hybrid

BEM KBM-UKM Universitas akan Dikukuhkan secara Hybrid

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

Implementasi Hibah PKM, Jurusan BK Adakan Pengabdian

Implementasi Hibah PKM, Jurusan BK Adakan Pengabdian

12 Agu. 2022
30
72 Tahun Merdeka, Pendidikan Tak Jua Merata

72 Tahun Merdeka, Pendidikan Tak Jua Merata

12 Agu. 2017
190

Berita Populer

Ekspresi Gender Mahasiswa Untirta Saat Wisuda Tuai Beragam Tanggapan

Ekspresi Gender Mahasiswa Untirta Saat Wisuda Tuai Beragam Tanggapan

8 Nov. 2025
94
Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum

Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum

24 Okt. 2025
42.9k
Rendahnya Tingkat Literasi dan Numerasi Indonesia: Alasan dan Solusinya

Rendahnya Tingkat Literasi dan Numerasi Indonesia: Alasan dan Solusinya

5 Mei. 2024
3.7k
Tragedi Kawin

Tragedi Kawin

20 Mei. 2022
2.6k
Tim EDC Untirta Raih Juara 2 Ajang NUDC 2025

Tim EDC Untirta Raih Juara 2 Ajang NUDC 2025

1 Nov. 2025
45
Mahasiswa Keluhkan Banyak yang Merokok Sembarangan di Lingkungan Kampus Untirta

Mahasiswa Keluhkan Banyak yang Merokok Sembarangan di Lingkungan Kampus Untirta

23 Feb. 2024
296

Komentar Terkini

  • Wyndjo pada Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum
  • Sumsar pada Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum
  • Sumar pada Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum
  • Babet pada Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum
  • Babet pada Gibran Gandeng Dosen FH Untirta Hadapi Gugatan Hukum

BidikUtama.com

Redaksi Bidik Utama menerima karya berupa cerpen, opini, dan resensi. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan asal instansi/Universitas. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke redaksi@bidikutama.com

Kategori

  • Akademik
  • Berita Mahasiswa
  • bidikutama
  • Cerita Pendek
  • Feature
  • FKIP
  • Hardnews
  • Inspirasi
  • IOC
  • Jalan-Jalan
  • Karya Mahasiswa
  • Opini
  • Portugis
  • Prestasi Mahasiswa
  • Puisi
  • Resensi
  • softnews
  • Sosok
  • Suara Kita
  • Sudah Tahukah?
  • Tentang Bidik Utama
  • Usaha Mahasiswa
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. | Awan Studio

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. | Awan Studio